TRIBUNTRAVEL.COM - Keraton Kasunanan Surakarta di Solo sebentar lagi akan menggelar Kirab Pusaka Malam 1 Suro.
Sebagaimana diketahui, Kirab Pusaka Malam 1 Suro ini diadakan dalam rangka memperingati Tahun Baru Hijriah.

Gelaran Kirab Pusaka Malam 1 Suro sendiri biasanya dilangsungkan setiap malam 1 Muaharam.
Tahun ini, malam 1 Muharam 1444 H akan jatuh pada Rabu Legi (19/7/2023) mendatang.
Baca juga: Jadwal Kirab 1 Suro Pura Mangkunegaran Solo, Presiden Jokowi Turut Diundang
Dikenal juga dengan nama Mangayubagya Warsa Anyar 1 Suro EHE 1957, Kirab Pusaka Malam 1 Suro biasanya diadakan degan serangkaian ritual.
Satu di antaranya yang paling ikonik adalah pengarakan kebo bule (kerbau bule).
TONTON JUGA:
Pengarakan kebo bule menjadi daya tarik tersendiri bagi gelaran Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Solo.
Dikatakan demikian karena dalam pelaksanaannya kebo bule biasanya diarak melalui sejumlah ruas jalan.
Selain itu pengarakan kebo bule juga dibarengi dengan beberapa pusaka Keraton Kasunanan Surakarta.
Dikutip dari Instagram @kraton_solo, Kirab Pusaka Malam 1 Suro nantinya akan dilangsungkan pada malam hari.
Adapun jadwalnya yakni direncanakan pukul 23.00 WIB.
Nantinya, Kirab Pusaka Malam 1 Suro juga akan melewati sejumlah rute.
Pada rute-rute ini kirab akan diadakan secara terbuka bagi seluruh masyarakat umum.
Jadi siapa saja boleh menonton Kirab Pusaka Malam 1 Suro ini secara gratis.
Lalu di mana saja rute Kirab Pusaka Malam 1 Suro nanti? Berikut adalah rinciannya.
Baca juga: SIPA Festival 2023 Akan Hadir Sebentar Lagi, Simak Jadwalnya
Rute Kirab 1 Suro di Solo
Nantinya Kirab Pusaka Malam 1 Suro akan dilakukan dari Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang ada di Jl. Kamandungan, Baluwarti, Kec. Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah.
Setelah itu kirab akan berjalan menuju ke utara melalui Supit Urang.
Kemudian barulah Kirab Pusaka Malam 1 Suro akan dilanjutkan melalui sejumlah rute di antaranya sebagai berikut.
Jl. Pakoe Boewono – Gapura Gladag ke utara menuju Jl. Jend. Sudirman – belok ke timur melalui Jl. Mayor Kusmanto – belok ke selatan melalui Jl. Kapten Mulyadi – belok ke barat melalui Jl. Veteran – belok ke utara melalui Jl. Yos Sudarso – belok ke timur melalui Jl. Brigjend Slamet Riyadi – belok ke selatan melalui Jl. Pakoe Boewono – kembali ke Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Baru di Solo yang Lagi Hits, Ada Solo Safari hingga Lokananta Bloc
Fakta Kebo Bule dalam Kirab Pusaka Malam 1 Suro, Ternyata Bukan Jelmaan Kiai Slamet

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, Kirab Pusaka Malam 1 Suro ini identik dengan arak-arakan kebo bule.
Dalam kepercayaan Keraton Kasunanan Surakarta pengarakan kebo bule tersebut bertujuan sebagai cucuk lampah (pengawal) dari pusaka-pusaka tersebut.
Berbicara soal kebo bole, hewan satu ini rupanya bukanlah hewan sembarangan.
Dikatakan demikian karena kebo bule terbilang unik karena memiliki tanduk yang cukup panjang.
Kebo bule juga memiliki kulit dan bulu berwarna putih pirang agak kemerah-merahan sehingga membuatnya disebut dengan nama demikian.
Namun tak sekedar itu, kebo bule juga banyak dipercaya masyarakat sebagai turunan dari kebo bule jelmaan Kiai Slamet.
Kiai Slamet sendiri merupakan sebutan untuk sebuah pusaka keraton yang dianggap kramat.
Namun, taukah kamu jika fakta dari kebo bule rupanya tidak demikian?
Baca juga: Odong-odong Dilarang Sembarangan Beroperasi di Solo, Kalau Melanggar Bisa Kena Sanksi
Mengutip situs Perpustakaan Nasional via Intisari Online, kebo bule bukanlah jelmaan Kiai Slamet.
Sebagaimana diketahui, para kebo bule konon merupakan hewan peliharaan kesayangan Paku Buwono II.
Hal itu lantaran kebo bole sendiri pada zaman dulu merupakan hadiah pemberian Kiai Hasan Beshari dari Tegalsari, Ponorogo.
Saat itu kebo kebo bule sengaja dihadiahkan sebagai pengawal dari sebuah pusaka keraton yang bernama Kiai Slamet.
Namun, hingga sekarang pihak keraton tidak pernah menjelaskan hingga rinci terkait bentuk pusaka Kiai Slamet itu sendiri.
Maka sejak adanya kebo bule, banyak masyarakat menyalah artikannya sebagai jelmaan dari Kiai Slamet.
Tak sekedar pengawal pusaka, kebo bule juga berperan penting dalam pencarian lokasi keraton baru sekitar tahun 1725.
Konon pada zaman itu Paku Buwono II melepas leluhur kebo-kebo bule untuk diikuti para abdi dalem Keraton.
Baca juga: Jadwal Kereta Api Jakarta-Solo Lengkap dengan Tarifnya, Naik KA Fajar Utama Solo Mulai Rp 270 Ribuan
Hingga akhirnya binatang tersebut berhenti di sebuah tempat yang kini menjadi Keraton Kasunanan Surakarta.
Atas dasar inilah kebo bule bagi Keraton Kasunanan Surakarta dianggap sangat sakral.
Setiap malam 1 Sura menurut pengganggalan Jawa, atau malam tanggal 1 Muharam menurut kalender Islam, sekawanan kebo bule keramat ini selalu dikirab, menjadi pengiring sejumlah pusaka keraton lainnya.
Sebelum dikirab, kebo bule milik Keraton Kasunanan Surakarta juga akan diperlakukan secara istimewa.
Melansir Kompas.com, sebelum dikirab para kebo bule akan dijamu dengan ubi.
Kemudian kebo-kebo tersebut juga akan dikalungi melati.
Menariknya lagi, Kirab Pusaka Malam 1 Suro juga tidak akan dimulai jika para kebo bule belum berkehandak untuk keluar dari kandangnya.
Sebagai acara yang banyak dinanti-nanti, Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Solo akan dihadiri oleh ribuan penonton.
Bukan tanpa alasan, hadirnya masyarakat menonton gelaran acara ini lantaran ingin ngalap atau mendapat berkah dari kebo bule.
Maka tak heran jika beberapa di antara penonton akan menyentuh rombongan kebo bule, bahkan sampai mengambil kotorannya.
Hal itu dilakukan karena banyak masyarakat percaya bahwa hal-hal tersebut mendatangkan manfaat, baik itu untuk keselamatan, panjang umur, awet muda, menyuburkan tanah, dan lain-lain.
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal kalender event di sini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.