Breaking News:

Kawah Batagaika yang Dijuluki Gerbang Neraka Semakin Terbuka Lebar, Penyebabnya Terungkap

Kawah Batagaika yang dijuluki gerbang menuju neraka terus melebar dan pencairan lapisan es yang cepat menjadi penyebabnya.

Flickr/ Bonnie Moreland
Ilustrasi kawah. Kawah Batagaika yang dijuluki gerbang menuju neraka terus melebar dan pencairan lapisan es yang cepat menjadi penyebabnya. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Di bagian utara Yakutia, Rusia, terdapat kawah permafrost terbesar di dunia.

Secara resmi tempat ini disebut kawah Batagaika.

Kawah Batagaika dilihat dari ketinggian.
Kawah Batagaika dilihat dari ketinggian. (earthobservatory.nasa.gov)

Letaknya kurang lebih 660 km dari Yakutsk.

Akan tetapi penduduk setempat menyebutnya sebagai gerbang neraka.

Baca juga: Viral Pengantin Wanita Pakai Seragam Sekolah saat Resepsi Pernikahan, Bikin Calon Suami Menangis

Ternyata gerbang tersebut melebar secara signifikan setiap tahunnya.

Kawah pertama kali terlihat dalam citra satelit pada tahun 1991 dan menjadi perhatian para ilmuwan sejak saat itu.

Lapisan es ini merupakan yang tertua di Siberia dan tertua kedua di dunia.

Lapisannya berasal dari 650.000 tahun yang lalu.

Menurut penelitian terbaru, kawah terus melebar dan pencairan lapisan es yang cepat menjadi penyebabnya.

Baca juga: Remaja Rekam Video Alien Berkeliaran di Kota hingga Viral di Medsos, Ahli Sebut Bukan Rekayasa

Menurut National Geographic, tepi lubang pembuangan, yang panjangnya satu kilometer dan kedalaman 50-100 meter, terus-menerus runtuh.

2 dari 4 halaman

Akibatnya dataran meluncur ke dalam kawah dan gerbangnya terbuka semakin lebar.

Terdapat banyak kawah serupa di seluruh Arktik, namun Batagaika unik karena laju perluasannya yang sangat mencengangkan.

a
Kawah Batagaika dilihat dari ketinggian. (Flickr/European Space Agency)

Tepian kawah menyusut hingga 12 meter per tahun.

Menurut para ilmuwan, pelebaran tersebut terjadi pada tahun 1960-an.

Pada tahun 2014 lebarnya mencapai 790 m, dan sejak itu telah meningkat sebanyak 200 m.

Para peneliti mengatakan, sejak kawah terbentuk, es dan sedimen telah mencair hingga memenuhi 14 Piramida Besar.

Baca juga: Viral Pria Rela Makan Sekali Sehari untuk Transfer Pacar hingga Rp 1,1 Miliar, Ujungnya Tragis

Pada saat yang sama, sekitar empat hingga lima ribu ton dilepaskan dari lapisan es.

Dengan demikian, Batagajka menjadi jendela unik menuju masa lalu.

Lapisan es memberi para ilmuwan akses ke bahan tumbuhan dari Zaman Es, dan sisa-sisa hewan juga telah dikumpulkan darinya, termasuk bison, mamut dan kuda.

Ilustrasi kawah.
Ilustrasi kawah. (Flickr/Ammar Hassan)

Akibat pemanasan global, kerak bumi yang beku mulai mencair, dan organisme yang membeku ribuan tahun lalu pun ikut mencair.

3 dari 4 halaman

Bahkan setelah menghabiskan waktu yang sangat lama di suhu di bawah nol derajat, beberapa di antaranya berhasil hidup kembali.

Baca juga: Viral TKW Bawa Oleh-oleh Cokelat Seharga Rp 1 Juta Malah Kena Pajak Rp 9 Juta, Bea Cukai Buka Suara

Kisah Lainnya - Geger Ilmuwan Bongkar Tanggal Dunia Akan Berakhir, Inilah 3 Penyebabnya

Pernah bertanya-tanya kapan dunia akan berakhir? Sains mungkin punya jawabannya.

Di masa depan suhu ekstrem berkisar antara 40°C hingga 70°C akan mematikan bagi sebagian besar mamalia, termasuk manusia.

Tubuh manusia tidak akan mampu mengeluarkan keringat secara efektif untuk mendinginkan tubuh.

Alhasil menyebabkan sengatan panas dan kematian.

Kombinasi panas ekstrem, kelembapan tinggi dan terbatasnya sumber daya kemungkinan besar akan menyebabkan peristiwa kepunahan massal.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi.

Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun.

Namun, kematian ini tidak disebabkan oleh aktivitas manusia seperti yang kita kenal sekarang.

4 dari 4 halaman

Penelitian sengaja tidak memperhitungkan panas tambahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil.

Berarti peristiwa kepunahan yang sebenarnya bisa terjadi lebih cepat dari 250 juta tahun.

Beberapa ilmuwan percaya bahwa dunia akan benar-benar sunyi pada tahun 2200, atau 182 tahun dari sekarang, seiring dengan kenaikan suhu.

Hal ini dinyatakan dalam buku putih National Academy of Sciences.

Mereka percaya kita harus mulai merencanakan kehidupan di planet lain.

Pemanasan global, musim dingin nuklir, pandemi, dampak asteroid dan kecerdasan buatan semuanya berpotensi menjatuhkan umat manusia.

Meskipun peristiwa kepunahan tidak terlalu dekat, penelitian berfungsi sebagai pengingat akan keseimbangan iklim bumi yang rapuh.

Bahkan tanpa adanya emisi bahan bakar fosil di masa depan, proses alami tetap menimbulkan ancaman jangka panjang.

Namun manusia perlu lebih berhati-hati agar tidak terjadi lebih cepat.

Baca juga: Viral Pernikahan Penuh Bangku Kosong Padahal Pengantin Hendak Kirab, Ditinggal Tamu Undangan

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
RusiaviralFenomena Alam Cromboloni Dhawank Delvi Syakirah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved