TRIBUNTRAVEL.COM - Lebaran selalu menjadi momen yang cukup dinantikan.
Bahkan dalam menyambut Lebaran, sejumlah daerah memiliki tradisi tersendiri.

Lebaran selama ini memang identik dengan budaya mudik dan sungkem.
Namun di beberapa daerah, Lebaran juga disambut dengan tradisi yang unik.
Baca juga: Viral Seorang Pria Sholat di Atas Kapal saat Perjalanan Laut, Tuai Pujian Netizen
Tradisi tersebut sudah dilaksanakan secara turun-temurun sesuai budaya dan kepercayaan.
Penyelanggaraan tradisi itu pun sarat akan makna yang sangat indah dan mendalam.
Melansir kemenparekraf.go.id, berikut sederet tradisi Lebaran di Indonesia yang masih dilestarikan hingga kini.
1. Grebeg Syawal (Jogja)
Grebeg Syawal menjadi salah satu ritual rutin yang digelar setiap tahunnya.
Tadisi yang berasal dari Keraton Yogyakarta ini dilakukan setiap 1 Syawal, atau tepat pada Hari Raya Idul Fitri.
Grebeg Syawal merupakan wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan yang sudah dilaksanakan sejak abad ke-16.
Daya tarik dari tradisi Grebeg Syawal ada pada tujuh gunungan.
Gunungan itu terdiri dari gunungan lanang/kakung sebanyak tiga buah, gunungan wadon/estri, gunungan darat, gunungan gepak, dan gunungan pawuhan masing-masing satu buah.
Seluruh gunungan akan dibawa oleh abdi dalem dan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta Hadiningrat menuju Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman dan Kantor Kepatihan.
Gunungan tersebut akan didoakan terlebih dahulu, sebelum nantinya diperebutkan masyarakat.
Baca juga: Seorang Nenek Beli Obat Maag Demi Menahan Lapar, Kisahnya Viral di Medsos
2. Perang Topat (Nusa Tenggara Barat)

Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada Perang Topat atau perang ketupat sebagai tradisi menyambut Lebaran yang unik dan penuh makna.
Konon, tradisi saling melemparkan ketupat ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.
Sebelum "perang" dimulai, masyarakat akan melakukan doa dan ziarah di Makam Loang Baloq di kawasan Pantai Tanjung Karang, dan Makam Bintaro di kawasan Pantai Bintaro.
Uniknya, setelah tradisi dimulai, ketupat-ketupat yang digunakan untuk berperang akan kembali diperebutkan, karena dipercaya membawa kesuburan sehingga membuat panen melimpah.
3. Ronjok Sayak (Bengkulu)

Tradisi Lebaran di Indonesia yang tidak kalah unik bisa ditemukan di Bengkulu, disebut Ronjok Sayak.
Secara umum, kata Sayak sendiri bisa diartikan sebagai batok kelapa.
Dengan kata lain, Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter.
Menurut kepercayaan, tradisi Lebaran Ronjok Sayak sudah dilaksanakan sejak ratusan tahun silam.
Masyarakat Bengkulu percaya jika api merupakan penghubung antara manusia dan leluhur.
Itulah mengapa, pelaksanaan tradisi Ronjok Sayak berjalan khidmat, dibarengi dengan banyaknya doa-doa yang dipanjatkan selama proses pembakaran batok kelapa.
Biasanya, tradisi Ronjok Sayak ini dilakukan setelah melaksanakan salat Isya pada 1 Syawal.
Baca juga: Viral Masjid Bagi-bagi Uang Rp 50 Ribu pada Jemaah Tarawih, Beri Sarung hingga Sembako Pula
4. Binarundak (Sulawesi Utara)

Masyarakat Motoboi Besar di Sulawesi Utara juga memiliki tradisi menyambut Lebaran warisan leluhur yang masih dilakukan dan dilestarikan hingga sekarang, yakni tradisi Binarundak.
Sebuah tradisi membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama yang dilaksanakan selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
Nasi jaha adalah makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu.
Hidangan khas ini memiliki perpaduan rasa gurih dari santan, serta jahe yang cukup kuat.
Menurut kepercayaan, tradisi Binarundak dalam menyambut Lebaran merupakan sarana silaturahmi terhadap sesama, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Baca juga: Viral Rumah Megah di Atas Gedung Pencakar Langit, Pemiliknya Tak Pernah Bisa Masuk
5. Festival Meriam Karbit (Kalimantan Barat)

Kalimantan Barat pun turut memiliki tradisi Lebaran yang tidak kalah unik dan penuh makna, yakni Festival Meriam Karbit.
Sedikit berbeda dengan tradisi-tradisi lainnya, Festival Meriam Karbit justru menjadi pengingat kepada warga akan keberanian dan menumbuhkan semangat kebersamaan.
Festival menyambut Lebaran yang terkenal meriah ini digelar selama tiga hari berturut-turut.
Dimulai sejak sebelum, sesaat, dan sesudah Lebaran.
Menariknya, Festival Meriam Karbit tidak hanya menjadi tradisi Lebaran saja.
Melainkan, juga menjadi warisan budaya yang kental dengan nilai historis karena berkaitan dengan sejarah berdirinya Kota Pontianak.
Baca juga: Viral WNI Jauh-jauh Kerja di Jepang, Mandornya Ternyata Orang Madura
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.