TRIBUNTRAVEL.COM - Pada malam ini, Senin (26/9/2022), NASA akan mengirim pesawat ruang angkasanya untuk menabrak asteroid.
Meski terdengar mengerikan, namun warga Bumi tak perlu khawatir lantaran aksi tersebut merupakan salah satu misi NASA yang bernama Double Asteroid Redirect (DART).

DART sengaja dirancang NASA untuk menguji kemampuan pertahanan planet kita jika asteroid mengancam Bumi di masa depan.
Melansir Travel+Leisure, Senin (26/9/2022), NASA pertama kali mengirim pesawat ruang angkasa DART pada November 2021.
Baca juga: NASA Batalkan Upaya ke-2 Peluncuran Roket Artemis 1 ke Bulan, Diduga Akibat Kebocoran Bahan Bakar
Menurut NASA, tabrakan akan terjadi pada pukul 7.14 Eastern Time (ET).
Lantas, apa yang terjadi jika asteroid menabrak Bumi?
Bencana-bencana di masa lalu membuktikan perlunya sistem pertahanan terhadap objek-objek semacam ini.
Ambil contoh ledakan meteor 2013 di dekat Chelyabinsk, Rusia yang menghasilkan hingga 30 kali energi bom atom Hiroshima.
Ledakan itu mendatangkan malapetaka di enam kota Rusia dan mengirim 1.500 orang ke rumah sakit.
Baca juga: Menakjubkan, NASA Baru Saja Merilis Foto Ruang Angkasa Paling Detail
Dan tentu saja, ada juga kepunahan dinosaurus yang diyakini sebagian besar ilmuwan berasal dari tabrakan asteroid sekira 66 juta tahun yang lalu.
Untuk lebih jelasnya, NASA mengetahui tidak ada asteroid yang berada di jalur untuk bertabrakan dengan Bumi dan cukup besar untuk menyebabkan kerusakan parah.
Kedati demikian, mereka mengetahui sekira 30.000 asteroid berada dekat dengan Bumi dan jumlah itu terus bertambah setiap hari.

Bagaimana misi DART akan bekerja?
Dengan DART, NASA sedang menguji metode defleksi dampak kinetik terhadap asteroid Dimorphus, bulan asteroid yang tidak mengancam dan mengorbit asteroid Didymos yang lebih besar.
Misi DART merupakan pertama kalinya NASA akan menguji teknologi semacam ini di luar angkasa.
Misi tersebut melibatkan pengiriman pesawat ruang angkasa berkecepatan tinggi untuk mengganggu jalur orbit asteroid.
Sistem defleksi akan mengubah lintasan, dan pada akhirnya akan memindahkan asteroid menjauh dari Bumi.
"Ini pertama kalinya kami mengatur ulang orbit benda langit," kata Andy Rivkin, ketua tim investigasi DART dari Lab Fisika Terapan Johns Hopkins.
Baca juga: Satelit NASA Temukan Gunung Api Bawah Laut yang Menjadi Rumah Bagi Hiu Memasuki Fase Aktif Letusan
Rivkin mengatakan kecepatan pesawat ruang angkasa yang menabrak akan menjadi sekira 14.000 mil per jam.
Dimorphus akan berada sekira 7 juta mil jauhnya dari Bumi ketika pesawat ruang angkasa DART menabraknya.
Tabrakan antarbintang bukan satu-satunya sentuhan sci-fi yang diharapkan terjadi pada Senin malam.
DART juga akan menggunakan SMART Nav, sebuah sistem yang memungkinkan pesawat ruang angkasa menavigasi sendiri tanpa bantuan operator.
SMART Nav cukup cerdas untuk membedakan antara Didymos dan Dimorphos.
Pesawat itu akan bermanuver sendiri selama 4 jam terakhir sebelum melaju ke misi utama, yakni menabrak asteroid Dimorphus.

Baca juga: Pertama Kalinya, Astronot NASA Berhasil Panen Cabai di Stasiun Luar Angkasa
Misi DART bisa ditonton
Saksikan misi pertama dari jenisnya ini melalui siaran langsung di saluran YouTube NASA TV.
NASA nantinya juga akan menampilkan video terpisah secara real-time dari kamera DRACO DART.
Kamera, satu-satunya instrumen di pesawat ruang angkasa, akan mengirim satu gambar per detik kembali ke Bumi.
Siaran langsung ini akan dimulai dengan layar sebagian besar hitam dengan satu sumber cahaya.
Saat tumbukan semakin dekat, titik cahaya akan meningkat hingga asteroid terlihat dengan detail.
Setelah tumbukan, siaran akan berubah kembali menjadi hitam (kemudian akan diputar ulang untuk menampilkan tabrakan).
Baca juga: NASA Cari 4 Orang Relawan untuk Tinggal di Simulasi Habitat Mars Selama 1 Tahun, Tertarik?
(TribunTravel.com/mym)
Baca selengkapnya soal artikel viral di sini.