Breaking News:

Kengerian Jalan Kematian di Kuwait, Ratusan Mobil Hancur dengan Mayat yang Berserakan

Jalan Raya Kematian bukan hanya akibat peperangan – namun juga sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi militer.

Flickr/ Bryan Dorrough
Gambar-gambar menunjukkan barisan kendaraan dan jenazah yang terbakar tak berujung di sepanjang Jalan Raya Kematian. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jalan Raya Kematian mungkin terdengar seperti judul novel suram.

Namun Jalan Raya Kematian adalah tempat nyata dengan sejarah yang bahkan lebih mengerikan daripada fiksi.

Baca juga: Video Viral Pria Telanjang Dada Tumpuk Uang di Tengah Jalan Raya, Ajak Warga Adu Kekayaan

Jalan Raya Kematian mengacu pada jalan antara Kuwait dan Basra di mana warga sipil dan unit kecil tentara Irak yang mundur diserang secara brutal dan dihancurkan sepenuhnya oleh pesawat Amerika selama serangan Koalisi PBB dalam Perang Teluk, pada malam tanggal 26 Februari - 27 Februari 1991.
Jalan Raya Kematian mengacu pada jalan antara Kuwait dan Basra di mana warga sipil dan unit kecil tentara Irak yang mundur diserang secara brutal dan dihancurkan sepenuhnya oleh pesawat Amerika selama serangan Koalisi PBB dalam Perang Teluk, pada malam tanggal 26 Februari - 27 Februari 1991. (Flickr/sami)

Baca juga: Video Viral, Orang Utan Bertubuh Kurus Keluar Hutan dan Melintas di Jalan Raya

Bentangan jalan di Kuwait ini dikenal sebagai Highway 80 dan menjadi latar belakang satu serangan paling dahsyat selama Perang Teluk.

Gambaran kendaraan militer yang hancur dan sisa-sisa hangus telah terpatri dalam ingatan kolektif komunitas internasional, yang menjadi pengingat akan kekuatan destruktif peperangan modern.

Baca juga: Viral Pesawat Jatuh di Jalan Raya Malaysia, Menghantam Tanah & Terbakar Hebat

Baca juga: Pria Nekat Curi Taksi Dekat Bandara, Langsung Kabur dan Ugal-ugalan di Jalan Raya

Tentang Jalan Raya Kematian

Sebelum kita dapat memahami pentingnya Jalan Raya Kematian, pertama-tama kita harus melihat iklim geopolitik yang mendasari terciptanya jalan tersebut.

Perang Teluk, yang dipicu oleh invasi Irak ke Kuwait pada bulan Agustus 1990, menarik perhatian internasional dan memicu tindakan pasukan koalisi luas yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Tujuan utama konflik ini adalah untuk mengusir pasukan Irak dari Kuwait dan memulihkan kedaulatan negara.

Ketika pasukan koalisi melancarkan serangan besar-besaran, Tentara Irak yang mundur berada di Highway 80, menuju Irak.

Pada akhir Februari 1991, pesawat koalisi menargetkan konvoi yang mundur di sepanjang jalan raya.

2 dari 4 halaman

Serangan tersebut dilakukan secara sistematis dan tanpa henti meninggalkan jejak kehancuran sepanjang beberapa mil.

Peristiwa tersebut, yang berlangsung selama beberapa hari, tidak hanya mengakibatkan musnahnya kendaraan militer,
tetapi juga nyawa tentara Irak dan warga sipil.

Jumlah pasti korban masih diperdebatkan, namun dampaknya sungguh merupakan bencana besar.

Baca juga: Bule Pamer Kemaluan Sambil Ketawa saat Naik Motor di Jalan Raya Bali, Kini Ditangkap Imigrasi

Laporan langsung dan bukti foto

Dilansir dari thevintagenews, foto-foto dan laporan dari para jurnalis dan personel militer yang menyaksikan kejadian tersebut memperlihatkan kepada dunia kenyataan suram mengenai kehancuran akibat serangan udara tersebut.

Gambar-gambar tersebut sangat mengejutkan, menunjukkan barisan kendaraan dan jenazah yang terbakar tak berujung, sebagian berada di dalam mobil dan sebagian lainnya berserakan di sepanjang tepi jalan.

Pemandangan ini memicu perbincangan global tentang sifat serangan tersebut dan menimbulkan pertanyaan tentang proporsionalitas dan perlunya pemboman besar-besaran tersebut.

Jalan Raya Kematian bukan hanya akibat peperangan – namun juga sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi militer.

Amunisi berpemandu presisi dan pengawasan canggih memungkinkan pasukan koalisi menyerang dengan akurasi dan efisiensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

3 dari 4 halaman

Keunggulan teknologi ini merupakan satu faktor dalam strategi militer koalisi, yang bertujuan untuk melumpuhkan pasukan Irak dengan cepat guna meminimalkan korban koalisi dan mengakhiri konflik.

Dilema etika dan kerusakan lingkungan

Tanggapan internasional terhadap apa yang terjadi di sepanjang Jalan Kematian beragam.

Meskipun ada yang memandang serangan itu sebagai tindakan perang yang perlu, ada pula yang mengkritiknya sebagai potensi kejahatan perang.

Perdebatan berpusat pada prinsip-prinsip kebutuhan, pembedaan dan proporsionalitas berdasarkan hukum konflik bersenjata.

Insiden ini menimbulkan pertanyaan etis yang mendalam mengenai perilaku perang dan perlindungan hak asasi manusia selama konflik bersenjata.

Selain menimbulkan korban jiwa, Jalan Raya Kematian juga mempunyai dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan sosial.

Pembakaran dan penghancuran kendaraan menyebabkan kebocoran minyak dan kebakaran yang berkontribusi terhadap polusi dan bahaya kesehatan.

Dampak sosialnya juga sangat besar, karena peristiwa tersebut menjadi simbol penderitaan akibat Perang Teluk dan mempengaruhi jiwa masyarakat Irak dan komunitas internasional.

Jalan Raya Kematian di media dan kondisinya saat ini

Banyak kendaraan yang hancur berantakan di Jalan Raya Kematian
Banyak kendaraan yang hancur berantakan di Jalan Raya Kematian (Flickr/Bryan Dorrough)
4 dari 4 halaman

Jalan Raya Kematian telah digambarkan dalam berbagai bentuk media dan seni, seperti Jarhead (2005).

Penggambaran ini menjadi bukti dampak jangka panjang dari lokasi tersebut terhadap kesadaran budaya kita, terutama karena lokasi tersebut bukanlah topik yang ingin diliput oleh media, karena sifatnya yang mengerikan.

Saat ini, Highway 80 telah dibangun kembali dan hanya memiliki sedikit kemiripan dengan gambaran mengerikan pada tahun 1991, yang berarti pengunjung mungkin akan kesulitan membayangkan skala tragedi yang pernah terjadi di sana.

Namun, tugu peringatan dan cerita penduduk setempat tetap menjaga kenangan akan Jalan Raya Kematian tetap hidup, berfungsi sebagai pengingat masa lalu yang suram.

Ambar/TribunTravel

Selanjutnya
Tags:
IrakKuwaitjalan raya Nawaf Al-Sabah Barham Salih
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved