Breaking News:

Geger Ilmuwan Bongkar Tanggal Dunia Akan Berakhir, Inilah 3 Penyebabnya

Studi terbaru memperkirakan peristiwa kepunahan massal manusia akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun.

|
Flickr/ Domenico Convertini
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi. Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pernah bertanya-tanya kapan dunia akan berakhir? Sains mungkin punya jawabannya.

Di masa depan suhu ekstrem berkisar antara 40°C hingga 70°C akan mematikan bagi sebagian besar mamalia, termasuk manusia.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi. Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun.
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi. Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun. (Unsplash/Chris Man)

Tubuh manusia tidak akan mampu mengeluarkan keringat secara efektif untuk mendinginkan tubuh.

Alhasil menyebabkan sengatan panas dan kematian.

Baca juga: Ilmuwan Bongkar Cara Terbaik Mendeteksi Seseorang yang Sedang Berbohong

Kombinasi panas ekstrem, kelembapan tinggi dan terbatasnya sumber daya kemungkinan besar akan menyebabkan peristiwa kepunahan massal.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi.

Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun.

Namun, kematian ini tidak disebabkan oleh aktivitas manusia seperti yang kita kenal sekarang.

Penelitian sengaja tidak memperhitungkan panas tambahan yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil.

Baca juga: Viral Seorang Pria Divaksinasi Covid-19 Sebanyak 217 Kali, Bikin Ilmuwan Bingung

Berarti peristiwa kepunahan yang sebenarnya bisa terjadi lebih cepat dari 250 juta tahun.

2 dari 4 halaman

Beberapa ilmuwan percaya bahwa dunia akan benar-benar sunyi pada tahun 2200, atau 182 tahun dari sekarang, seiring dengan kenaikan suhu.

panjat
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi. Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun. (Flickr/ SciTechTrend)

Hal ini dinyatakan dalam buku putih National Academy of Sciences.

Mereka percaya kita harus mulai merencanakan kehidupan di planet lain.

Pemanasan global, musim dingin nuklir, pandemi, dampak asteroid dan kecerdasan buatan semuanya berpotensi menjatuhkan umat manusia.

Baca juga: Miris, Ilmuwan Temukan Botor Bir di Dasar Terdalam Samudra Pasifik

Meskipun peristiwa kepunahan tidak terlalu dekat, penelitian berfungsi sebagai pengingat akan keseimbangan iklim bumi yang rapuh.

Bahkan tanpa adanya emisi bahan bakar fosil di masa depan, proses alami tetap menimbulkan ancaman jangka panjang.

Namun manusia perlu lebih berhati-hati agar tidak terjadi lebih cepat.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi. Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun.
Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Universitas Bristol memberikan gambaran suram tentang masa depan bumi. Studi tersebut memperkirakan peristiwa kepunahan massal akan terjadi dalam waktu sekira 250 juta tahun. (Kanenori /Pixabay)

Kisah Lainnya - Geger Ilmuwan Kontroversial Mengklaim Manusia Dulu Hidup 900 Tahun, Berujung Langsung Dipecat

Kementerian Pendidikan dan Sains Rusia baru-baru ini memecat direktur Institut Genetika Umum Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.

Hal itu terjadi setelah sang ahli mengeluarkan pernyataan kontroversial yang tidak sesuai dengan sains.

3 dari 4 halaman

Ahli genetika Alexander Kudryavtsev ditunjuk sebagai direktur Genetika Umum Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia pada bulan Juni 2021.

Ia dijadwalkan untuk menjalankan mandatnya hingga tahun 2027 mendatang.

Namun bulan lalu, Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia mengumumkan bahwa Kudryavtsev telah dibebastugaskan dari tugasnya.

Baca juga: Geger Ilmuwan Kontroversial Mengklaim Manusia Dulu Hidup 900 Tahun, Berujung Langsung Dipecat

Pemecatan Kudryavtsev langsung dikaitkan dengan serangkaian pernyataan kontroversial yang dibuat pada bulan Maret tahun lalu.

Dikabarkan Kudryavtsev membuat pernyataan rancu pada Konferensi Ilmiah dan Teologi Internasional ke-3 yang bertajuk "Tuhan-Manusia-Dunia".

Ilmuwan Rusia tersebut menyatakan bahwa sebelum terjadinya air bah, manusia biasanya hidup hingga 900 tahun.

Namun umur mereka semakin pendek sejak saat itu karena dosa asal, leluhur, dan dosa pribadi, begitulah pernyataan Kudryavtsev.

Saat berbicara pada konferensi di atas, Kudryavtsev juga mengatakan bahwa dosa mempengaruhi genom manusia, membuat mereka lebih rentan terhadap dampak kesehatan yang negatif.

Ahli genetika itu menambahkan bahwa meskipun para ilmuwan atheis akan menyalahkan kerusakan genetik pada faktor-faktor seperti radiasi atau polusi, ia percaya bahwa hal tersebut disebabkan oleh dosa.

"Ini adalah jenis mutasi yang ditemukan oleh dokter genetika setiap hari ketika mereka menangani pasien,” kata Kudryavtsev.

4 dari 4 halaman

"Ilmuwan atheis akan memberitahu Anda bahwa sebenarnya itu adalah radiasi, polusi, dan semua itu adalah efek mutagenik. Namun demikian, keyakinan pribadi saya adalah bahwa kehancuran tersebut dipicu oleh dosa asal, diperburuk oleh dosa leluhur, dan juga dosa pribadi," paparnya.

Ilmuwan kontroversial tersebut juga memperingatkan para pendengarnya untuk tidak berbuat dosa.

Sebab hal ini dapat berdampak pada keturunan mereka juga hingga tujuh generasi.

"Saya ingin menekankan dampak berbahaya dari apa yang disebut kebiasaan buruk, yang oleh para teolog disebut sebagai dosa," kata Kudryavtsev.

"Hal ini juga mempengaruhi genom. Jika mutasi terjadi di tubuh Anda, di gamet Anda, mutasi itu akan diturunkan ke keturunan Anda, dan tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengatasinya," imbuhnya.

Kesimpulannya sederhana, lanjut Kudryavtsev, jika ingin mempunyai keturunan yang sehat, jangan mengembangkan kebiasaan buruk dan jangan terjerumus dalam dosa.

Posisi Kudryavtsev sebagai direktur sebuah institut genetika bergengsi telah diperebutkan oleh banyak komunitas ilmiah Rusia selama hampir satu tahun, dan banyak yang menyebutnya tidak sesuai dengan posisinya.

"Tidak ada sisi ilmiah dari pernyataan Alexander Kudryavtsev. Yang ada hanyalah membaca Alkitab karena di sanalah semuanya tertulis. Semua orang percaya tahu bahwa Tuhan menciptakan Bumi dalam tujuh hari, dan ini terjadi sekitar 6.000 tahun yang lalu," kata Evgeniy Alexandrov, ketua Komisi Pemberantasan Ilmu Semu Rusia dalam sebuah pernyataa.

"Tetapi ilmu pengetahuan telah membuat kemajuan besar sejak zaman Alkitab dan mengetahui berapa tahun Bumi telah ada ketika manusia muncul sebagai suatu spesies dan seterusnya. Dan ini sama sekali tidak sesuai dengan kisah-kisah mitologis dalam Alkitab. Ya, sekarang sudah menjadi kebiasaan untuk memperlakukan gereja dengan sopan, tapi apa hubungannya ilmu pengetahuan dengan hal itu?" tambahnya.

Karena pukulan balik atas pernyataannya yang tidak biasa, Kudryavtsev terpaksa mengeluarkan klarifikasi bahwa pernyataan yang dibuat selama konferensi "Tuhan-Manusia-Dunia hanya mencerminkan keyakinan pribadinya dan tidak boleh dikaitkan dengan lembaga genetika yang dipimpinnya.

Namun, hal itu tidak cukup baik bagi banyak pengkritiknya.

Pemerintah Rusia tidak merinci alasan pemecatan Kudryavtsev, namun Fyodor Lukyanov, ketua komisi gereja Rusia untuk masalah keluarga, mengatakan bahwa pemecatannya "karena keyakinan agama dan pernyataan yang sesuai dengan keyakinan tersebut melanggar etika komunitas ilmiah."

Kudryavtsev bukan satu-satunya ilmuwan yang membuat klaim aneh.

Pada tahun 2018 lalu, sebuah organisasi pendidikan India menginginkan universitas-universitas untuk mendidik siswanya bahwa baterai dan pesawat terbang ditemukan di India ribuan tahun yang lalu.

Baca juga: Geger Ilmuwan China Bocorkan Virus Mutan Covid-19, Pakar Barat: Kegilaan Ini Harus Dihentikan

(TribunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
viralBumiilmuwanPunah Gempa Megathrust Cromboloni Supermoon Dhawank Delvi Syakirah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved