Breaking News:

Terungkap Alasan KA Brantas Tak Mengerem dan Menabrak Truk, Simak Penjelasannya

Kereta api tak bisa melakukan pengereman secara mendadak yang disebabkan banyak faktor, mulai dari panjang dan bobot kereta hingga sistem pengereman.

Dok. PT KAI
Ilustrasi perjalanan kereta api. Kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak yang disebabkan banyak faktor. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Insiden kereta api tertemper truk di Semarang menimbulkan satu pertanyaan yang sering dilontarkan.

"Mengapa kereta api tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak?"

Insiden kereta api tertemper truk di Semarang menimbulkan satu pertanyaan yang sering dilontarkan,
Insiden kereta api tertemper truk di Semarang menimbulkan satu pertanyaan yang sering dilontarkan, "Mengapa kereta api tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak?" (Dok. PT KAI)

Ya, masyarakat umum mungkin banyak yang belum mengetahui kalau kereta api tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak.

Hal itu terbukti dari beberapa komentar netizen yang menanyakan mengapa masinis tidak melakukan pengereman saat mengetahui ada truk yang tersangkut di perlintasan sebidang.

Baca juga: Evakuasi Lokomotif KA Brantas dan Truk Selesai, Jalur Kereta Api Semarang Kembali Normal

Padahal, kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak yang disebabkan banyak faktor.

Lantas, faktor-faktor apa aja sih yang memengaruhi ketidakmampuan kereta api untuk berhenti mendadak?

Yuk simak informasi yang telah TribunTravel rangkum dari akun Instagram @kai121_ berikut ini.

1. Panjang dan Berat Rangkaian Kereta

Hal yang menyebabkan kereta tidak dapat berhenti mendadak adalah panjang dan bobot kereta.

Baca juga: Ganjar Pranowo Pantau Langsung Proses Pembersihan Pasca Kecelakaan Kereta Api vs Truk Tronton

Makin panjang dan berat rangkaian kereta api, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.

2 dari 4 halaman

Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaanya.

Dengan kondisi tersebut, maka akan dibutuhkan energi yang besar untuk membuat rangkaian kereta berhenti.

Kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak yang disebabkan banyak faktor, termasuk panjang dan bobot kereta.
Kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak yang disebabkan banyak faktor, termasuk panjang dan bobot kereta. (Dok. PT KAI)

2. Sistem Pengereman

Pengereman yang dipakai pada kereta api saat ini menggunakan jenis rem udara.

Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.

Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda.

Baca juga: 6 Fakta Kecelakaan Kereta Api vs Truk di Semarang, Sempat Terjadi Ledakan Dahsyat

Friksi ini yang akan membuat kereta api berhenti.

Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.

Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.

Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman.

Makin panjang dan berat rangkaian kereta api, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang.
Makin panjang dan berat rangkaian kereta api, maka jarak yang dibutuhkan untuk kereta api dapat benar-benar berhenti akan semakin panjang. Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaanya. (Dok. PT KAI)
3 dari 4 halaman

3. Faktor yang Berpengaruh pada Jarak Pengereman

Berikut beberapa faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman:

• Kecepatan kereta api

• Kemiringan/ lereng jalan rel

• Persentase gaya pengereman

• Jenis kereta api

• Jenis rem

• Kondisi cuaca

Baca juga: 2 Kecelakaan Kereta Api Terjadi dalam Sehari, Gegara Truk Mogok, Ada di Lampung dan Semarang

Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak. Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.
Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak. Rem ini hanya menghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat. Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman. (Dok. PT KAI)

4. Bahay Jika Kereta Api Melakukan Pengereman Mendadak

Rem pada rangkaian kereta api bekerja dengan tekanan udara.

4 dari 4 halaman

Rem pada roda dihubungkan ke piston dan susunan silinder.

Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di kereta api akan memaksa rem mengunci dengan roda.

Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam.

Sehingga rem bekerja lebih dulu dari titik keluarnya udara.

Pengereman yang tidak seragam dapat menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir atau terseret hingga terguling.

Baca juga: Detik-detik Mencekam KA Brantas Tertemper truk, Perjalanan Kereta Api Lainnya Sempat Tersendat

(TibunTravel.com/mym)

Untuk membaca artikel terkait berita viral, kunjungi laman ini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
SemarangKA Brantaskereta api Jembatan Sikatak Gilo-gilo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved