TRIBUNTRAVEL.COM - Ada beragam kasus pembunuhan yang pernah terjadi Indonesia.
Sejumlah kasus pembunuhan di Indonesia ini ternyata belum terpecahkan hingga sekarang.
Baca juga: 5 Fakta Kasus Pembunuhan Pria dalam Sarung di Pamulang, Pelaku Baru 4 Bulan Kerja dengan Korban
Baca juga: 3 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper, Sempat Disetubuhi Pelaku
Pelaku dari kasus pembunuhan ini masih melenggang bebas.
Dilansir dari TribunTrends, berikut 3 kasus pembunuhan yang menggemparkan di Indonesia dan masih belum terpecahkan hingga sekarang.
Baca juga: Dikira Lubang Tikus, Penghuni Kontrakan di Makassar Syok Temukan Makam Korban Pembunuhan
1. Akseyna Mahasiswa UI

Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan Mengerikan di Singapura yang Terjadi Pada Tahun 2000an, Malangnya Nasib Nonoi
Akseyna ditemukan tak bernyawa di Danau Kenanga, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, pada 26 Maret 2015.
Akseyna merupakan mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI.
Saat pertama kali ditemukan, korban diduga bunuh diri.
Jasad Akseyna saat itu ditemukan oleh seorang mahasiswa UI bernama Roni dengan posisi mengambang di Danau Kenangan sekitar pukul 09.00 WIB.
Korban terlihat masih menggunakan ransel berisi sejumlah batu yang diduga untuk menenggelamkan jasad tersebut.
Jasad itu pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi.
Kasat Reskrim Polresta Depok saat itu, Kompol Agus Salim, mengatakan, korban diduga bunuh diri karena polisi yang tengah menyelidki kasus tersebut menemukan sepucuk surat wasiat tertempel di dindin kamar kos Akseyna.
"Dugaan sementara bunuh diri. Kami menemukan semacam surat wasiat korban," kata Agus.
Surat wasiat itu berisi tulisan tangan dalam bahasa Inggris yang menyiratkan pesan terakhir korban.
Pada surat itu tertulis "Will not return for please don't search for existence, my apologies for everything enternally."
"Tulisannya pakai bahasa Inggris. Intinya, korban enggak mau dicari dan (meminta) permohonan maaf," ucap Agus.
Ayah Akseyna, Kolonel (Sus) Mardoto, melihat ada sejumlah kejanggalan terkait kematian putranya.
Ada luka lebam pada tubuh Akseyna.
Keberadaan sejumlah batu yang ditemukan di dalam tas korban juga dicurigai sang ayah.
Selain itu, Mardoto tak yakin secarik kertas yang diduga surat wasiat itu ditulis putranya.
"Kalau bunuh diri tidaklah perlu melakukan cara serumit itu (menulis surat wasiat)," ujar Mardoto.
Polisi saat itu tak berhenti menyelidiki. Sejumlah saksi, barang bukti, dan hasil visum kembali diperiksa.
Penyidik juga memanggil saksi ahli grafolog dari American Handwriting Analysis Foundation Deborah Dewi untuk memberikan keterangan terkait tulisan tangan pada surat itu.
Hasilnya, Debora menyatakan bahwa tulisan tangan pada surat itu bukan tulisan tangan Akseyna.
Polisi kemudian berkeyakinan Akseyna adalah korban pembunuhan.
"Yang bisa diketahui adalah korban meninggal diduga bukan karena bunuh diri,” ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya saat itu, Komisaris Besar Krishna Murti.
Hal lain yang memperkuat dugaan itu ialah hasil visum yang menyimpulkan Akseyna diduga tidak sadarkan diri sebelum dicemplungkan ke danau.
Pada paru-paru Akseyna juga terdapat air dan pasir. Hal itu tidak akan ditemukan apabila korban sudah tidak bisa bernapas.
Selain itu, adanya robekan di bagian tumit sepatu Akseyna memperkuat dugaan bahwa ada upaya penyeretan korban.
Krishna saat itu kembali menyangsikan bahwa Akseyna tewas karena bunuh diri.
"Danaunya dangkal. Kalau dia bunuh diri, kenapa tidak nyemplung di laut. Menenggelamkan diri itu proses bunuh diri yang sangat lambat. Kalau mau bunuh diri, kenapa tidak loncat saja dari atap gedung," kata Krisha.
Meski telah yakin bahwa Akseyna merupakan korban pembunuhan, polisi kesulitan mengungkap kasus tersebut.
Dengan demikian, kasus kematian Akseynya masih menjadi misteri sampai saat ini.
2. Noven Pelajar di Bogor

Baca juga: Kasus Pembunuhan yang Dingin Pada 1980 Akhirnya Terpecahkan, Bukti dari Permen Karet
Seorang pelajar SMK Baranangsiang bernama Adriana Yubelia Noven ditemukan tewas bersimbah darah, di belakang Masjid Raya Bogor, Bogor Timur, Kota Bogor.
Noven ditemukan dengan luka tusukan di dada pada 8 Januari 2019.
Namun 5 tahun berselang, kematian gadis manis tersebut belum juga terungkap.
Kasat Reskrim Polresta Bogor Kompol Luthfi Olot Gigantara mengatakan, pihaknya kini menindak lanjuti dari hasil analisis penyelidikan sebelumnya.
"Berkaitan dengan update penanganan yang dilakukan oleh polresta bogor kota. Kami menindak lanjuti dari hasil analisa penyelidikan sebelumnya," kata Luthfi.
Dari hasil analisa, ternyata Polresta Bogor Kota menemukan kendala terutama waktu kejadian yang sudah terhitung 5 tahun lalu.
Saksi-saksi yang sempat terindentifikasi, serta dimintai keterangan, sambung Luthfi, masih memberikan keterangan yang belum detail.
"Dari penyeleidikan sebelumnya memang ada beberapa orang terduga. Tapi ketika kami kembali bertanya menggali lagi pada para saksi di TKP dan saksi yang berkaitan dengan kasus ini mereka terkendala dengan daya ingat," tambahnya.
Oleh karena itu, tegas Luthfi, pihaknya memutuskan untuk melakukan pengungkapan atau penyidikan lanjutan menggunakan scientific investigation
Scientific investigation tentu memerlukan koordinasi dari para pakar ahli dari ahli forensik, ahli it forensik, ahli kedokteran forensik, ahli bahasa, ahli psikologi forensi, dan ahli kriminolog
"Dengan adanya pasa pakar ahli ini kami masih berkoordinasi dan terus melakukan komunikasi untuk akhirnya memberikan kesimpulan yang kuat dalam mendukung untuk menetapkan pelaku," tandasnya.
3. PNS di Semarang Dibakar

Seorang PNS Bapenda Semarang, Paulus Iwan Boedi Prasetyo, yang juga merupakan saksi kasus korupsi ditemukan tewas dalam kondisi yang sangat mengenaskan di Semarang, Jawa Tenga, pada Juli 2022.
Jenazah Iwan Boedi Prasetyo hangus terbakar.
Tak cuma itu, tangan hingga kepala Iwan Boedi Prasetyo dimutilasi.
Miris hingga tahun 2024, polisi belum juga berhasil mengungkap dalam dari kematian Iwan Boedi Prasetyo.
Di tahun 2023, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) akan menggugat Kapolrestabes Semarang soal kasus tewasnya Iwan Boedi Prasetijo.
Koordinator MAKI, Bonyamin Saiman mengatakan, sampai saat ini polisi belum menemukan dan menetapkan tersangka pembunuhnya.
"Gugatan praperadilan melawan Kapolrestabes Semarang karena mangkraknya perkara tersebut," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (7/3/2023).
Dia menjelaskan, gugatan tersebut bertujuan untuk mendorong penyidik polisi agar gerak cepat untuk menuntaskan perkara tersebut.
"Jika lima bulan ke depan belum ada progres kami akan melakukan gugatan," kata dia.
Bonyamin mengaku akan terus mengawal kasus tewasnya Iwan Boedi Prasetijo, karena yang bersangkutan ditemukan tewas saat akan dipanggil sebagai saksi kasus korupsi.
"Saya minta Polda Jateng dan Polrestabes Semarang untuk mengusut tuntas kasus tersebut," kata dia.
Dia menduga ada pihak yang mengahalangi Iwan Boedi menjadi saksi kasus korupsi hibah tanah di Kecamatan Mijen, Kota Semarang.
(TribunTrends/TribunJakarta)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul 3 Pembunuhan Menggemparkan Ini Belum Terkuak, Pelaku Masih Misterius, Mirip Kasus Vina Cirebon
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.