TRIBUNTRAVEL.COM - Jika liburan ke Magelang, oleh-oleh yang biasanya dibeli berupa getuk, wajik, ataupun tape ketan.
Namun kini ada rekomendasi oleh-oleh khas Magelang lainnya yang bisa menjadi pilihan.

Namanya Djawi Sambal.
Meski baru dibuka pada tahun 2022, namun peminat Djawi Sambal tidaklah sedikit.
Baca juga: Sarapan Gudeg Rukun di Magelang yang Buka Sejak 1960, Sandiaga Uno Pernah Mampir
Pemilik sekaligus pengelola Djawi Sambal, Ayu, mengatakan bahwa peminat sambal buatannya berasal dari sejumlah daerah.
"Jateng (Jawa Tengah), DIY, Sumatera, Kalimantan terjauh kirim ke NTT. Tapi pelanggan terbanyak dari Magelang, Jogja, Semarang," kata Ayu saat dihubungi TribunTravel, Selasa (28/2/2023).
LIHAT JUGA:
Bahkan dalam sehari, Diah bisa mengolah sekira 10 kilogram sambal.
"Weekdays biasanya 4-5 kg sambal, weekend (hari Minggu) bisa sampai 10 kg," ungkap Diah.
Sambal baby cumi dan tongkol jadi favorit
Djawi Sambal menghadirkan beragam varian sambal yang dikemas sedemikian rupa sehingga aman untuk dibawa sebagai oleh-oleh.
Kemasannya berupa pouch yang tersegel rapi dan rapat.

Adapun beragam menu sambal yang dihadirkan Djawi Sambal, di antaranya sambal baby cumi, teri medan, udang, tongkol, dan jambal roti.
Dari sekian varian sambal yang disajikan Djawi Sambal, sambal baby cumi dan tongkol menjadi yang paling favorit.
"Sambal ter-best seller cumi cabai hijau dan tongkol," kata Ayu.
Khusus untuk sambal baby cumi, tersedia varian sambal cabai hijau dan merah.
Sementara menu lain hanya tersedia sambal cabai merah.
Baca juga: Berkunjung ke Kebun Bibit Senopati, Tempat Wisata Gratis di Magelang yang Instagramable
Sambal enak tanpa garam, MSG, dan pengawet
Beberapa hal yang membedakan Djawi Sambal dengan sambal kemasan lainnya adalah dari cara pengolahannya.
Djawi Sambal diproduksi setiap hari, sehingga rasanya selalu fresh.
Selain itu, Djawi Sambal juga diolah tanpa menggunakan garam, Monosodium Glutamat (MSG), dan pengawet.
"Djawi masaknya tidak pakai garam sama sekali. Tidak pakai MSG juga karena bahan-bahannya sendiri itu sudah diasinkan jadi ngaldu," ujar Ayu.

"Terus juga saya udah coba beberapa alat masak, ternyata kualitas alat masak juga pengaruh terhadap rasa," imbuhnya.
Ayu mengaku, dirinya telah berjualan sambal selama lebih dari tiga tahun, namun dengan merek berbeda.
"Sebelumnya sudah jualan sambal dan kawan-kawannya dari kuliah, cuma merknya gonta-ganti dan niat di-branding beneran tahun lalu dengan bantuan suami," jelas Ayu.
Meski demikian, Ayu baru saja menemukan takaran yang pas untuk masakan sambalnya.
Baca juga: Tahu Pojok Magelang yang Legendaris, Buka Sejak 1942 & Sehari Ludes 300 Biji Tahu
"Dan ketemu takaran bumbu ini setelah jualan sambal tiga tahunan dan dicolok sedikit dengan kaldu jamur," kata dia.
Karena dibuat tanpa bahan pengawet, Djawi Sambal tidak tahan terlalu lama.
"Selain (sambal) udang aman. Udang hanya tahan dua hari. Menu lain tahan lima hari suhu ruang," kata Ayu.
Sedangkan jika disimpan dalam kulkas, Djawi Sambal bisa tahan selama dua minggu.
Sajikan sambal dengan nasi liwet
Selain sambal kemasan pouch, Djawi Sambal juga menyediakan nasi yang dilengkapi dengan sambal dan lalapan.
Untuk nasinya, Djawi Sambal menyediakan nasi putih biasa dan nasi liwet.
Seporsi nasi sambal yang disajikan Djawi Sambal dibanderol dengan harga mulai Rp 15.000.
Sementara itu, sambal kemasan Djawi Sambal dihargai mulai Rp 45 ribu untuk sambal dengan berat bersih 250 gram.

Tertarik ingin mencicipi Djawi Sambal?
Rumah produksi Djawi Sambal berlokasi di Puri Pesona Sanden 1 No.37, Kramat Selatan, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Hanya saja, saat ini Djawi Sambal belum menyediakan tempat untuk dine in.
Baca juga: Menikmati Tahu Pojok di Magelang, Jadi Langganan SBY sampai Ganjar Pranowo
Baca juga: Sop Senerek Bu Atmo di Magelang, Buka Sejak 1958 dan Sempat Jualan di Kantin Bank
Ke depannya, Ayu akan menyiapkan tempat agar pelanggannya bisa menikmati nasi sambalnya langsung di tempat,
Ayu mengungkapkan, ia dan sang suami saat ini sudah membuat konsep tempat makan yang nyaman.
"InsyaAllah ini baru nyiapin konsepnya untuk dine in dan nentuin lokasi," tutup Ayu.
(TribunTravel.com/Sinta)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.