TRIBUNTRAVEL.COM - Bika ambon menjadi perbincangan di media sosial lantaran membuat seorang penumpang harus membayar denda Rp 2 juta.
Kejadian bermula ketika seorang penumpang hendak terbang menggunakan pesawat melalui Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Penumpang wanita itu diketahui membawa tiga dus bika ambon.
Akibatnya, penumpang tersebut sempat cekcok dengan seorang petugas bandara yang memintanya untuk membayar denda Rp 2 juta.
Baca juga: Cari Oleh-oleh Khas Medan? Simak 8 Rekomendasi Lengkap dengan Pilihan Tempat Belanjanya
Terlepas dari insiden tersebut, bika ambon memang kerap menjadi oleh-oleh yang dibawa dari Medan.
Dirangkum TribunTravel, berikut 6 fakta unik bika ambon.
LIHAT JUGA:
1. Bukan berasal dari Ambon
Meski namanya bika ambon, namun kue yang satu ini tidaklah berasal dari Ambon.
Bika ambon berasal dari Medan.
Melansir situs resmi Pariwisata Pemerintah Kota Medan, kehadiran Bika Ambon yang berbeda nama dan lokasi asal menuai banyak kontroversi.
Bika ambon kemudian menjadi sangat populer di Medan dan menjadi fenomenal hingga banyak cerita tentang asal muasal Bika Ambon.

2. Sejarah penamaan bika ambon
Nama 'bika' terinspirasi dari kue khas Melayu yang bernama bika atau bingka.
Dalam buku 'Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara' (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner.
Bika menjadi salah satu kuliner peninggalan Portugis di Maluku.
Kendati demikian, tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan.
Meski demikian, bika ambon dan bingka memiliki perbedaan.
Pada proses memasaknya, bika ambon akan mendapat tambahan nira atau tuak enau.
Baca juga: Polonia Sky Park, Tempat Nongkrong Terbaru dan Gratis yang Lagi Viral di Medan
3. Cerita tentang asal mula penamaan bika ambon
Sebenarnya ada banyak versi mengenai cerita awal mula penamaan bika ambon.
Namun ada beberapa cerita yang paling populer di kalangan warga Medan.
Salah satunya adalah nama lokasi tempat bika ambon pertama kali dijual.
Konon penamaan bika ambon lantaran tempat bika ambon pertama kali dijual adalah di simpang Jalan Ambon, Sei Kera Hilir, Medan.

4. Menjadi sajian sejak zaman penjajahan Belanda
Bika ambon sebenarnya sudah populer sejak zaman penjajahan Belanda.
Bahkan saat itu, bika ambon menjadi hidangan penutup favorit.
Bika ambon bahkan sempat tampil dalam iklan surat kabar Hindia-Belanda 'De Locomotief' yang terbit di Semarang pada tahun 1933.
5. Proses membuat yang sangat panjang
Untuk membuat bika ambon dibutuhkan waktu yang tak sebentar.
Butuh waktu sekitar 12 jam untuk membuat bika ambon.
Setidaknya terdapat tiga proses dalam pembuatan bika ambon yaitu proses pengulenan, resting, dan pemanggangan.
Proses pengulenan bika ambon dilakukan selama 15 menit.
Baca juga: 6 Kuliner Malam di Medan yang Wajib Dicicipi: Menu Favorit Wisatawan dan Warga Lokal
Kemudian dilanjutkan dengan resting atau didiamkan selama tiga sampai empat jam, dilaporkan Kompas.com.
Proses resting penting untuk membentuk sarang pada bika ambon.
Nantinya akan ada gelembung yang terbentuk pada adonan.

Selanjutnya adonan akan dipanggang.
Proses pemanggangan bika ambon adalah proses paling sulit, sebab bika ambon harus dipanggang dalam waktu cukup lama agar sarangnya terbentuk.
6. Jadi oleh-oleh sampai sajian saat Lebaran
Bercita rasa manis, bika ambon memiliki tekstur kenyal dan memiliki rongga.
Tak heran jika bika ambon disukai berbagai kalangan, dari anak-anak sampai dewasa.
Bika ambon pun selalu menjadi oleh-oleh wisatawan yang berkunjung ke Medan.
Selain itu, bika ambon juga kerap dijadikan sajian saat Lebaran.
(TribunTravel.com/Sinta)
Baca juga: Tiket Pesawat Mudik Lebaran 2023 dari Medan ke Jogja Mulai Rp 1,5 Jutaan, Ada Citilink & Batik Air
Baca juga: 5 Tempat Wisata Alam di Medan untuk Liburan, Banyak Spot Foto Instagramable
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.