Breaking News:

8 Negara yang Tengah Dilanda Konflik, Hadapi Perang Saudara hingga Ketegangan Etnis

Berikut deretan negara-negara yang sedang menghadapi konflik. Alami perang saudara hingga ketegangan etnis dan agama.

Sushil Nash /Unsplash
deretan negara yang tengah berkonflik. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Negara-negara yang berkonflik sering kali bergulat dengan ketegangan politik, etnis, atau agama yang sudah berlangsung lama, sehingga menyebabkan kekerasan dan ketidakstabilan yang berulang.

Negara-negara ini menghadapi perang saudara, politik internal, dan intervensi eksternal, yang berdampak pada kehidupan warganya di luar pemahaman.

Baca juga: Viral Pria Berpakaian Layaknya Yesus & Membawa Salib, Nekat Jalan Kaki Melintasi Perbatasan Negara

Ilustrasi negara yang tengah berkonflik
Ilustrasi negara yang tengah berkonflik (Sushil Nash /Unsplash)

Baca juga: 11 Negara dengan Tingkat Kejahatan Terendah di Dunia, Cocok Buat Kamu yang Solo Traveling

Negara-negara yang dilanda konflik ini juga menghadapi tantangan kemanusiaan yang signifikan, yang semakin membatasi akses mereka terhadap layanan dasar.

Dilansir dari indiatimes, berikut deretan negara-negara yang sedang menghadapi konflik.

Baca juga: 6 Kata dan Frasa yang Punya Arti Berbeda Tergantung Negara Mana yang Kamu Kunjungi

Baca juga: 10 Negara di Dunia dengan Pajak Penghasilan Terendah bahkan Nol, Ada Uni Emirat Arab

1. Republik Afrika Tengah

Pada 2022, Republik Afrika Tengah (CAR) menandai satu dekade perang saudara, yang merupakan bagian dari serangkaian konflik yang telah berlangsung sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960.

Kabarnya, pemberontakan yang dimulai pada tahun 2012 menyebabkan konflik etnis dan agama, sehingga melemahkan infrastruktur, dan dukungan sosial bagi hampir 5 juta orang.

Akses kemanusiaan di CAR juga menurun akibat konflik yang sedang berlangsung, dengan kurang dari 40 persen operasi LSM yang berfungsi dengan aman.

2. Republik Demokratik Kongo

Masina, Kinshasa, Republik Demokratik Kongo
Masina, Kinshasa, Republik Demokratik Kongo (Kaysha /Unsplash)

Baca juga: 7 Spot Diving Terbaik di Indonesia, Jadi Incaran Wisatawan dari Berbagai Negara

Republik Demokratik Kongo dapat digambarkan sebagai tempat terjadinya satu perang saudara terburuk di Afrika, yang telah berubah dari konflik nasional pada akhir tahun 1990an menjadi konflik lokal terkait sumber daya, tanah, dan kekuasaan.

2 dari 4 halaman

Meskipun konflik kini lebih bersifat lokal, namun konflik tersebut masih sangat merusak.

Pertempuran yang sering terjadi di berbagai wilayah semakin memperburuk situasi, yang berujung pada krisis kemanusiaan.

Dengan lebih dari 5 juta warga Kongo yang mengungsi, negara ini menempati peringkat ketiga sebagai populasi IDP (Internally Displaced People) terbesar di dunia.

3. Sudan Selatan

Suku Dinka, Sudan Selatan
Suku Dinka, Sudan Selatan (Randy Fath /Unsplash)

Sebelum konflik meletus pada bulan Desember 2013, masih ada harapan bagi masa depan Sudan Selatan.

Masa damai dan ladang minyak yang melimpah memberikan harapan bagi pembangunan.

Namun, konflik yang terus berlanjut memperburuk kondisi tersebut, yang menjerumuskan negara ini ke dalam krisis pembangunan manusia yang parah.

Konflik tersebut kemudian segera berubah menjadi konflik etnis, sehingga menyebabkan lebih dari 4 juta warga Sudan Selatan mengungsi.

Proses perdamaian yang tertunda juga meningkatkan kekerasan, yang juga disebabkan oleh tidak adanya pemerintahan transisi.

4. Somalia

Goldogob, Somalia
Goldogob, Somalia (Ismail Salad Osman Hajji dirir /Unsplash)
3 dari 4 halaman

Awal mula Perang Saudara Somalia yang sedang berlangsung masih diperdebatkan, karena menurut beberapa orang, perang tersebut dimulai pada tahun 1991, sementara yang lain mengklaim bahwa perang tersebut dimulai satu dekade sebelumnya.

Namun demikian, negara ini telah mengalami kekerasan dan kehancuran dalam jangka waktu yang lama.

Di tengah berbagai krisis yang terjadi di Somalia, konflik masih menjadi isu utama.

Meskipun kekerasan tidak menimbulkan banyak korban jiwa, ketidakstabilan selama tiga dekade telah merusak infrastruktur dan sistem layanan kesehatan di negara tersebut.

Berdasarkan catatan yang ada, sekitar 7,8 juta orang di Somalia memerlukan bantuan kemanusiaan, dan lebih dari 5 juta di antaranya adalah anak-anak.

Sebagian besar wilayah di negara ini berada di luar kendali pemerintah, sehingga menyulitkan lembaga kemanusiaan untuk memberikan layanan.

5. Afganistan

Meskipun ada upaya pembangunan, Afghanistan masih sangat tidak stabil akibat konflik selama beberapa dekade, dengan kekerasan yang mempengaruhi sebagian besar penduduknya.

Menurut Dewan Hubungan Luar Negeri, perkiraan 111.000 korban sipil dilaporkan dari tahun 2009 hingga 2022, yang berdampak signifikan pada bantuan kemanusiaan.

Pada tahun 2021, lebih dari 18 juta orang, termasuk 3 juta anak-anak, membutuhkan bantuan.

4 dari 4 halaman

Saat ini, UNOCHA memperkirakan 28,3 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.

6. Suriah

Aleppo, Suriah
Aleppo, Suriah (Aladdin Hammami /Unsplash)

Sejak awal tahun 2011, Suriah telah menghadapi konflik sipil yang menimbulkan penderitaan yang sangat besar.

Hal ini telah mengubah Suriah menjadi satu negara yang menghadapi krisis kemanusiaan paling parah.

UNOCHA melaporkan bahwa 15,3 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, sedangkan dari total populasi 17,5 juta jiwa, 83% kini hidup di bawah garis kemiskinan.

Dampak konflik ini tidak hanya mencakup kekerasan fisik, namun juga mempengaruhi setiap aspek kehidupan di Suriah.

7. Ukraina

Ilustrasi bendera Ukraina.
Ilustrasi bendera Ukraina. (Max Kukurudziak /Unsplash)

Hanya dalam hitungan minggu, krisis yang telah berlangsung selama delapan tahun di Ukraina timur meningkat menjadi konflik besar.

Pada Februari 2022, Rusia melancarkan operasi militer skala penuh, dan dalam 24 jam pertama, UNHCR melaporkan banyak korban sipil.

Jika laporan ini benar, Ukraina kini menghadapi salah satu krisis pengungsi dan kemanusiaan terbesar di dunia.

8. Israel/Palestina

Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina.
Kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina. (Flickr/Institute for the Study of the Ancient World)

Pada 7 Oktober, kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan brutal terhadap Israel, dengan ratusan pria bersenjata menyusup ke komunitas di dekat Jalur Gaza.

Sebagai tanggapan, Israel melancarkan beberapa serangan udara ke Gaza.

Situasinya sangat buruk, dan yang bisa kita lakukan hanyalah berharap keselamatan orang-orang tak berdosa yang terjebak dalam baku tembak.

Ambar/TribunTravel

Selanjutnya
Tags:
SudanKongoSomalia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved