TRIBUNTRAVEL.COM - Bepergian dengan pesawat terbang mungkin sudah menjadi hal biasa bagi sebagian orang.
Beberapa di antaranya bahkan bisa bepergian berkali-kali naik pesawat dalam satu hari.
Tapi sayangnya, tidak semua penerbangan berjalan lancar karena cuaca buruk hingga pesawat terpaksa delay.
Baru-baru ini seorang pakar perjalanan mengungkapkan alasan mengapa penumpang jangan memesan penerbangan setelah jam 3 sore.
Baca juga: Lagi-lagi Terjadi, Belasan Penumpang Terluka usai Pesawat Dihantam Turbulensi Parah
Bukan tanpa sebab, seperti yang diketahui bersama bahwa penundaan penerbangan kerap kali terjadi saat sore hari hingga malam hari.
Tonton juga:
Dengan memesan penerbangan di awal hari, penumpang berkesempatan bepergian tanpa masalah delay.
Dilansir dari The Sun, Jumat (21/10/2022), penelitian yang dihasilkan oleh situs pemesanan perjalanan Expedia mengungkapkan bahwa penerbangan siang hingga malam hari seringkali bermasalah.
Faktanya, penerbangan yang berangkat setelah jam 3 sore memiliki peluang tertinggi untuk dibatalkan.
Peluang rata-rata 50 persen lebih tinggi, daripada yang berangkat lebih awal pada hari itu.
Bahkan ada perhitungan yang lebih tepat tentang kapan waktu terbaik untuk terbang.
Baca juga: Jual Semua Aset Keluarga Asal Kanada Beli Pesawat Seharga Rp 5,6 Miliar Demi Liburan Seumur Hidup
Dalam data yang disediakan oleh FlightRadar24 yang menganalisis pembatalan penerbangan musim panas ini, waktu terbaik untuk terbang adalah pagi hari antara pukul 11 pagi dan 12 malam.
Hanya rata-rata 28 penerbangan yang di-grounded antara jam itu, atau 0,75 persen dari penerbangan yang dijadwalkan, menjadikannya waktu terbaik untuk terbang.
Sementara itu jam 6 sore sejauh ini adalah yang terburuk, dengan 138 penerbangan besar dibatalkan antara jam 6 sore dan 6.59 sore.
Itu berarti rata-rata 3 persen dari semua penerbangan pada jam itu.
Riset Expedia juga mengungkapkan bahwa pada hari wisatawan memesan penerbangan mereka dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam harga tiket.
Ternyata mereka yang memesan penerbangan mereka pada hari Minggu cenderung menghemat, rata-rata sekitar 20 persen untuk penerbangan domestik dibanding hari Jumat.
Hal yang sama berlaku untuk penerbangan internasional, di mana pemesanan pada hari Minggu rata-rata 10 persen lebih murah daripada pada hari Jumat.
Memilih hari keberangkatan juga dapat membuat perbedaan harga tiket yang cukup besar.
Baca juga: Pramugari Ungkap Alasan Menghitung Kursi di Pesawat Sangat Berguna saat Kondisi Darurat, Mengapa?
Secara umum, wisatawan yang memulai perjalanan domestik mereka pada hari Sabtu, dibandingkan awal minggu, menghemat 20 persen untuk penerbangan.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional, pelancong yang berangkat pada hari Jumat rata-rata menghemat 15 persen.
Memilih waktu terbaik dalam setahun juga dapat meningkatkan peluang untuk memiliki penerbangan yang lancar dan menghemat uang.
Data menunjukkan bahwa menghindari periode puncak perjalanan dapat memberikan lebih banyak manfaat daripada sekadar penghematan biaya.
Secara historis, Maret adalah bulan yang paling dapat pilih untuk bepergian, dengan durasi penundaan rata-rata terpendek, dibandingkan dengan Juli dengan yang tertinggi (rata-rata 184 menit).
Baca juga: Tiket Pesawat Murah Makassar-Jakarta, Naik Sriwijaya Air Mulai Rp 1,1 Jutaan
Pramugari Larang Penumpang Tidur Siang di Pesawat
Dikutip dari laman Liverpool Echo, seorang pramugari rupanya kerap melarang penumpang tidur siang di pesawat.
Terutama bagi penumpang dengan posisi duduk di pinggir jendela.
Bukan tanpa alasan, hal itu ia lakukan karena ia ingin penumpang lebih berhati-hati.
Sebab, ada beberapa bagian pesawat yang biasanya lebih kotor dibandingkan dengan yang lain.
Tommy Cimato seorang pramugari berkata: "Jangan tertidur atau menyandarkan kepala di jendela."
Dia memperingatkan bahwa penumpang mungkin tidak pernah tahu berapa banyak orang yang melakukan hal yang sama.
Sementara di sisi lain penumpang itu tidak pernah tau apakah jendela telah dibersihkan atau tidak.
Dia menambahkan: "Anda bukan satu-satunya yang telah melakukan itu dan anda tidak tahu berapa banyak orang atau anak-anak telah menyeka tangan mereka atau hal-hal lain di seluruh jendela."
Tommy juga menyarankan para wisatawan untuk tidak mengenakan celana pendek selama penerbangan.
Menggunakan celana pendek mungkin akan lebih nyaman bagi sebagian penumpang.
Namun awak kabin memperingatkan bahwa beberapa bagian pesawat bisa saja sangat tidak higienis.
Sehingga pilihan yang terbaik adalah menghindari kontak langsung sebanyak mungkin.
Dia menambahkan: "Jangan atau coba untuk tidak memakai celana pendek saat anda berada di pesawat terbang."
"Ini sama dengan jendela - anda tidak pernah tahu seberapa bersih itu nantinya, jadi jika anda memiliki celana, anda akan memiliki lebih sedikit kuman.”
Lebih lanjut, Tommy juga memperingatkan orang-orang agar tidak menekan juga tombol flush di toilet pesawat.
Dia berkata: "Jangan pernah menyentuh tombol flush dengan tangan kosong."
"Sejujurnya itu sangat tidak bersih dan sangat kotor, jadi ketika anda menyiram, gunakan serbet atau tisu yang ada di toilet."
Baca juga: 3 Maskapai Tawarkan Tiket Pesawat Murah Jakarta-Medan, Tarifnya Mulai Rp 1 Jutaan
(TribunTravel.com/ Rtn)
Baca juga selengkapnya seputar rahasia penerbangan, di sini.