Breaking News:

Wisatawan Diimbau Tak Kunjungi Bali & Lombok Dampak Erupsi Semeru

Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok.

Instagram/@bbtnbromotenggersemeru
Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022) membuat Kementerian Luar Negeri memperingatkan wisatawan untuk tidak liburan ke lokasi sekitar erupsi sementara waktu.

Meski belum ada korban jiwa yang dilaporkan, sekira 2.000 orang telah dievakuasi akibat erupsi Gunung Semeru.

Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok.
Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok. (Instagram/@bbtnbromotenggersemeru)

Gunung Semeru diketahui mengirimkan segumpal abu ribuan kaki ke udara dan awan panas yang mengalir dari puncak pada hari Minggu.

Sejumlah penduduk desa di dekat Gunung Semeru pun melarikan diri.

Baca juga: Status Gunung Semeru Naik Jadi Awas, Bagaimana Wisata Bromo dan Air Terjun Tumpak Sewu?

Dilansir dari The Sun, Rabu (7/12), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan untuk sementara waktu tidak mengunjungi tempat wisata populer di dekat Gunung Semeru yakni Bali dan Lombok.

LIHAT JUGA:

Mereka juga menyarankan agar tidak melakukan perjalanan dalam jarak 5 km dari kawah Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Wisatawan diimbau untuk menghindari kawasan tenggara Gunung Semeru di sepanjang sungai Besuk Kobokan, sekira 13 km dari kawah dan 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan.

Gunung berapi bukan satu-satunya bencana alam yang menimbulkan masalah bagi wisatawan di wilayah tersebut.

Kementerian Luar Negeri masih mengimbau wisatawan untuk menjauhi Cianjur, Jawa Barat, setelah gempa bermagnitudo 5,6 melanda pada 22 November, dan daerah itu masih mengalami gempa susulan.

Baca juga: Viral Benda Bercahaya Melintas di Langit Gunung Semeru, Ini Penjelasan Para Ahli

Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok.
Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok. (Instagram.com/tnbromotenggersemeru/)
2 dari 4 halaman

FCDO mengatakan telah menghubungi pihak berwenang setempat, tetapi mendesak wisatawan untuk tetap waspada dan mengikuti saran dari pihak berwenang keamanan setempat dan/atau operator tur.

Letusan Gunung Semeru terjadi hanya satu tahun setelah setidaknya 50 orang tewas ketika gunung berapi yang sama  di Jawa, meletus.

Salah satu klip letusan besar menunjukkan longsoran abu 704C yang menabrak serangkaian lembah.

Awan abu panas yang membakar telah melayang hampir 19 km dari pusat letusan, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Indonesia (PVMBG).

Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan volume magma yang lebih besar dapat terbentuk dibandingkan dengan letusan gunung berapi sebelumnya, pada tahun 2021 dan 2020, yang dapat berarti bahaya yang lebih besar untuk area yang lebih luas.

Ia berkata, “Awan panas Semeru bisa menjangkau lebih jauh dan jauh di mana terdapat banyak pemukiman”.

Baca juga: Viral Video Pria Tendang Sesajen di Lokasi Erupsi Semeru, Kemenag Lumajang Beri Tanggapan

Baca juga: Viral Video Gunung Semeru Disebut Bocor Bagian Tengah, PVMBG Beri Penjelasan

Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru. Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok.
Tangkapan layar akun Instagram resmi TNBTS yang menunjukkan luncuran lava pijar di Gunung Semeru. Dampak erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Minggu (4/12/2022), Kementerian Luar Negeri mengimbau wisatawan tak kunjungi Bali dan Lombok. ((KOMPAS.com/Andi Hartik))

Dengan 142 gunung berapi, Indonesia memiliki populasi terbesar di dunia yang tinggal dekat dengan gunung berapi, dengan 8,6 juta orang dalam jarak 10 km dari satu gunung berapi.

Bencana alam sering terjadi di Indonesia, dengan gempa berkekuatan 7,5 dan tsunami setinggi 10 kaki melanda wilayah Sulawesi Tengah pada tahun 2018.

Dua kota dan beberapa permukiman di pantai timur laut pulau Sulawesi terkena dampak termasuk Palu, yang dihantam gelombang besar dengan kecepatan 500 mph.

Wisatawan juga diminta untuk menghindari Gunung Agung Bali hanya beberapa bulan setelah meletus dan memuntahkan awan abu yang tinggi ke langit.

3 dari 4 halaman

Faktar Gunung Semeru

Berikut 8 fakta Gunung Semeru yang menjadi favorit para pendaki.

1. Tanah tertinggi di Pulau Jawa

Gunung Semeru disebut sebagai tanah tertinggi di Pulau Jawa.

Hal ini karena puncak Mahameru memiliki ketinggian mencapai 3.676 mdpl.

Untuk mendaki Gunung Semeru, pendaki harus melakukan perjalanan sejauh 18 kilometer dengan medan yang beragam.

Bahkan untuk mencapai puncak Mahameru, pendaki harus melewati tanjakan berpasir selama setidaknya tujuh jam perjalanan.

Kendati demikian, pendaki hanya diizinkan melakukan pendaki sampai Kalimati.

Perjalanan menuju puncak Mahameru merupakan tindakan ilegal.

2. Punya tiga danau

4 dari 4 halaman

Gunung Semeru memang terkenal dengan Ranu Kumbolo yang menawan.

Pemandangan saat matahari terbit di Ranu Kumbolo adalah yang paling dinanti-nanti para pendaki.

Namun selain Ranu Kumbolo, Gunung Semeru juga memiliki dua danau lainnya yaitu Ranu Pani dan Ranu Regulo.

Ranu Pani terletak tak jauh dari pos pendaftaran, sedangkan Ranu Regulo berjarak sekira 20 menit dari Ranu Pani.

3. Tanjakan Cinta yang melegenda

Tak jauh dari Ranu Kumbolo, ada Tanjakan Cinta dengan kemiringan mencapai 45 derajat.

Tanjakan Cinta selalu dilewati para pendaki saat perjalanan menuju Kalimati.

Konon pendaki yang memikirkan pasangannya tanpa menoleh ke belakang saat melewati Tanjakan Cinta, dikatakan akan berjodoh.

Mitos tersebut berasal dari sebuah cerita di mana dua sejoli melewati Tanjakan Cinta dengan sang pria berjalan terlebih dahulu tanpa menoleh ke belakang.

Sang perempuan yang ada di belakang ternyata terguling dan meninggal dunia.

Terlepas dari mitos tersebut, jika pendaki menoleh ke belakang saat melewati Tanjakan Cinta, maka akan terlihat Ranu Kumbolo yang menawan.

4. Bunga verbana di Oro-oro Ombo

Setelah melewati Tanjakan Cinta, para pendaki akan sampai di Oro-oro Ombo.

Rasa letih saat melewati tanjakan 45 derajat pun terobati dengan cantiknya padang bunga verbana.

Ya, bunga ungu di Oro-oro Ombo bukanlah bunga lavender.

Meski cantik, namun verbana serupa parasit bagi tumbuhan lain lantaran menghisap air dengan kadar yang sangat banyak.

Selain itu, persebaran benihnya yang amat mudah membuatnya dengan cepat mencaplok lahan-lahan di Gunung Semeru.

Maka dari itu, pendaki dilarang mencabut bunga verbana karena benihnya akan terjauhnya di permukaan lain.

5. Sakral bagi umat Hindu

Gunung Semeru punya makna yang dalam bagi umat Hindu karena dipercaya sebagai tempat bersemayam para dewa.

Konon, Semeru dibopong oleh Dewa Wisnu yang menjelma sebagai kura-kura raksasa dan Dewa Brahma yang menjelma menjadi ular raksasa.

Hal ini guna membelit penggalan tersebut dari Jambudwipa (daratan sekitar India), sehingga Pulau Jawa yang terombang-ambing di lautan pun menjadi seimbang.

Namun, saat itu Pulau Jawa masih belum seimbang ketika Semeru telah menancap di sisi timur.

Puncak Semeru pun dipotong dan diletakkan pada sisi baratnya.

Bagian ini menjadi gunung yang dikenal sebagai Gunung Penanggungan.

Di Ranu Kumbolo juga terdapat sebongkah prasasti yang kerap tersampir kain putih dan kuning serta sesajian di depannya.

Di atasnya terpahat aksara 'ing deva pu Kameswara tirthayatra', yang kira-kira berarti ziarah suci Mpu Kameswara mencari air (tirthayatra).

Terdapat pula arca bernama Arcopodo yang dulu kerap dilalui pendaki saat pejalanan dari Kalimati menuju puncak Mahameru.

Namun saat ini, jalur tersebut ditutup sehingga pendaki tidak lagi melewati Arcopodo.

6. Dianggap 'bapak' dari Gunung Agung

Gunung Semeru memang memiliki hubungan dengan Gunung Penanggungan.

Selain itu, Gunung Semeru juga memiliki jalur khusus dengan Gunung Agung di Bali.

Umat ​​Hindu di Bali percaya bahwa Gunung Semeru adalah 'bapak' dari Gunung Agung menjadi salah satu gunung suci di Bali.

Umat ​​Hindu di Bali akan mengadakan upacara adat di Gunung Semeru jika sudah ada suara gaib dari dewi Gunung Semeru.

7. Menginspirasi para musisi

Pesona Gunung Semeru ternyata menginspirasi sejumlah musisi Indonesia.

Terdapat sejumlah lagu yang terinspirasi dari Gunung Semeru.

Sebut saja 'Di Jenjang Desember' oleh grup band Mahameru, 'Kenangan Indah di Lereng Semeru' oleh Jamal Mirdad, sampai 'Mahameru' yang digubah oleh band raksasa Dewa 19.

8. Semangka yang populer

Jangan salah jika semangka menjadi kudapan yang populer selama pendakian Gunung Semeru.

Potongan semangka merah yang segar dijual oleh para pedagang yang merupakan penduduk asli Ranu Pani.

Mereka biasanya menjajakan semangka, gorengan, dan minuman di sejumlah titik yaitu Pos 3, Ranu Kumbolo, dan Cemara Lima.

Baca juga: Gunung Semeru Erupsi, Simak Imbauan Bagi Wisatawan

(TribunTravel.com/ Rtn)

Baca juga selengkapnya seputar Gunung Semeru, di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Jawa TimurLumajangGunung Semeru Javanine Resto
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved