TRIBUNTRAVEL.COM - Sebanyak tiga menara Masjid Al-Hikmah, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua bengkok setelah gempa Bumi pada Kamis (9/2/2023) pukul 15.28 WIT.
Dari kejauhan terlihat menara masjid tersebut tidak lagi lurus.
Pada bagian ujung menara sudah terlihat bengkok akibat gempa tersebut.
Beruntung, tidak ada kerusakan lainnya yang ditemukan di masjid pasca gempa.
Baca juga: Gempa M 5,4 Guncang Jayapura Papua, Pemkot Terapkan Status Tanggap Darurat
"Sejauh ini tidak ada kerusakan bangunan masjid, dinding juga tidak ada yang alami keretakan, hanya saja memang menara bengkok," ungkap Satria, seorang pengurus Masjid Al-Hikmah, kepada Tribun-Papua.com pada Kamis.
Satria mengaku dirinya baru mengetahui menara masjid yang bengkok tersebut saat keluar dari masjid.
LIHAT JUGA:
Sedang melaksanakan salat asar
Diketahui, gempa terjadi saat jemaah Masjid Al-Hikmah sedang melaksanakan ibadah salat asar.
Sebagian jemaah panik saat terjadi gempa, namun ada yang tetap melanjutkan salat.
Baca juga: Kronologi Pesawat Susi Air Dibakar di Papua Pegunungan, Sempat Hilang Kontak sebelum Kejadian
"Tadi kejadian gempa saat kami masih salat asar, dan terasa sekali getarannya di dalam masjid," kata Satria.
"Sampai ada yang panik dan keluar tetapi ada pula yang tetap salat saat rakaat ketiga," imbuhnya.
Meski menara masjid bengkok, namun pihak masjid tidak melarang aktivitas ibadah di masjid tersebut.
"Hanya saja karena memang ini gempa cukup keras, kita tetap harus berhati-hati dan tunduk atas ketetapan Allah SWT," tutupnya.
Sebelumnya, gempa Bumi magnitudo 5,2 mengguncang Kota Jayapura pada Kamis.
Dilaporkan Tribun-Papua.com, titik gempa berada di kedalaman 10 kilometer di barat daya Kota Jayapura dan getarannya terasa hingga ke Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.
Akibat gempa tersebut, warga setempat panik dan berhamburan keluar dari rumah maupun bangunan.
Hingga kini belum ada data resmi soal kerusakan, namun dampak terparah di area Ruko Dok II di mana sebuah kafe runtuh.
Akibat kafe tersebut runtuh, sedikitnya ada empat karyawan yang menjadi korban.
Dari data yang dihimpun Tribun-Papua.com dilapangan, tim penyelamat berhasil mengevakuasi 7 orang dari dalam reruntuhan kafe tersebut.
Baca juga: Resmi Jadi Provinsi ke-38 Indonesia, Simak Keindahan 6 Tempat Wisata di Papua Barat Daya
Kapolres Jayapura, Kombes Pol Victor D Mackbon mengatakan, dari 7 orang tersebut, 4 di antaranya meninggal dunia.
"4 orang meninggal dan lainnya luka-luka," ujarnya.
Status tanggap darurat
Rentetan gempa sebenarnya telah mengguncang Kota Jayapura dan sekitarnya terhitung sejak 2-9 Februari 2023.
Tercacat 1.079 kali gempa dengan 132 kali dirasakan oleh masyarakat, dilaporkan Kompas.com.
"Gempa yang di wilayah Jayapura dan sekitarnya sudah sering terjadi. Ini akibat dari kondisi batuan yang ada di wilayah tersebut adalah batuan yang tipenya rapuh," jelas Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita dalam konferensi pers daring pada Kamis.
"Jadi kondisi rapuh ini mengakibatkan sensitif untuk bergetar," sambungnya.
Akibat gempa tersebut, Pemerintah Kota Jayapura menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari.
Penjabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura Robby Awi mengatakan, status tanggap darurat terhitung mulai 9 Februari 2023 hingga 1 Maret 2023.
"Sehingga setelah ini kami akan menindaklanjuti struktur dan pembangunan posko sehingga masyarakat bisa mengungsi untuk sementara," kata Robby.
Baca juga: 4 Tempat Makan Siang Enak di Papua Barat, Ada Restoran dengan Suasana Tepi Laut yang Memanjakan
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Merauke Papua, Ada Monumen Kapsul Waktu hingga Lotus Garden
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.