Breaking News:

Kisah Kain Lurik Asal Klaten yang Diberi Nama Gubernur Jateng, Kini Laris sampai Malaysia

Dengan motif khusus dan diproduksi secara tradisional, kain lurik tersebut menarik minat Ganjar Pranowo yang kemudian memesan produk tersebut.

Editor: Sinta Agustina
jatengprov.go.id
Owner Lurik Rahmad, Lissa Ratna Dewi Wijayanti saat memperlihatkan lurik Ganjar, Rabu (14/12/2022). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Jika kebetulan sedang berkunjung ataupun melalui Klaten, bisa mampir untuk membeli kain lurik.

Ya, kain lurik merupakan salah satu oleh-oleh khas Klaten.

Owner Lurik Rahmad, Lissa Ratna Dewi Wijayanti saat memperlihatkan lurik Ganjar, Rabu (14/12/2022). (tribun jateng/hermawan endra)

Di Kecamatan Pedan misalnya, terdapat sejumlah pengrajin kain lurik yang menghasilkan puluhan potong kain dalam sehari.

Salah satu yang cukup populer adalah Lurik Rahmad.

Baca juga: Senangnya Warga Hadiri Pesta Rakyat Pernikahan Kaesang-Erina, Berangkat Subuh dari Klaten & Wonogiri

Owner Lurik Rahmad, Lissa Ratna Dewi Wijayanti menceritakan bahwa usahanya pembuatan kain lurik miliknya sudah berdiri sejak tahun 1953 silam.

Ia merupakan generasi ketiga untuk melanjutkan usaha keluarga tersebut.

LIHAT JUGA:

"Pertama kami buat inovasi kain lurik geretan, karena pembuatannya yang masih pakai alat tenun bukan mesin (ATBM) ditambah alat khusus dengan cara ditarik-tarik, makanya kami namakan lurik Geretan," ujar Lissa, Rabu (14/12/2022).

Seiring berjalannya waktu, Lurik Rahmad semakin dikenal khalayak.

Bahkan kain lurik buatan Lurik Rahmad mendapat respon dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca juga: Daftar 5 Tempat Wisata di Klaten yang Gratis Buat Peserta Muktamar ke-48 Muhammadiyah

2 dari 4 halaman

Dinamakan Lurik Ganjar

Produk kain lurik tersebut biasanya dipublikasikan melalui media sosial.

Dengan motif khusus dan diproduksi secara tradisional, kain lurik tersebut menarik minat Ganjar Pranowo yang kemudian memesan produk tersebut.

Perhatian Ganjar Pranowo terhadap UMKM tidak hanya omong kosong belaka.

Kain yang dibelinya itu kemudian dijadikan baju, yang dipakai di acara-acara, terutama saat menemui tamu-tamu penting.

"Kenapa Lurik Ganjar, awalnya Pak Ganjar beli lurik itu lewat online sekitar 13 potong, per potong 2 pcs," papar Lissa.

"Setelah sampai ke Bapak (Ganjar) dan dijahit jadi baju dan dipakai acara-acara penting Bapak untuk menemui tamu-tamu Bapak," imbuhnya.

Nah, dari situlah Lissa berpikir untuk mengubah brand Lurik Geretan menjadi Lurik Ganjar.

Lissa Ratna Dewi Wijayanti saat memperlihatkan lurik Ganjar, Rabu (14/12/2022). (jatengprov.go.id)

Ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada Gubernur melalui direct message (DM). 

"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh ndak ya kain geretan yang bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar? Beliau langsung gercep balas, silakan dipakai Mbak, kalau untuk memajukan brand njenengan (Anda). Dari situ kita branding Lurik Ganjar ke semua medsos kita," jelasnya.

Baca juga: 5 Sate Kambing Enak di Klaten, Ada yang Penyajiannya Unik Pakai Hotplate

3 dari 4 halaman

Dikenal sampai Malaysia

Re-branding kain lurik Geretan menjadi kain lurik Ganjar ternyata berbuah manis.

Lurik Ganjar kini semakin dikenal luas masyarakat.

Permintaan datang mulai dari dinas-dinas, kepala daerah, warga biasa di sejumlah daerah di Indonesia, bahkan sampai Malaysia.

"Iya sangat berpengaruh sekali. Semakin dikenal dan penjualannya laris. Mulai dari kepala dinas, Bupati, dekranasda. Ada juga umum dari Toraja, Sulawesi, Kalimantan hingga Malaysia," imbuh Lissa.

Bahkan, harga kain Lurik Ganjar yang awalnya hanya Rp 125 ribu per meter, naik menjadi Rp 200 ribu per meter.

"Tapi dengan kenaikan harga itu, kami juga tingkatkan kualitas. Karena selain barang, kami juga menjual kualitas," ucapnya.

Kain Lurik Ganjar menjadi andalan produk Lurik Rahmad.

Ia pun terus mengembangkan produk tersebut dari 13 motif menjadi 20 motif.

Di antaranya motif klasik, muria, bumi pertiwi, 4 dimensi, gerbong kemulyan, melodi, panorama, prambanan, borobudur.

4 dari 4 halaman

Selain itu, motif petronas, sindoro, gilang, kanigoro, litsu, sultan, dobby, petang, harmoni serta nusantara.

"Tiap motif punya cerita masing-masing. Kainnya juga kualitasnya di atas katun, dan ada sutra," tuturnya.

"Kalau sutra Rp 1,3 juta per meter. Saya jamin semua kain Lurik Ganjar kualitasnya bagus dan adem dipakai," tambah Lissa.

Proses produksi Lurik Ganjar.
Proses produksi Lurik Ganjar. (jatengprov.go.id)

Baginya, Ganjar Pranowo sangat peduli terhadap UMKM.

"Bapak itu sangat peduli terhadap UMKM. Kalau ada pameran tidak hanya lewat. Tapi juga membeli," ucap dia.

"Bahkan kalau dikasih suvenir itu tidak mau gratisan, pasti dibayar. Dan, beliau pasti dipakai, bukan hanya disimpan. Kami sangat senang produk kami dipakai Pak Ganjar," jelasnya.

Baca juga: Icip Unik Lezatnya Tengkleng Kaki Kambing di Klaten, Disajikan Pakai Hot Plate

Baca juga: 5 Warung Bubur Ayam di Klaten yang Terkenal Enak, Murah dan Cocok Buat Menu Sarapan

Saat ini, Lurik Rahmad memiliki empat pabrik di lokasi yang berbeda.

Untuk kain Lurik Ganjar diproduksi oleh lima orang karyawan dengan cara yang khusus.

"Untuk Lurik Ganjar memang dibuat dengan cara khusus dan rahasia. Tidak bisa kami sampaikan secara terbuka. Yang pasti bahannya orisinal dan kualitas baik," tandasnya.

Sebagai informasi, Lurik Rahmad berlokasi di Desa Kwarasan Beji RT 2 RW 1, Pedan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Kain Lurik Ganjar Dari Klaten Yang Laris Hingga Malaysia.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
Jawa TengahKlatenPedanGanjar Pranowo
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved