TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang wanita muda asal Tiongkok kini harus memakai alat bantu dengar untuk mengimbangi gangguan pendengarannya.
Hal itu terjadi setelah ia tidur setiap malam dengan mendengarkan musik melalui headphone selama dua tahun.
Wang, seorang wanita muda dari Shandong yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan lokal, baru-baru ini pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan telinganya.
Ia segera berobat setelah menyadari bahwa dia memiliki masalah pendengaran, mengutip laman Oddity Central, Selasa (12/3/2024).
Baca juga: Viral Seorang Pria Divaksinasi Covid-19 Sebanyak 217 Kali, Bikin Ilmuwan Bingung
Seringkali, ketika atasannya berbisik kepadanya selama rapat, dia kesulitan memahami kata-katanya dan dia khawatir hal ini akan menimbulkan masalah di tempat kerja.
Pemeriksaan menyeluruh mengungkapkan bahwa Wang menderita kerusakan pendengaran saraf permanen di telinga kirinya, yang menyebabkan dia kesulitan mendengarkan atasannya.
Ketika ditanya apakah dia menderita trauma atau apakah telinganya terkena suara keras dalam jangka waktu yang lama, Wang menjawab bahwa satu-satunya hal yang terpikir olehnya adalah mendengarkan musik melalui headphone setiap malam.
"Saat saya masih kuliah, saya suka tertidur sambil mendengarkan musik. Begitu saya mulai mendengarkannya, saya akan tidur dengan headphone menyala sepanjang malam," kata Wang kepada dokter.
"Ini sudah menjadi kebiasaan, dan saya sudah melakukan ini selama sekitar dua tahun," imbuhnya.
Baca juga: Viral Pilot dan Kopilot Batik Air Tertidur saat Penerbangan Kendari-Jakarta, Begini Kronologinya
Li Tao, direktur Departemen THT di rumah sakit, mengatakan bahwa gangguan pendengaran Wang kemungkinan besar disebabkan oleh musik yang dia dengarkan setiap malam.
Meski volumenya tidak berlebihan, namun telinga terkena kebisingan dalam jangka waktu lama dan akhirnya menyebabkan kerusakan pendengaran permanen.
Beruntung bagi Wang, hanya telinga kirinya yang terkena dampak kebisingan terus-menerus.
Kerusakannya juga cukup ringan sehingga hilangnya fungsi pendengaran dapat dikompensasi dengan alat bantu dengar.
Kisah Wang menjadi viral di Tiongkok baru-baru ini dan dianggap sebagai kisah peringatan oleh kaum muda.
Dokter menyarankan masyarakat untuk mengikuti prinsip tiga "60" untuk menghindari masalah serupa.
Prinsipnya ialah jangan memaparkan telinga ke lingkungan yang melebihi 60 desibel dalam waktu lama.
Kemudian jangan memakai headphone atau mendengarkan musik keras selama lebih dari 60 menit.
Lalu saat menggunakan perangkat elektronik pemutar suara, usahakan volumenya di bawah 60 persen.
Baca juga: Viral Fotografer Korbankan Nyawa Demi Potret Letusan Gunung St Helens, Lindungi Film Pakai Tubuh
Kisah Lainnya - Bantu Anak Kerjakan PR, Orang Tua di Tiongkok Dilaporkan Sampai Derita Serangan Jantung dan Stroke
Orang tua di Tiongkok dilaporkan mengalami stres saat membantu anak-anak mereka mengerjakan pekerjaan rumah (PR), terutama matematika.
Bahkan orang tua tersebut dikabarkan sampai menderita serangan jantung dan stroke.
Kembali pada Januari 2024 lalu, seorang ibu dua anak berusia 40 tahun dari Hangzhou sedang membantu salah satu putranya mengerjakan PR matematika.
Ibu bernama Dong itu lantas kehilangan ketenangan karena sang anak tidak memahami suatu materi pelajaran.
Segera setelah emosinya memuncak, Dong merasakan sakit kepala yang hebat, diikuti dengan muntah-muntah.
Dia mencoba berbaring selama beberapa jam, namun kondisinya tidak membaik sama sekali, jadi dia pergi ke rumah sakit.
Setelah pemeriksaan menyeluruh dan CT scan, Dong didiagnosis menderita pendarahan subarachnoid spontan.
Baca juga: Viral Kelakuan Selebgram Minta Makan Gratis di Restoran, Murka saat Ditolak
Itu merupakan sebuah stroke ringan yang kemungkinan besar disebabkan oleh stres jangka panjang dan terus-menerus.
Kemarahan yang tiba-tiba terjadi saat mengajari putranya hanyalah sebuah akhir dari segalanya.
Akan tetapi ini adalah skenario yang semakin sering terjadi di masyarakat Tiongkok.
Pada tahun 2019, ketika muncul kasus seorang ibu berusia 36 tahun yang menjadi sangat emosi karena putranya tidak dapat menyelesaikan soal matematika sehingga dia menderita serangan jantung, kasus seperti itu hampir tidak pernah terjadi.
Namun pada tahun-tahun berikutnya, cerita serupa lainnya muncul tentang seorang pria Tiongkok berusia 45 tahun yang dilaporkan menderita serangan jantung setelah marah saat membantu putranya mengerjakan pekerjaan rumah.
Sejak saat itu, cerita tentang orang tua yang menderita stroke dan serangan jantung saat membantu anak-anak mereka mengerjakan pekerjaan rumah menjadi hal yang kerap kali terjadi.
Kisah serupa pun dilaporkan terjadi pada awal tahun ini.
Pada tanggal 13 Januari 2-24, seorang wanita berusia 37 tahun dari Lianyungang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, sedang mengajari putranya yang duduk di kelas 4 SD mata pelajaran Matematika.
Dia merasa kesal karena anak laki-laki tersebut tampak bingung setelah dia menjelaskan suatu materi kepadanya berkali-kali.
Wanita itu menahan amarahnya yang mendidih, namun hanya membuat tekanan darahnya yang sudah tinggi menjadi semakin tinggi.
Kemudian pada satu titik dia merasakan sakit ringan di dadanya dan mulai kesulitan bernapas.
Sang ibu memutuskan untuk berbaring dan memanggil putranya yang duduk di bangku kelas 6 SD untuk membantu adiknya mengerjakan matematika sambil beristirahat di sofa.
Namun setelah melihat adik laki-lakinya masih belum mengerti, dia kembali marah dan mencoba untuk bangun.
Pada saat itu, dia merasakan sakit yang menusuk di dadanya dan sontak terjatuh.
Dia mulai berkeringat banyak dan kesulitan bernapas serta bergerak.
Putra-putranya menelepon ayah mereka untuk meminta bantuan, dan ayah mereka menelepon ambulans.
Setelah dilarikan ke Rumah Sakit Rakyat Lianyungang, wanita tersebut didiagnosis menderita diseksi aorta tipe A dan dijadwalkan menjalani operasi darurat.
Dokter menemukan tusukan sekitar 2 cm di dinding posterior aorta, serta sejumlah besar trombus.
Setelah sekitar 7 jam, dokter berhasil memperbaiki robekan tersebut dan kondisi wanita itu menjadi stabil.
Pakar kesehatan menjelaskan bahwa perempuan lebih rentan mengalami masalah kesehatan seperti ini karena mereka terus-menerus mengalami stres dan kecemasan dengan pekerjaan, pekerjaan rumah dan tekanan teman sebaya.
Sehingga, pekerjaan rumah anak-anak hanya menambah daftar pemicu stres.
Baca juga: Viral Juru Parkir di Makassar Minta Uang Tak Sesuai Karcis, Sempat Tak Terima saat Diingatkan
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.