TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pendaki pria mengaku menyesal setelah mengikuti aplikasi Google Maps.
Yap, Google Maps memang sering digunakan sebagai panduan petunjuk jalan hampir di berbagai negara di dunia.
Bukan hanya jalanan kota saja, tapi juga pedesaan hingga ke wisata alam.
Baca juga: Turis di Bali Ketakutan Lihat Alat Pelacak Dalam Tasnya, Langsung Pulang ke Negara Asal

Nah, baru-baru ini seorang pendaki pria sengaja menggunakan aplikasi Google Maps untuk menemukan jalan.
Pria dari Kanada tersebut malah diarahkan untuk mengikuti jalan setapak di jalur pegunungan British Columbia.
Bukan pegunungan biasa, tapi lebih mirip seperti hutan belantara yang menyeramkan dan jauh dari kata aman, lapor North Shore Rescue (NSR).
Dalam sebuah pernyataan, pria itu mengunggah kisahnya di platform Facebook sambil menuliskan cuitan:
"Untuk lebih jelasnya, daerah tersebut tidak memiliki jalan setapak dan sangat curam dengan banyak tebing di seluruh bagiannya."
Pria itu mengaku, bahwa sebelumnya NSR telah memasang papan peringatan di area terlarang tersebut.
Baca juga: 10 Tempat Viral di Dunia yang Cuma Bisa Dikunjungi Lewat Google Maps

"Pada minggu-minggu sebelumnya, NSR sebenarnya telah memasang papan peringatan di area tersebut."
"Daerah ini jelas berbahaya, karena pernah menelan korban jiwa sebelumnya."
Pendaki tersebut telah berusaha mencapai puncak Gunung Fromme, sebuah puncak yang terletak di sebelah utara Vancouver, Unilad melaporkan.
Sayangnya selama upaya tersebut dia mendapati dirinya terdampar di lereng gunung pada tanggal 4 November 2023 dan tidak dapat turun kembali ke tempat dia datang.
Tim penyelamat diturunkan ke kawasan hutan dan mampu menghubunginya dan membawanya ke tempat yang aman.
Mereka kemudian dijemput dengan helikopter.
Tim penyelamat melaporkan bahwa pendaki tersebut hanya memiliki perlengkapan yang sangat minim, termasuk alas kaki yang tidak cocok untuk perjalanan yang ia coba, serta tidak memiliki senter.
Baca juga: Ikuti Petunjuk Google Maps, Dua Pengemudi Mobil Tersesat di Jembatan Sempit
Pendaki yang tidak disebutkan namanya itu bukanlah orang pertama yang harus dibawa kembali oleh tim penyelamat dari lokasi tersebut.
Faktanya, dia adalah orang kedua yang berhasil pulih dalam dua bulan terakhir, dan tim penyelamat percaya bahwa kedua kejadian tersebut disebabkan oleh Google Maps yang menampilkan jejak palsu di area tersebut.
Kenyataannya tidak ada jejak seperti itu.
Dalam pembaruannya, NSR mengatakan bahwa Google Maps telah menghapus jejak palsu tersebut.
NSR juga menyarankan masyarakat untuk menghindari Google Maps untuk hiking, dan sebagai gantinya menggunakan aplikasi khusus seperti CalTopo atau Gaia.
Entah itu, atau hanya peta kertas kuno dan kompas.
Lagi pula, peta kertas tidak kehabisan baterai.
Baca juga: Viral di Medsos, Google Maps Street View Rekam Penampakan Mirip Bigfoot di Daratan Rusia
Gara-gara Ikuti Arah Google Maps, Sekeluarga Nyasar ke Hutan dan Dievakuasi Basarnas
Google Maps tak selamanya mengantarkan kita ke tempat tujuan dengan benar.
Bahkan seringkali aplikasi tersebut mengantarkan penggunanya melalui jalur-jalur atau rute yang sulit.
Hal ini dialami sebuah keluarga yang mendadak nyasar ke hutan setelah mengikuti rute yang diarahkan Google Maps.
Keluarga tersebut diketahui bepergian dari Samarinda menuju Bontang.
Bukannya sampai di Bontang, satu keluarga tersebut tersesat di jalan hauling perusahaan batubara yang terletak di dalam hutan.
Tepatnya di Desa Sungai Bawang, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kaltim-Kaltara, Melkianus Kotta menjelaskan, satu keluarga tersebut berisikan empat orang.

Baca juga: Ingin Tahu Tarif Jalan Tol yang Akan Kamu Lewati? Coba Pakai Google Maps
Yaitu pasangan suami istri dan dua orang anaknya yang masing-masing Agus (30), Melani (26), Febiyana (5) dan Ramaditya (9 bulan).
Dilaporkan satu keluarga tersebut berjalan berangkat mobil pada Jumat (21/1/2022) sekira pukul 05.00 WITA.
Korban beserta istri dan dua anaknya keluar dari gerbang tol Palaran dan berencana menuju ke Bontang dengan mengikuti Google Maps.
"Namun korban salah jalan sehingga memasuki jalan tanah di tengah hutan dan kendaraan yang digunakan amblas," ujarnya, dikutip TribunTravel dari TribunKaltim.co.
Beruntung, kata Melkianus, korban masih bisa berkomunikasi dengan keluarga dan petugas.
Sehingga satu keluarga tersebut dapat ditemukan dan dievakuasi keluar jalan hauling di dalam hutan tersebut.
Kini mereka telah ditempatkan di rumah keluarga di Samarinda.
(TribunTravel.com/ni)
Kumpulan artikel viral
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.