TRIBUNTRAVEL.COM - Viral pria di Banyuwangi Jawa Timur membeli rumah secara cash.
Pria ini membeli rumah seharga Rp 46 juta dengan uang koin.
Baca juga: Kronologi Turis Asing Jatuh ke Kawah Ijen Banyuwangi saat Mau Foto Sunrise

Baca juga: Jadwal Kereta Api Jakarta-Surabaya-Banyuwangi Keberangkatan Pagi hingga Malam
Uang koin yang dibawa pria ini diletakkan dalam empat galon bekas.
Pria yang berprofesi sebagai penjual martabak ini menyisihkan uang selama 3 tahun untuk bisa membeli rumah.
Baca juga: Harga Tiket Mulai Rp 56 Ribuan, Cek Jadwal Kereta Api Rute Surabaya-Banyuwangi
Baca juga: 5 Hotel Murah di Banyuwangi yang Cocok Buat Backpacker, Harga Mulai Rp 70 Ribuan
Kisah ini diketahui dari unggahan TikTok @dianajlndr.
Pemilik akun mengunggah tiga video yang menceritakan perjuangan penjual martabak untuk mendapatkan rumah impiannya.
Di video pertama, pria tersebut membawa uang koin dalam 3 galon bekas lebih untuk membeli rumah.
"Beli rumah bayar pakai duit transfer (X) Beli rumah bayar pakai duit koin (V)," tulisnya.
Ia lalu menunjukkan proses menghitung uang receh itu yang membutuhkan waktu 8 jam, mulai dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.
"Ngitungnya seharian full uang koin seribuan," ujarnya.
Sementara di video kedua, Diana meminta menebak berapa berapa total uang receh yang berhasil ditabung penjual martabak tersebut.
Lalu, Diana mengungkap uang receh itu totalnya Rp45.980.000, dari hasil menabung 3 tahun.
"Sebenernya totalnya itu ada Rp45.980.000, cuma sama konsumennya ditambahin Rp20 ribu, jadi pas Rp 46 juta.
Yang nanya berapa lama nabungnya, saya menabung sudah sejak 3 tahun.
Untuk yang benar jawabannya nanti tolong kirim nomor rekeningnya karena benar kurang Rp20.000 lagi genap Rp 46 juta," ucapnya.
Baca juga: 4 Hotel Murah Dekat Taman Gandrung Terakota Banyuwangi, Tarif Mulai Rp 50 Ribuan per Malam
Kisah Lain : Loper Koran di Semarang yang Bisa Umroh Pakai Uang Receh
Sukamto, loper koran di Semarang baru-baru ini jadi sorotan karena perjuangannya.
Sukamto berhasil mengumpulkan banyak uang receh dan ia pakai untuk mendaftar umroh.
Perjuangan Sukamto bekerja sebagai loper koran ternyata tak mudah. Banyak rintangan yang harus dihadapinya.
Berikut rangkuman faktanya.
1. Kumpulkan Uang Receh
Pada 29 Januari 2023 dia akan berangkat umroh bersama dengan istrinya.
Sudah puluhan tahun dia menunggu momen spesial tersebut.
Sukamto merupakan penjual sejumlah koran dan tabloid di Kota Semarang.
Dia memulai pekerjaan tersebut sejak 1989 hingga saat ini.
Kepada Kompas.com, dia memperlihatkan tumpukan uang receh Rp 500 dan Rp 1.000 yang ada di toples dan ember.
Uang tersebut yang dia gunakan untuk mendaftar umroh.
"Awalnya ini saya kumpulkan tak sengaja karena yang membeli koran banyak yang menggunakan uang receh," kata Sukamto, saat ditemui di rumahnya, Kamis (26/1/2023).
2. Berawal Dari Iseng
Bapak dua anak tersebut awalnya mengumpulkan uang receh karena iseng.
Dia senang melihat pelanggan korannya membayar dengan uang koin.
"Awalnya saya taruh di toples, karena tak muat akhirnya saya pindah ke ember bekas cat tembok," kata dia.
Hasil dari mengumpulkan uang receh tersebut, telah terkumpul uang sebanyak Rp 16 juta.
Untuk kekurangan biaya umroh dibantu anaknya.
"Yang terkumpul hanya Rp 16 juta, saya juga dibantu anak saya selebihnya," ungkap Sukamto.
Sampai saat ini, Sukamto mempunyai 38 pelanggan koran setiap harinya.
Biasanya dia mulai berangkat mengantar koran pukul 05.00 WIB.
"Setiap hari sudah seperti itu," ujar dia.
3. Suka Duka Jadi Loper Koran
Dia mengaku menikmati pekerjaan sebagai loper koran.
Selain bisa mengetahui informasi terbaru, menjadi loper koran waktu bekerjanya singkat.
"Biasanya saya mulai habis subuh, pukul 08.00 WIB sudah sampai rumah lagi," kata dia.
Sukamto bersyukur selain bisa digunakan untuk umroh, hasil keringatnya selama puluhan tahun itu juga bisa menghantarkan anaknya bekerja di sebuah rumah sakit.
"Yang satu jadi perawat yang satunya jadi desainer," imbuh dia. Dia mengaku sedih ketika mengingat masa-masa silam.
Bekerja menjadi loper koran ternyata tak seindah seperti yang dibayangkannya.
"Pernah tak dapat uang karena korannya kehujanan.
Selain itu, uang hasil dari loper koran juga hilang dicopet," keluh Sukamto.
4. Anaknya Sudah Mapan
Meski kedua anaknya terbilang sudah mapan, Sukamto tak mau menjadi beban.
Dia tetap ingin bekerja sebagai tukang loper koran selama masih sehat.
"Kalau anak saya menyuruh untuk istirahat karena sudah tua juga. Tapi, saya tak mau merepotkan," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunStyle.com dengan judul Penjual Martabak di Banyuwangi Jatim Beli Rumah Rp46 Juta, Cash Pakai Uang Receh, Nabung 3 Tahun
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.