Breaking News:

Ikuti Fun Hiking, Mahasiswi Undip Meninggal Dunia saat Mendaki di Gunung Lawu

Kronologi dan fakta terkait Mahasiswi Undip yang meninggal dunia saat ikuti kegiatan fun hiking di Gunung Lawu, Jawa Tengah.

TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA
Potret Gunung Lawu. Belum lama ini seorang mahasiswa Undip dilaporkan meninggal dunia saat ikuti kegiatan fun hiking. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Belum lama ini berita duka kembali terdengar dari seorang pendaki Gunung Lawu di Karanganyar, Jawa Tengah.

Diketahui pendaki Gunung Lawu tersebut merupakan seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Potret Gunung Lawu. Belum lama ini seorang mahasiswa Undip dilaporkan meninggal dunia saat ikuti kegiatan fun hiking.
Potret Gunung Lawu. Belum lama ini seorang mahasiswa Undip dilaporkan meninggal dunia saat ikuti kegiatan fun hiking. (TribunTravel/GigihPrayitno)

Adalah Anindita Syafa NK, perempuan 20 tahun yang dilaporkan meninggal dunia saat ikuti kegiatan fun hiking di Gunung Lawu.

Kabar meninggalnya Anindita ini dikonfrimasi langsung oleh Humas Mahasiswa Pecinta Alam (Wapeala) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Choerud Salsabila.

Baca juga: Viral Pendaki Tak Akui Jasa Sherpa yang Selamatkan Nyawa saat Sekarat di Everest

Choerud Salsabila mengatakan peristiwa meinggalnya Anindita terjadi saat ia berada di pos empat Gupakan Menjangan Candi Cetho, Gunung Lawu.

Ia juga mengatakan bahwa Anindita merupakan mahasiswa biasa yang saat itu sedang mengikuti kegiatan fun hiking yang diadakan oleh organisasi mahasiswa pecinta alam (Mapala).

TONTON JUGA:

"Benar mahasiswa Undip. Tapi korban bukan dari Wapeala. Karena Mapala (mahasiswa pecinta alam) yang sedang mengadakan fun hiking di Gunung Lawu pada tanggal 23-25 Juni 2023 adalah Mapala Kompas Undip (kelompok mahasiswa pecinta alam jurusan teknik mesin)," kata Choerud Salsabila dikutip dari Kompas.com.

Choerud Salsabila mengatakan bahwa Anindita bukanlah anggota dari Wapeala.

Ia merupakan satu di antara peserta fun hiking yang diadakan oleh Mapala Kompas Undip Semarang.

2 dari 4 halaman

Sementara status Anindita sendiri termasuk mahasiswi dari Himpunan Teknik Mesin Undip. "Iya betul (anggota Mapala Kompas Undip yang ikut kegiatan fun hiking). Tapi sampai sekarang pun, pesan/WhatsApp saya juga belum mendapat balasan dari anak-anak Kompas," jelas Choerud Salsabila.

Baca juga: Gegara Ulah Pendaki & Cuaca Buruk, Gunung Gede Pangrango Ditutup Sementara Mulai Bulan Ini

Puncak Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Puncak Gunung Lawu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. (TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA)

Sebelum dikabarkan meninggal, Anindita dilaporkan mengikuti kegiatan fun hiking bersama sejumlah mahasiswa Undip lainnya.

Total ada 17 orang yang turut mendaki dan hendak menggelar summit di Gunung Lawu.

Namun nasib naas rupanya harus menimpa Anindita saat masih berada di pos empat.

Hal itu lantaran Anindita diduga terjangkit hipotermia akibat suhu udara di Gunung Lawu yang dingin.

Alasan ini juga yang membuat Anindita ditinggalkan oleh pendaki lainnya untuk melanjutkan perjalanan ke pucak.

Di pos empat, Anindita lantas ditemukan oleh seorang porter sekira pukul 12.06 WIB.

Saat ditemukan, Anindita sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri, sementara itu mulutnya juga berbusa dan sudah tidak ada denyut jantung.

“Di kondisi seperti ini sebaiknya kita menunggu saja kabar yang valid dan pasti dari pihak terkait yang ada lokasi. Jangan langsung termakan informasi yang belum terbukti kejelasannya. Jadi, mohon doanya aja yang terbaik untuk almarhum dan semua pihak. Semoga tidak ada kejadian seperti ini lagi yang menimpa mahasiswa Undip di kemudian hari,” tambah Choerud Salsabila.

Baca juga: Kantongi Identitas Pendaki yang Nyalakan Flare di Gunung Gede, BBTNGGP Akan Tindak Tegas

Pendaki Lansia Kelelahan dan Kram di Gunung Batukaru Bali, BPBD Segera Evakuasi

Evakuasi pendaki kelelahan karena dugaan mengalami kedinginan dan kaki kram di gunung. Seorang pendaki lansia baru-baru ini dilaporkan mengalami kelelahan saat hendak turun dari Gunung Batukaru, Bali.
Evakuasi pendaki kelelahan karena dugaan mengalami kedinginan dan kaki kram di gunung. Seorang pendaki lansia baru-baru ini dilaporkan mengalami kelelahan saat hendak turun dari Gunung Batukaru, Bali. (Istimewa/TribunBali)
3 dari 4 halaman

Selain di Gunung Lawu, pendaki lansia baru-baru ini dilaporkan mengalami kelelahan saat hendak turun dari Gunung Batukaru, Bali.

Ia adalah I Gusti Putu Regeg, pria 87 tahun yang merupakan warga Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali.

I Gusti Putu Regeg harus dievakuasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan lantaran tak bisa melanjutkan perjalanan.

Diketahui sebelumnya, I Gusti Putu Regeg awalnya berangkat naik gunung bersama rombongan 7 orang.

Pendakian itu dilakukan sejak pagi pukul 06.30 WITA pada Sabtu (17/6/2023).

Baca juga: 7 Peralatan Kemping Dasar yang Harus Dibawa saat Naik Gunung, Pendaki Pemula Wajib Tahu

Dikutip dari Instagram resmi @bpbd_kab.tabanan I Gusti Putu Regeg dan rombongan mendaki ke Gunung Batukaru bukan tanpa alasan.

Hal itu mereka lakukan lantaran ingin melaksanakan persembahyangan di Pura Kedaton.

Usai sembahyang, rombongan itu hendak turun saat sore hari.

Namun, siapa sangka jika salah satu anggota rombongan mengalami kelelahan dan tak bisa melanjutkan perjalanan.

Hal itu lantas membuat pihak BPBD Tabanan dan turun tangan.

4 dari 4 halaman

Beruntun BPBD Tabanan segera bertindak cepat sehingga I Gusti Putu Regeg berhasil dievakuasi pada Sabtu malam sekira pukul 19.00 WITA.

Diwartakan juga oleh TribunBali, aksi evakuasi dari BPBD Tabanan dilakukan dengan membopong korban menggunakan tandu.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, Nyoman Srinadha Giri mengatakan, proses evakuasi I Gusti Putu Regeg itu dikakukan oleh beberapa orang petugas.

Beruntung evekuasi berhasil dilakukan, sehingga I Gusti Putu Regeg bisa dilarikan ke rumah sakit terdekat.

“Evakuasi kami lakukan jam 7 malam kemarin berangkat dari kantor. Dan langsung menuju lokasi,” ucap Nyoman Srinadha Giri.

Baca juga: Mendaki Gunung Lawu Sendirian, Pendaki Wanita Asal Madiun Ditemukan Tewas di Dekat Puncak

Nyoman Srinadha Giri menyebutkan, perjalanan yang ditempuh petugas evakuasi pada momen itu membutuhkan waktu sekitar dua jam pulang pergi.

Jadi total mencapai 4 jam untuk membawa I Gusti Putu Regeg turun dari Gunung Batukaru.

Nyoman Srinadha Giri megatakan saat diievakuasi I Gusti Putu Regeg berada di pertengahan jalur antara Pura Kedaton (puncak) dan Pura Malen Pujungan (di bawah).

Tepat di area tersebut, korban saat itu mengalami kram karena kedinginan.

“Juga memang faktor usia. Tapi memang bapak itu bisa ke puncak dan cukup kuat mendaki. Tapi waktu turun kami perkirakan karena kedinginan sehingga kakinya kram,” ungkap Nyoman Srinadha Giri.

Mengetahui kondisi itu, keadaan I Gusti Putu Regeg lantas dilaporkan oleh rombongan lainnya pada pukul 17.00 WITA.

Kemudian proses evakuasi dilakukan hingga malam hari hingga membawa korban ke RS Wismaprasanti.

Petugas tidak mengingat pasti jam berapa membawa korban kelelahan itu ke RS Wismaprasanti.

Namun, evakuasi dilakukan oleh sejumlah orang

Di antaranya dari BPBD yang dibantu dengan masyarakat dan pemandu di areal Pujungan.

“Kami bawa pemandu dan ada masyarakat juga,” jelas Nyoman Srinadha Giri.

“Dan kejadian ini juga dilaporkan oleh salah satu pemedek yang berhasil turun terlebih dahulu,” bebernya.

Sebagai informasi, I Gusti Putu Regeg merupakan seorang pemedek agama Hindu yang hendak melakukan tangkil di Gunung Batukaru.

Pemedek sendiri merupakan orang yang sedang melakukan usaha pendekatan kepada Tuhan.

Dalam hal ini bisanya dilakukan melalui suatu rangkaian upacara agama.

Sementara tangkil sendiri dalam bahasa Bali merupakan maturan, yaitu melakukan persembahan ke tempat suci.

(TribunTravel/Zed)

Baca selengkapnya soal berita viral di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Jawa TengahKaranganyarGunung Lawupendaki meninggal
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved