TRIBUNTRAVEL.COM - Viral seorang wanita yang menyumbangkan mayat suaminya buat sains.
Wanita ini menyumbangkan jasad suaminya ke badan militer di Amerika Serikat.
Baca juga: Fashion Show di Tengah Perang, Tekat Rusia Mengurangi Dominasi Amerika Serikat dan Eropa

Baca juga: 8 Tempat Wisata Berhantu Paling Seram dan Menakutkan di Amerika Serikat untuk Merayakan Halloween
Sayang, tubuh sang suami justru dijadikan alat percobaan bom oleh tentara AS.
Untuk diketahui, sebagai latar belakang informasi, setiap tahunnya, 20.000 orang di Amerika Serikat memutuskan untuk menyumbangkan tubuh mereka untuk ilmu pengetahuan setelah meninggal.
Baca juga: 40 Fakta Unik Los Angeles, Kota Terpadat Kedua di Amerika Serikat setelah New York City
Baca juga: 9 Kota Paling Terjangkau di Amerika Serikat Buat Liburan Hemat Anggaran
Hal ini dilakukan agar tubuhnya tak terbuang sia-sia, dan dapat digunakan untuk penelitian dan pendidikan.
Namun meskipun 47 dari 50 negara memiliki peraturan donasi tubuh dan organ melalui Uniform Anatomical Gift Act, terdapat 'pasar gelap jenazah manusia'.
Dalam laporan Agen Khusus FBI Paul Micah Johnson, ia menyelidiki masalah ini selama sekitar satu dekade terakhir.
Ia mengungkap faktanya di CBS News tahun lalu:
"Penelitian dan pendidikan medis, khususnya pendidikan, adalah istilah dan pasar yang samar-samar."
"Tidak bisa didefinisikan dengan jelas bahkan dalam Uniform Anatomical Gift Act sendiri."
“Penyesatan terhadap keluarga di industri ini cukup umum terjadi.”
Steve Hansen, sang suami memang selalu berharap agar tubuhnya nanti didonorkan setelah meninggal.
Namun, ketika dia meninggal pada tahun 2012 karena sirosis hati, dokter mengatakan organnya tidak cukup sehat untuk disumbangkan.
Pada saat itu, pekerja rumah sakit menyarankan kepada istrinya Jill Hansen agar jasadnya disumbangkan untuk ilmu pengetahuan.
"Apa yang saya bayangkan adalah dia berada di fasilitas medis," ungkap Jill Hansen.
"Saya hanya berpikir, jasad suamiku ini bagus bagi mereka yang mau belajar tentang akibat dari alkoholisme dan pengaruhnya terhadap tubuh."
Namun, kenyataannya tidak demikian.
Setelah diangkut ke Pusat Penelitian Biologi di Arizona, jenazah Steve dijual ke Departemen Pertahanan.
“Mereka memberi tahu saya secara spesifik bahwa suami saya telah digunakan sebagai boneka uji coba dalam simulasi ledakan mobil perang Humvee,” jelas istrinya.
Jenazahnya dijual oleh pendiri BRC Stephen Gore tanpa persetujuan Jill.
Jasad Steve Hansen digunakan untuk berbagai uji militer dan balistik, yang menurut dokumen pengadilan mengakibatkan 'mutilasi dan penodaan total terhadap jenazah donor'.
Jill pun merasa terpukul dengan informasi yang ia dapat:
"Saya sangat terpukul. Saya tidak akan pernah melakukannya jika saya tahu. Saya terus meminta maaf pada suami saya."
Ketika FBI menggerebek gudang Stephen Gore pada tahun 2014, tak sedikit kasus yang memilukan terungkap.
Keluarga dari pemilik jenazah memerlukan terapi trauma.
Stephen Gore dijatuhi hukuman satu tahun penjara dengan empat tahun dengan pembebasan bersyarat.
Sedangkan bagi Johnson, ia percaya bahwa meskipun industri donasi tubuh sangat penting untuk penelitian ilmiah, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap militer Amerika Serikat.
"Alangkah baiknya jika ada satu pedoman untuk semua orang," ungkap Johnson.
"Idealnya hal ini bersifat federal dan mencakup semua orang yang berhubungan dengan bagian tubuh manusia, baik organisasi nirlaba maupun nirlaba, semuanya berada di bawah satu aturan."
Baca juga: 10 Negara Bagian Amerika Serikat Terbaik dan Terburuk untuk Berkendara
Lainnya - Viral seorang wanita yang dinyatakan meninggal tiba-tiba hidup kembali.
Padahal diketahui wanita itu sudah 5 jam berada di kamar mayat.
Hidupnya wanita itu secara tiba-tiba mengejutkan pihak rumah sakit.
Sayang, nasib wanita itu berakhir tragis setelahnya.
Dilansir Eva.vn pada 28 Februari 2024, insiden itu terjadi di Rumah Sakit Umum San Juan de Dios, yang terletak di ibu kota Guatemala, Guatemala tengah.
Juru bicara rumah sakit mengatakan wanita tersebut dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Dia "menunjukkan tanda-tanda malnutrisi parah dan memiliki riwayat penyakit kejang dan kelumpuhan otak."
Segera setelah tiba di rumah sakit, wanita tersebut dibawa ke ruang perawatan intensif dan dihubungkan dengan peralatan namun akhirnya tidak dapat diselamatkan.
Setelah 30 menit perawatan darurat, dokter menyatakan wanita tersebut meninggal.
Setelah itu, jenazahnya dipindahkan ke kamar jenazah sesuai ketentuan rumah sakit.
Sekitar 5 jam kemudian, staf di kamar mayat pergi untuk memeriksa dan terkejut saat melihat kantong jenazah wanita tersebut bergerak.
Mereka segera membukanya dan terpana melihat gerakan tak sadar pada tubuh wanita tersebut yang menandakan dia masih hidup.
Sebuah video yang tersebar di jejaring sosial menunjukkan staf bergegas membawa wanita tersebut kembali ke ruang gawat darurat.
Dokter berusaha menyadarkan wanita tersebut, namun pada akhirnya, dia tetap tidak menunjukkan tanda-tanda vital dan dinyatakan meninggal untuk kedua kalinya.
Setelah keluarga wanita tersebut mengetahuinya, mereka sangat terluka, terpukul dan kesal.
Rumah Sakit Umum San Juan de Dios meminta maaf dan menawarkan dukungan kepada keluarga melalui masa sulit ini.
Saat ini, belum jelas apakah pihak berwenang Guatemala akan menyelidiki insiden ini atau tidak.
Namun, insiden tersebut memicu gelombang kemarahan opini publik.
Seorang netizen meninggalkan komentar yang mengatakan: "Sistem kesehatan di Guatemala sangat buruk."
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Pedih, Istri Niat Sumbangkan Jasad Suami untuk Sains, Mayat Malah Jadi Uji Coba Bom, Tubuh Tercecer!
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.