TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah secara konsisten terus meningkatkan kualitas infrastruktur transportasi di Provinsi Bali.
Sebagaimana diketahui, Bali merupakan salah satu destinasi unggulan yang terkenal di kalangan wisatawan.

Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur transportasi di Bali perlu dilakukan.
Tujuannya untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pasca pandemi Covid-19.
Baca juga: Kemenhub Catat 3,9 Juta Orang Naik Angkutan Umum saat Libur Nataru, Kereta Api Jadi Favorit
Hal tersebut sejalan dengan Instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan destinasi pariwisata.
Melansir rilis Kemenhub, Kamis (19/1/2023), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pembangunan transportasi terus dilakukan baik di sektor darat, laut dan udara.
Di sektor laut, Kementerian Perhubungan telah membangun tiga pelabuhan yang menghubungkan kawasan segitiga emas.
Di antaranya Pelabuhan Sanur di Sanur, Pelabuhan Penyeberangan Sampalan di Nusa Penida dan Pelabuhan Penyeberangan Bias Munjul di Nusa Ceningan.
Sementara di sektor udara, Bandara Ngurah Rai masih mungkin untuk dikembangkan secara signifikan.
Terlebih pada tahun 2022, Bandara Ngurah Rai menjadi bandara tersibuk yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I (AP I).

Pertumbuhan penumpang pesawat udara di Bandara Ngurah Rai baik domestik maupun internasional pada tahun 2022 sebesar 12,5 juta penumpang.
Jumlah ini meningkat signifikan sebesar 231 persen dibandingkan tahun 2021 sebanyak 3,7 juta penumpang.
“Melihat tren pergerakan penumpang dan pesawat yang kian meningkat, Bandara Ngurah Rai akan dikembangkan kapasitasnya menjadi 35 juta penumpang/tahun, atau mencapai 3 kali lipat dari kapasitas saat ini," kata Budi Karya Sumadi, Rabu (18/1/2023).
Baca juga: Jumlah Penumpang Pesawat Naik saat Libur Nataru, Menhub: Kebangkitan Penerbangan Indonesia
"Dengan adanya rencana maskapai Emirates yang akan mengoperasikan pesawat Wide Body Airbus A380 pada pertengahan 2023 nanti, perlu dilakukan peningkatan kapasitas seperti perpanjangan runway, pengembangan terminal maupun apron agar pelayanan yang diberikan semakin baik,” imbuhnya.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati menyatakan bahwa Kemenhub terus berkomtimen untuk meningkatkan konektivitas di Provinsi Bali dengan menghubungkan daerah sekitarnya seperti Lombok dan Banyuwangi.
Hal itu dilakukan guna mendukung sektor pariwisata yang menjadi sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Bali dan sekitarnya.
“Dengan pembangunan dan pengembangan infrastruktur transportasi secara menyeluruh di Provinsi Bali dan sekitarnya, diharapkan dapat menggeliatkan destinasi wisata yang tersebar di beberapa wilayah di Provinsi Bali dan juga destinasi wisata di daerah sekitar seperti Lombok, Banyuwangi dan lain sebagainya,” ujar Adita.
Dengan pengembangan wilayah secara lebih menyeluruh di semua moda, dampak yang ditimbulkan akan lebih besar bagi kemajuan pariwisata, dibandingkan melakukan pembangunan bandara baru.

Baca juga: Atasi Perubahan Iklim, Menhub Dorong Pelaku Industri Maritim Berperan Aktif
Pastikan Kesiapan Operasional LRT Jabodebek dan KCJB, Kemenhub Gandeng Dua Perusahaan Asal Inggris
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan kesiapan operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Hal itu diwujudkan dengan kerja sama antar Kemenhub dengan dua perusahaan konsultan asal Inggris.
Melansir rilis resmi Kemenhub, kedua perusahaan asal Inggris yang bekerja sama dengan Kemenhub yakni The Crossrail International dan PT Mott Macdonald Indonesia.
Kerja sama tersebut tertuang dalam komitmen kerja sama (cooperation of commitment/COC) yang telah ditandatangani pada Senin (16/1/2023).
Penandatanganan COC disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins.

“Kedua proyek ini sedang menuju tahap akhir konstruksi, dan diharapkan kerja sama ini akan memastikan operasional kedua moda transportasi tersebut dapat dilakukan pada tahun ini dengan tingkat keselamatan yang baik,” ujar Menhub Budi Karya Sumadi.
Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa Inggris merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman baik dalam membangun infrastruktur perkeretaapian dengan berbagai teknologi dan inovasinya.
Baca juga: Jelang Kunjungan Jokowi dan Xi Jinping, Menhub Tinjau Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
“Pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang dimiliki dapat kita manfaatkan untuk melakukan transfer knowledge dan alih teknologi di bidang perkeretaapian,” tutur Budi Karya Sumadi.
Kedua proyek, baik LRT Jabodebek maupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung sama-sama menggunakan teknologi yang tinggi.
LRT Jabodebek dikembangkan dengan Communication-Based Train Control (CBTC) dan sistem Grade of Automation (GoA) level 3.

Teknologi canggih tersebut memungkinkan LRT Jabodebek dioperasikan tanpa masinis.
Sementara itu, Kereta Cepat Jakarta-Bandung menggunakan teknologi GSM-R yang merupakan pertama kalinya digunakan di Indonesia.
Kerja sama antara Indonesia dan Inggris khususnya di sektor transportasi sudah terjalin dengan baik.
Satu di antaranya yaitu pengembangan proyek MRT Jakarta melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI) yang dilakukan pada 2022 lalu.
“Dengan adanya kerja sama konsultasi pra-operasional LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, diharapkan akan semakin memperkuat hubungan kerja sama antara kedua negara,” pungkas Budi Karya Sumadi.
Baca juga: Menhub Tinjau Pulau Terluar Indonesia, Berpesan Agara Pelabuhan dan Bandara Terus Dikembangan
(TribunTravel.com/mym)
Untuk membaca artikel terkait Kementerian Perhubungan, kunjungi laman ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.