TRIBUNTRAVEL.COM - Pertama kali liburan ke Jepang?
Jika ya, ada beberapa aturan tak tertulis yang harus kamu tahu.
Tiket Tokyo Disney Resort Park
Tiket Tokyo Subway - Naik Sepuasnya untuk 1/2/3 Hari
Bukan tanpa alasan mengapa kamu harus mengetahui aturan tak tertulis di Jepang.
Orang Jepang terkenal dengan kebiasaan tidak pernah menyatakan sesuatu secara langsung.
Alasan ini yang membuat turis asing harus ekstra hati-hati dalam memahami aturan-aturan yang tidak terucapkan atau tertulis di Jepang.
Dilansir dari ejable, berikut deretan aturan tak tertulis yang harus kamu tahu sebelum liburan ke Jepang.
Tiket Warner Bros. Studio Tour Tokyo - The Making of Harry Potter
1. Jangan makan dan minum sambil berjalan

Tiket Skyliner Narita Airport Express
Baik dalam perjalanan ke kantor atau berjalan-jalan santai, kamu jarang melihat penduduk lokal Jepang menikmati makanan sambil berjalan.
Bahkan sebatang coklat berukuran sekali gigit yang tidak berantakan pun dilarang, yang mungkin sulit bagi mereka yang cenderung terlambat.
Di sisi lain, makan di luar, bahkan di jalan, tidak masalah jika kamu tidak berjalan dan makan.
Berhenti saja, bersantai, dan habiskan makanan dan minuman sebelum melanjutkan perjalanan.
Kebiasaan ini juga disebabkan oleh kurangnya tempat sampah umum di Jepang.
Minimnya tempat sampah mendorong masyarakat menghabiskan jajanan di dalam ruangan dan tidak membawanya ke kota.
2. Berpakaian

Baca juga: Cara Mengunjungi Onsen di Jepang Buat Wisatawan yang Bertato
Meskipun rok pendek sedang populer, aturan berpakaian Jepang sebagian besar masih konservatif.
Wanita Jepang cenderung memilih atasan berpotongan tinggi dengan lengan menutupi bahu dan tanpa legging/celana yoga.
Bagi pria, singlet dan tank top adalah hal yang tidak biasa di depan umum, dan T-shirt rapi atau kemeja berkancing adalah hal yang biasa.
Celana pendek agak tidak pantas saat makan di luar, bahkan di tengah musim panas.
Demikian pula, bertelanjang dada di luar ruangan (kecuali di pantai) adalah sebuah kecerobohan besar.
Masyarakat Jepang sangat menghargai penampilan yang sopan.
Jas dan seragam yang rapi dan dikenakan dengan benar merupakan landasan bisnis dan kehidupan sehari-hari.
Namun, tentu saja, segala hal ada waktu dan tempatnya di Jepang, dan aturan berpakaian jauh lebih longgar jika berada di pantai atau di klub malam.
3. Minimalkan Obrolan Kereta

Baca juga: 10 Tempat Wisata di Kyoto Jepang Buat Menyaksikan Keindahan Bunga Sakura
Melakukan beberapa panggilan telepon atau mengobrol dengan teman-teman di kereta atau angkutan umum jelas-jelas tidak disukai di Jepang.
Tindakan ini harus dilakukan dengan cepat dan bijaksana jika harus melakukan atau menjawab panggilan karena keadaan darurat.
Tentu saja, terkadang kamu mungkin melihat beberapa orang Jepang juga mengabaikan peraturan ini, namun sering kali hal ini terjadi karena keadaan darurat.
Demikian pula, menjaga ponsel senyap di transportasi umum Jepang adalah pilihan terbaik.
Dalam arti sempit, kita tidak bisa menyebut praktik ini sebagai aturan tak terucapkan di Jepang karena sering kali ada pengumuman tentang hal ini di kereta api Jepang.
Namun, ini adalah aturan tidak tertulis karena Jepang tidak memiliki undang-undang yang melarang penggunaan telepon seluler.
4. Jangan Anggap Lift sebagai Ruang Pertemuan

Tidak disarankan untuk berbicara dengan teman, keluarga, atau rekan kerja yang mendampingi jika ada orang asing di dalam lift.
Demikian pula, panggilan telepon seluler adalah hal yang dilarang di lift di Jepang, dan harus menjaga ponsel dalam mode senyap.
Ini adalah peraturan Jepang yang tidak terucapkan bahwa orang yang paling dekat dengan panel tombol elevator harus menjaga pintu elevator tetap terbuka untuk semua orang yang keluar atau masuk di lantai mana pun.
Oleh karena itu, jika berada di dekat panel tombol, harus menjadi orang terakhir yang keluar.
Kamu harus keluar setelah terus menekan tombol “pintu terbuka” untuk semua orang yang keluar dari lift.
5. Jangan Berdiri di Tengah Eskalator

Berbeda dengan di negara lain, orang-orang berdiri dalam satu barisan di satu sisi eskalator.
Di Tokyo dan seluruh wilayah Kanto, orang-orang berdiri di sisi kiri agar orang bisa lewat dari sisi kanan.
Namun, masyarakat di Osaka dan seluruh wilayah Kansai berdiri di sisi kanan.
Jika tidak yakin harus berdiri di mana, periksa di sisi eskalator mana orang berdiri di depanmu.
Berdirilah di belakang mereka agar tidak menghalangi jalan orang lain.
Jika berada dalam kelompok, harus memastikan bahwa hanya satu orang yang berdiri di satu anak tangga eskalator.
6. Tidak Perlu Membuka atau Menutup Pintu Taksi

Di Jepang, supir taksi bertindak sebagai sopirmu.
Sekarang, karena tidak praktis baginya untuk turun setiap kali membuka atau menutup pintu taksi untukmu, pintunya otomatis.
Jadi, tunggu hingga pintu terbuka saat masuk atau keluar taksi.
7. Tidak Ada Panggilan Seluler di Restoran

Orang Jepang menghindari berbicara menggunakan ponsel di dalam restoran mana pun.
Pengecualian untuk aturan tak tertulis ini adalah jika memiliki ruangan terpisah tanpa ada orang asing di sekitarmu.
Namun, tentu saja, seperti halnya transportasi umum dan lift, kamu harus menjaga ponsel tetap dalam mode senyap.
8. Tawarkan Tempat Duduk pada Siapa yang Lebih Membutuhkan

Jepang memiliki budaya yang kuat dalam memberikan kursi bagi penumpang lanjut usia, penyandang cacat, hamil , atau penumpang lain yang perlu duduk lebih lama dari kebanyakan penumpang lainnya.
Hal ini terutama berlaku untuk tempat duduk prioritas atau yusenseki (優先席) yang sering ditemukan di kedua ujung gerbong.
Meskipun kamu dipersilakan untuk duduk di sini jika kursi tersedia, kamu harus siap untuk segera bergerak ketika melihat seseorang lebih membutuhkan kursi.
Orang sering kali tidak menanyakan kamu secara langsung, jadi awasi sekeliling, berdirilah, dan menjauhlah jika melihat seseorang membutuhkan.
Sebagai catatan tambahan, kamu dapat mengetahui seseorang sedang hamil melalui lencana merah muda yang ditempel di tasnya.
9. Gunakan Sumpit dengan Benar

Kamu mungkin sudah menguasai permainan sumpit di makanan China atau sering makan di restoran Jepang di rumah.
Namun, Jepang memiliki aturan tambahan mengenai sumpit yang siap membuat kamu menjadi amatir lagi.
Jika tidak bisa menggunakan sumpit (箸, Hashi), lebih baik meminta sendok dan garpu daripada bereksperimen sambil makan bersama orang lain.
Karena makanan Jepang sering kali menyajikan sepiring makanan utama yang dibagikan dalam satu kelompok, etika menggunakan sumpit sangat penting dalam memastikan pesta yang teratur dan higienis.
Jika makan di luar, terutama pada acara formal, sebaiknya berlatih terlebih dahulu.
Aturan Sumpit
- Jangan pegang sumpit terlalu dekat dengan ujungnya
- Jangan mengambil terlalu banyak dari hidangan utama yang sama
- Jangan menyeret piring atau piring dengan sumpit di sekeliling meja
- Jangan mengunyah atau menjilat sumpit
- Jangan menyentuh makanan yang tidak ingin makan dengan sumpit
- Jangan menusuk makanan
- Jangan arahkan sumpit ke orang lain atau menggunakannya untuk membuat isyarat
- Jangan letakkan sumpit di atas mangkuk.
- Jangan mengistirahatkan sumpit dengan menusukkannya ke makanan
- Jangan gunakan sumpit sebagai tusuk gigi
- Jangan memindahkan makanan dari sumpit ke sumpit lainnya
- Meskipun boleh mengambil mangkuk sambil makan (terutama dengan nasi dan sup), jangan menekan mangkuk langsung ke mulut.
- Jika menjatuhkan sumpit ke tanah, jangan mengelapnya dan terus menggunakannya. Mintalah sumpit baru kepada staf.
10. Jangan Makan Langsung dari Hidangan Utama

Selain etika menggunakan sumpit dan mengisi ulang gelas, ingatlah untuk tidak pernah menyantap makanan langsung dari piring yang diletakkan di tengah meja.
Sebaliknya, isi piring torizara (取り皿) dengan berbagai makanan dan makanlah dari sana.
Tip tambahan: Ucapkan itadakimasu sebelum mulai makan atau makan.
Ambar/TribunTravel
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.