TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pria Rusia yang sedang berlibur di Pattaya, Thailand kedapatan sedang mencukur kepala tukang cukur setempat.
Hal ini ia lakukan sebagai tindakan balas dendam atas potongan rambut tidak memuaskan yang diterimanya.
Rekaman mengejutkan yang beredar online selama lebih dari seminggu menunjukkan seorang pria bule sedang potong rambut di Salute Barbershop, Pattaya.
Menurut saksi mata, dia masuk ke tempat tersebut dan menjelaskan kepada salah satu tukang cukur di sana bagaimana dia ingin rambutnya dipotong.
Baca juga: Viral Pasangan Tinggal Bersama Babi Hutan Selama Lebih dari Setahun, Alasannya Terungkap
Ia menjelaskan dengan menggunakan isyarat tangan karena diduga tidak bisa berbahasa Inggris dengan baik, lapor Oddity Central, Rabu (7/2/2024).
Pada satu titik, pria tersebut, yang kemudian diidentifikasi sebagai turis Rusia, melihat ke cermin dan menjadi sangat marah karena potongan rambutnya yang gagal.
Dia mulai menggebrak meja dan mengumpat pada tukang cukur, sebelum mengambil gunting dan mencukur sebagian poninya sebagai balas dendam.
"Dasar sialan," pria yang tidak disebutkan namanya itu terdengar berteriak dalam video.
"Aku sudah menunjukkannya padamu. Apa-apaan ini. Dimana poniku? Apa-apaan ini," umpatnya.
Setelah omelan tersebut, pria Rusia itu mengambil gunting dan mencukur sebagian poni tukang cukur Thailand.
Baca juga: Video Viral di TikTok, Heboh Iring-iringan Seserahan di Grobogan, Bawa Sapi hingga Mobil Mewah
Ia lalku segera keluar dari tempat pangkas rambut tanpa membayar potongan rambutnya.
Seluruh adegan itu membuat staf dan klien lainnya terdiam.
"Setelah dia menggebrak meja, dia meraih kepala saya, menariknya ke bawah, lalu memotong rambut saya dengan gunting," kata Suphachai, tukang cukur berusia 32 tahun.
"Saya tidak membalas, tapi saya merasa marah. Saya memikirkan beberapa konsekuensi potensial jika saya melawan. Saya takut menghadapi dampak hukum atau kehilangan pekerjaan. Jadi saya memilih untuk tidak melakukan apa pun," tambahnya.
Suphachai terpaksa mencukur seluruh kepalanya, karena potongan dalam di poninya tidak mungkin disembunyikan.
Dia juga mengajukan pengaduan ke polisi setempat dan berharap mendapat permintaan maaf dari pria Rusia tersebut.
Namun hal itu akan sulit didapat, mengingat pria tersebut sudah meninggalkan Thailand.
Masih di Thailand, ada kisah lain yang juga terkait dengan kelakuan turis.
Baca juga: Viral Sosok Caleg Mirip Lesti Kejora yang Sempat Hebohkan Masyarakat, Ternyata Punya Karir Cemerlang
Seorang pria Inggris berusia 48 tahun diketahui sedang berlibur di Pattaya, Thailand.
Ia kehabisan uang dan mencoba memeras lebih banyak uang dari keluarganya di kampung halaman.
Pria tersebut kemudian merencanakan rekayasa kejahatan dengan meminta bantuan teman untuk berpura-pura menculiknya.
Ya, waktu dan uang memang berlalu begitu saja ketika bersenang-senang.
Sama halnya dengan yang dirasakan Ian Robbie Day, pria berusia 48 tahun dari Portsmouth, Inggris.
Ian baru-baru ini tengah menikmati liburan dan bersenang-senang di ibukota pesta Thailand, Pattaya.
Setelah berulang kali memperpanjang liburan eksotiknya, Ian mendapati dirinya tidak punya uang lagi untuk membeli minuman keras, obat-obatan, dan kesenangan lokal lainnya.
Keluarganya menolak membiayai pestanya yang tiada henti, jadi dia terpaksa mengambil keputusan.
Ia dihadapkan pada dua keputusan yakni mengakhiri liburannya di Thailand dan kembali ke rumah, atau mencari cara untuk mendapatkan lebih banyak uang.
Itu adalah hal yang mudah, jadi dia meyakinkan teman-temannya untuk memukulinya dan menyamar sebagai gangster bertopeng.
Baca juga: 4 Konten yang Pernah Viral, Telur Pemegang Like Terbanyak di Instagram hingga Cinnamon Challenge
Dengan cara tersebut, Ian bisa memalsukan penculikannya dan meminta uang tebusan kepada keluarganya.
Ian meyakinkan teman-teman pestanya untuk meninju wajahnya dan membiarkannya memar sehingga foto yang dia kirimkan kepada keluarganya di rumah tampak asli.
Beberapa temannya juga berperan sebagai penculik di foto tersebut, untuk membuat cerita penculikannya dapat dipercaya.
Aksi itu berhasil, hanya saja ketika keluarga Ian melihat foto-fotonya, mereka panik dan memberi tahu polisi tentang penculikannya.
Ian mungkin tidak pernah berpikir bahwa Interpol akan terlibat dalam kasus penculikannya, namun hal itu terjadi.
Organisasi kepolisian internasional berhasil dengan cepat melacaknya ke sebuah hotel di Pattaya dan membentuk tim evakuasi.
Hanya saja ketika mereka mendobrak pintu kamarnya, alih-alih menjadi korban yang terikat dan tidak berdaya, mereka menemukan seorang turis yang mabuk dan sedang berpesta dengan calon penculiknya.
"Pria itu mengobrol melalui iMessage dan FaceTime dengan keluarganya di Inggris," kata Letnan Kolonel Polisi Sorasak Saengcha kepada wartawan.
"Dia mengirim foto dirinya sedang diserang, dan setelah terluka, dia mengambil foto dirinya yang terlihat seperti baru saja dipukuli. Teman-temannya akan memukulnya dan memberinya memar di wajahnya, lalu dia melakukan video call dengan keluarganya di FaceTime," imbuhnya.
Ian meminta ketiga temannya untuk bertindak seolah-olah mereka adalah penculik yang menyanderanya.
Pria itu menyuruh mereka memakai topeng di video dan bertindak seperti gangster.
"Ketika keluarganya tidak mau mendukungnya lagi, dia melakukan rekayasa penculikan, itulah alasan dia melakukan itu," papar Saengcha.
"Keluarganya khawatir dan mereka menghubungi polisi di Inggris dan Interpol diberitahu. Interpol menghubungi polisi Thailand dan kami melacak pria tersebut. Tapi ketika kami tiba mereka sedang mengadakan pesta," imbuhnya.
Ketika polisi menemukan Ian pada 26 Januari, dia dilaporkan tengah terlibat dalam pesta narkoba selama dua hari bersama tiga orang asing lainnya.
Semua peserta pesta ditangkap atas tuduhan kepemilikan senjata api dan amunisi tanpa izin, kepemilikan obat-obatan kategori satu, dan visa yang sudah habis masa berlakunya.
Kemungkinan besar mereka akan dideportasi.
Baca juga: Viral Seorang Wanita Diputuskan Pacarnya Karena Punya Rumah Bak Gubuk, Isinya Bikin Kaget
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.