TRIBUNTRAVEL.COM - Apa yang terbayang di pikiranmu ketika berbicara tentang penutup lubang got.
Kamu pasti langsung terpikir piringan besi cor berat yang memisahkan jalan dengan limbah bawah tanah.
Baca juga: Festival Jepang Berusia 300 Tahun yang Kutuk Siapapun yang Melihatnya Akhirnya Boleh Direkam

Baca juga: Cara Mengunjungi Onsen di Jepang Buat Wisatawan yang Bertato
Namun di Jepang, penutup lubang got lebih dari itu.
Penutup lubang got di Jepang kini menjadi satu karya seni yang sangat di dambakan, simbol kebanggaan daerah, dan kini, menjadi sumber pendapatan.
Baca juga: 10 Tempat Wisata di Kyoto Jepang Buat Menyaksikan Keindahan Bunga Sakura
Baca juga: Tak Sembarangan Dikubur, Ini yang Terjadi saat Hewan Peliharaan Mati di Jepang
Pihak berwenang setempat memanfaatkan ketertarikan masyarakat terhadap penutup lubang got yang dihias di Jepang, dan Kyoto kini bergabung dengan daftar lokasi yang menjual yang sudah usang.
Pemerintah kota mengatakan akan menjual penutup lubang besi kepada masyarakat untuk pertama kalinya, menurut Mainichi Shimbun.
Dengan harga ¥3.000, penutup lubang got tersebut – diproduksi pada tahun 1978, 1981 dan 1990 – bisa menjadi bagian dari barang koleksi para kolektor yang ingin memiliki sepotong sejarah kota dalam bentuk karya seni industri seberat 90kg.
Menurut laporan media, harga penutup lubang got baru sekitar ¥60.000.
Satu penutup lubang got yang dijual menampilkan pola yang mengingatkan pada roda kereta istana – mengacu pada zaman Kyoto sebagai ibu kota kuno Jepang.
Satunya lagi bermotif kotak-kotak.
Ketiganya telah terlihat berkilau dan banyak goresan selama setidaknya tiga dekade bertugas di jalan-jalan Kyoto.
Dilansir dari theguardian, Kota Maebashi di bagian timur menarik banyak sekali permohonan setelah menjual 10 penutup lubang got pada tahun 2017, dengan hampir 200 pembeli potensial, termasuk dari masyarakat yang tinggal di luar kota, menurut kantor berita Kyodo.
Tokorozawa, sebuah kota di utara Tokyo, adalah satu dari beberapa kota yang memanfaatkan tren lubang got ini.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Tokyo Jepang Buat Menyaksikan Indahnya Bunga Sakura

Baca juga: 10 Restoran Jepang Terbaik di Singapura Buat Makan Malam, Pilih Sesuai dengan Bujet
Pada 2018, mereka mempunyai ide untuk mengkomersialkan barang-barang tersebut ketika mereka mengundang perusahaan-perusahaan untuk beriklan di penutup lubang got dalam upaya membiayai sistem pengelolaan limbah yang banyak berhutang.
Desain penutup lubang got dari 47 prefektur di Jepang telah diterapkan pada kartu koleksi, gantungan kunci dan tatakan gelas, serta T-shirt dan tas jinjing yang dijual oleh perusahaan pakaian Japan Underground.
Staf mengunjungi setiap prefektur secara langsung untuk memilih desain tutup dan mendapatkan izin untuk mereproduksinya dari otoritas setempat, menurut situs SoraNews 24.
Perusahaan tersebut meluncurkan lima desain dari prefektur paling utara Hokkaido pada tahun 2021, dan menyelesaikan rangkaian produknya dengan desain yang didasarkan pada sampul dari prefektur paling selatan, Okinawa.
Penutup lubang got artistik Jepang dihiasi dengan ribuan ilustrasi warna-warni mulai dari landmark lokal, penduduk asli terkenal, festival, serta flora dan fauna.
Budaya populer juga ikut terlihat, dengan tutup yang menampilkan karakter Pokémon yang kini menghiasi jalan di sebagian besar wilayah Jepang.
Para penggemar, yang dijuluki “manholers,” memanjakan kecintaan mereka terhadap barang-barang tersebut di pertemuan tahunan manhole.
Acara tahun lalu diadakan di Tokorozawa, tepatnya di bekas lokasi fasilitas pengolahan limbah kota.
Menurut biro pasokan air dan saluran pembuangan Kyoto, kota ini memiliki sekitar 160.000 penutup lubang got.
Yang dipasang di jalan raya mempunyai masa pakai sekitar 15 tahun, sedangkan yang digunakan di trotoar bertahan sekitar 30 tahun, kata Mainichi.
Dengan 1.500 tutup yang diganti setiap tahunnya, kota ini diperkirakan akan terus menemukan pemilik baru.
“Kami akan menjual tiga unit sebagai permulaan, dan jika berhasil, kami ingin menjual lebih banyak lagi,” kata seorang pejabat biro saluran pembuangan limbah kepada surat kabar tersebut.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.