TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang remaja ditemukan meninggal dunia setelah mencoba selfie di area terlarang puncak gunung.
Remaja yang diketahui bernama Fynley Jones (18) ini mengalami kecelakaan ketika berada di puncak Gunung Pen-Pych di Wales, Inggris.
Tak sendirian, Fynley saat itu sedang mendaki Gunung Pen-Pych bersama teman-teman sekolahnya.
Sekelompok pendaki itu kemudian berhenti sejenak di puncak Gunung Pen-Pych setinggi 426 meter.
Baca juga: 7 Tempat Wisata di Ciapus Bogor, Banyak Destinasi Alam di Bawah Kaki Gunung Salak
Ketika sedang beristirahat, Fynley lalu berjalan ke arah langkan dan mencoba untuk selfie di sana.
Langkan merupakan sebuah pagar pembatas di puncak gunung yang dibuat supaya para pendaki aman.
Di sebagian gunung, langkan ini bisa dibuka dan ditutup.
Tapi untuk menghindari hal yang tak diinginkan, petugas membuat langkan agar pendaki tidak melewat batas tersebut dan tetap aman.
Namun dalam kasus ini, Fynley mencoba mencari spot foto terbaik dengan selfie di area langkan.
Nahasnya, Fynley kehilangan pijakan saat berpose di langkan dan ia jatuh tergelincir.
Teman-temannya yang melihat langsung kejadian itu sontak terkejut dan merasa ketakutan.
Menurut laporan news.com.au, layanan darurat langsung diterjunkan ke tempat kejadian di Gunung Pen-Pych tepatnya di kawasan Lembah Rhondda.
Ketika tubuh Fynley ditemukan, tim paramedis bergegas memberikan pertolongan pertama dan mencoba menyelamatkan remaja itu.
Namun sayangnya ia tak tertolong dan meninggal di tempat karena luka-lukanya yang cukup parah.
Pemeriksaan post mortem mengungkapkan bahwa Fynley, remaja yang diketahui menyukai pendakian gunung, selancar, dan skateboard ini meninggal karena "cedera kepala tumpul".
Baca juga: Kunjungi 8 Tempat Wisata di Magelang yang Lagi Hits, Lihat View 4 Gunung dari Gunung Telomoyo
Menurut kabar, siswa kelas 12 dari Pentre terdekat saat itu akan belajar tentang Kecerdasan Buatan dan Robotika di Universitas Aberystwyth setelah mendapatkan tempat.
Asisten koroner, Rachel Knight mengatakan, "Fynley telah bersama sekelompok teman sekolah, mengambil foto di puncak gunung."
“Fynley memutuskan untuk berfoto di langkan yang berbahaya, dan sayangnya, dia kehilangan pijakan dan jatuh."
"Jatuhnya turun drastis, dan Fynley menderita luka fatal," sambungnya.
Koroner mencatat kesimpulan kematian karena kecelakaan pada pemeriksaan di Pontypridd, South Wales.
Sekolah Komprehensif Treorchy memberikan penghormatan yang mengharukan kepada Fynley dan "kemurahan hatinya" setelah kematiannya.
Pendaki Portugal Jatuh saat Selfie di Puncak Gunung Rinjani, Ditemukan Meninggal Dunia
Seorang pendaki warga negara asing (WNA) asal Portugal jatuh dari puncak Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Jumat (19/8/2022) sekira pukul 05.30 WITA.
Kabar ini disampaikan Kepala Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Sembalun pada Jumat.
"Kami mendapat laporan dari Kepala Resort TNGR Sembalun bahwa Trekking Organizer (TO) atas nama Rudy Trekker memberikan informasi salah satu kliennya, laki-laki, WNA, kebangsaan Portugis," keterangan resmi yang dikutip TribunTravel dari Kompas.com, Selasa (23/8/2022).
"Pada pukul 05.30 WITA mengalami kecelakaan jatuh di lokasi Puncak Rinjani," sambungnya.
Saat itu, korban diketahui sedang selfie di puncak Gunung Rinjani.
Ia kemudian terjatuh sejauh 150 meter dari lereng bagian barat laut atau menghadap ke Danau Segara Anak.
Berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia
Setelah menerima kabar tersebut, pihak Balai TNGR pun menurunkan Tim Satgas Penanganan Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi (P2E) TNGR, untuk berkomunikasi dengan Unit SAR Lombok Timur, SAR Mataram, Tim Edelweis Medical Health Center (EMHC), dan tim Inafis Polres Lombok Timur.
Namun saat itu proses evakuasi mengalami banyak kendala, sehingga korban baru dapat dievakuasi beberapa hari setelah kejadian.
"Terkendala medan tempat jatuhnya korban agak sulit untuk dijangkau," tutur pemandu pendakian Gunung Rinjani, Anka Songket kepada Kompas.com.
Tim evakuasi menuju lokasi kejadian pada Senin (22/8/2022) pukul 03.00 WITA dan tiba di puncak Gunung Rinjani pukul 09.45 WITA.
Baca juga: 10 Pendaki Tewas Tertimbun Longsor Salju Himalaya, Puluhan Lainnya Belum Ditemukan
Baca juga: Viral Kelakuan Buruk Pendaki Kencing di Kawah Gunung Bromo, Begini Tanggapan Pihak Balai Wisata
Tim kemudian melakukan asesmen, menyiapkan peralatan, dan turun mengevakuasi korban sejak pukul 10.15 WITA.
Selanjutnya pada pukul 14.22 WITA, korban berhasil dievakuasi dan dimasukkan ke kantung jenazah.
Pukul 15.05 WITA, tim membawa jenazah turun menuju Pelawangan Sembalun, lalu ke Posko Evakuasi di Sembalun.
"Terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu hingga jenazah korban berhasil dievakuasi," bunyi keterangan tersebut.
Sebagai informasi, puncak Gunung Rinjani sebenarnya tidak terlalu luas untuk berfoto-foto, dilaporkan Kompas.com.
Terutama di sisi barat puncak yang lokasinya menghadap ke tebing curam.
Untuk itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai TNGR, Dwi Pangestu mengingatkan kepada Trekking Organizer (TO), guide (pemandu), dan porter untuk lebih menjaga tamunya.
"Dan lebih berhati-hati di lokasi yang berbahaya," tambah dia.
Ia menyebutkan, pendaki sebenarnya telah diberi pengarahan sebelum masuk ke jalur pendakian.
Bahkan sejak memesan tiket, pendaki sudah harus membaca dan menyetujui prosedur operasi standar yang berlaku.
Pihak Balai TNGR rencananya akan menambah papan imbauan petunjuk dan larangan, serta memasang tanda pembatas dan railing, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Sandiaga Uno angkat bicara
Menanggapi insiden tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan standar keamanan di tempat-tempat wisata.
Ia melanjutkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI).
"Kami akan bekerja sama dengan APGI untuk secara disiplin terus meningkatkan penerapan dan peningkatan pengawasan standar keamanan atau safety," ujar Sandiaga dalam Weekly Press Briefing (WPB) Kemenparekraf yang digelar hybrid, Senin (22/08/2022).
Ia juga berpesan kepada para pelaku pariwisata, terutama di alam, untuk dapat terus menyosialisasikan aturan serta standar keamanan yang berlaku agar lebih bisa diterima oleh para wisatawan mancanegara.
"Serta mengkomunikasikannya secara humanis dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti bagi turis atau wisatawan mancanegara pencinta alam, pencinta gunung," lanjutnya.
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)
Baca juga: Viral Video Detik-detik Macan Jawa Terkam Pendaki di Puncak Gunung Merapi, TNGM Buka Suara