TRIBUNTRAVEL.COM - Halloween merupakan perayaan populer yang cukup dinantikan kedatangannya.
Perayaan Halloween bahkan diselenggarakan di berbagai belahan dunia, misalnya negara-negara Eropa ataupun Amerika.

Menariknya, banyak negara di dunia merayakan Halloween dengan cara yang berbeda-beda.
Negara-negara tersebut seakan memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut Halloween.
Baca juga: Mengenal Day of the Dead, Perayaan Halloween di Meksiko yang Unik dan Penuh Warna
Kendati demikian, perayaan Halloween di seluruh dunia tak lepas dari warna oranye dan hitam yang mendominasi.
Ya, Halloween memang sangat identik dengan warna oranye dan hitam.
Dalam perayaan, orang-orang menghiasi rumah mereka dengan dekorasi pintu, labu yang dihias sedemikian rupa, kostum, permen dan masih banyak lagi.
Semua hiasanya khas Halloween tersebut sebagian besar menggabungkan sentuhan warna oranye dan hitam.
Lantas, mengapa warna oranye dan hitam sangat lekat dengan perayaan Halloween?
Baca juga: 17 Fakta Unik Halloween, dari Sembunyikan Pisau di Jerman hingga Makan Barnbrack di Irlandia
Lisa Morton, penulis "Trick or Treat: A History of Halloween" mengungkap sejarah warna khas Halloween tersebut, seperti dikutip dari laman Today.com.
Menurut Lisa Morton, ada panudan pesta yang diterbitkan untuk mengenakan warna kuning dan cokelat dalam perayaan Halloween.
"Warna kuning untuk jagung dan warna cokelat untuk jerami," ungkap Lisa Morton.
Seiring berjalannya waktu, warna yang identik dengan Halloween bergeser menjadi oranye dan hitam.

Warna oranye adalah untuk menghormati jack-o'-lantern, yang masuk ke budaya Halloween sekira tahun 1910.
Lisa Morton menyebut, sosoknya menjadi "raja Halloween yang tak terbantahkan" karena keunggulan jack-o'-lantern pada kartu pos dan iklan.
"Sedangkan hitam memang kemungkinan berasal dari kucing hitam , meskipun kelelawar juga berkontribusi pada hal itu," jelas Morton.
Kini, Halloween juga identik dengan warna ungu dan hijau.
Baca juga: 10 Negara yang Rayakan Halloween Paling Unik di Dunia, Ada Pesta Voodoo di New Orleans
Ungu dan hijau telah merapat ke ciri khas Halloween selama beberapa dekade kemudian.
Lisa Morton percaya bahwa pengenalan warna hijau mungkin telah terinspirasi oleh kulit zamrud para penyihir dalam film, terutama Margaret Hamilton sebagai Penyihir Jahat dari Barat dalam film 1939 "The Wizard of Oz."
"Sebelum itu, penyihir biasanya ditampilkan hanya dengan warna kulit manusia dan berpakaian merah," kata Lisa Morton.
Pakar warna Kate Smith menulis tentang pentingnya warna ungu di situs webnya.

Baca juga: 7 Wisata Menyeramkan di Salem Massachusetts untuk Halloween, Termasuk Berburu Hantu
“Ungu telah lama dikaitkan dengan kekayaan dan royalti, karena pewarna ungu sangat berharga dan mahal. Jika hijau adalah warna musim semi, maka ungu memunculkan musim gugur, cahaya yang memudar, dan hari-hari yang lebih pendek," tuturnya.
Kate Smith juga mencatat bahwa warna yang kaya "terkait dengan pelarian dari kenyataan dan gambar magis".
Kedengarannya seperti Halloween dan semua cosplay-nya yang fantastis.
Menurut Amber Dunford, psikolog desain dan direktur gaya di Overstock.com, ungu membangkitkan misteri dan spiritualitas, yang melengkapi interpretasi modern tentang Halloween.
Hijau berada di ujung berlawanan dari roda warna, menjadikannya kontras yang bagus dengan ungu.
“Penambahan warna yang lebih dingin ini menyeimbangkan kehangatan oranye, menyelaraskan dua suhu warna dengan baik,” kata Dunford.
“Penambahan warna hijau bisa menjadi anggukan ke dunia luar, saat kita beralih ke warna musim gugur sekitar waktu ini dan tanaman hijau musim panas terakhir mungkin ditemukan berlama-lama di beberapa lanskap,” jelasnya.
Dunford mengatakan bahwa warna adalah hal pertama yang dinilai saat melihat suatu objek.
Hal itu menjadikannya salah satu aspek desain yang paling kuat dan berkesan dari perspektif psikologis.
Baca juga: 6 Taman Hiburan di Jepang yang Rayakan Halloween, dari Disneyland Tokyo hingga Legoland Japan Resort
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel Halloween di sini.