TRIBUNTRAVEL.COM - Kabar duka baru-baru ini datang dari negara di Asia Selatan, Pakistan.
Banjir bandang yang cukup besar dilaporkan melanda Pakistan hingga tewaskan ratusan warga.

Tak hanya itu, banjir maut tersebut juga berhasil menenggelamkan hampir dari sepertiga bagian dari wilayah di Pakistan.
Sebagaimana diketahui, banjir bandang di Pakistan ini terjadi lantaran adanya gletser yang mencair dengan cepat.
Baca juga: WNA Asal Pakistan Diamankan setelah Ketahuan Masuk Indonesia Pakai Visa Palsu
Keadaan itu juga diperparah dengan turunnya hujan lebat yang sebelumnya tak pernah hadir di Pakistan.
Akibatnya, banyak aspek terancam dampak yang cukup signifikan termasuk situs arkeologi terkenal yang berusia 4.500 tahun.
TONTON JUGA:
Adalah reruntuhan Mohnejo-daro yang yang terletak di selatan provinsi Sindh atau tepatnya dekat Sungai Indus.
Melansir laman The Guardian, Rabu (7/9/2022) Mahenjo-daro merupakan salah satu dari Situs Warisan Dunia UNESCO.
Mohenjo-daro termasuk salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari Kebudayaan Lembah Sungai Indus.
Situs ikonik di Pakistan tersebut pertama kali ditemukan pada 1922, dan dianggap sebagai perkotaan yang paling terpelihara di Asia Selatan.
Lebih dari itu, Mahenjo-daro menjadi salah satu permukiman kota pertama di dunia, bersamaan dengan peradaban Mesir Kuno, Mesopotamia dan Yunani Kuno.
Banjir bandang di Pakistan memang secara tidak secara langsung melanda Mohenjo-daro.
Namun, besarnya curah hujan yang hampir memecahkan rekor menyumbang bahaya kerusakan terhadap reruntuhan bangunan bersejarah itu, lapor kurator situs, Ahsan Abbasi.
“Beberapa tembok besar yang dibangun hampir 5.000 tahun yang lalu telah runtuh karena hujan monsun,” kata Abbasi.

Baca juga: Fakta Attabad Lake, Danau di Pakistan yang Tercipta oleh Bencana
Baca juga: 60 Fakta Unik Pakistan, Negara Terpadat Kelima di Dunia
Abbasi menambahkan saat ini pekerja konstruksi yang berada di bawah pengawasan arkeolong telah dikerakan untuk perbaikan situs.
Meski dikabarkan rusak, beruntungnya situs stupa Buddha di Mahenjo-daro masih tetap utuh.
Hal itu dianggap cukup penting bagi masyarakat setempat karena berkaitan dengan kegiatan ibadah, meditasi dan pemakaman.
Namun ia tak merinci secara jelas berapa besar biaya perkiraan yang akan ditanggung untuk mengatasi masalah ini.
Mengingat hujan deras telah merusak beberapa dinding luar dan juga beberapa dinding yang lebih besar.
Lebih dari itu, hujan deras juga merusak area yang digali hingga mengekspos berbagai hal yang terkubur di Mahenjo-daro.
Abbasi mengatakan, peradaban di Mohenjo-daro, juga dikenal sebagai 'Gundukan Orang Mati' dalam bahasa masyarakat Sindhi.
Dikatakan demikian karena situs ini membangun sistem drainase yang cukup rumit, dan hal itu sangat penting dalam banjir di masa lalu.
Meski banjir telah melanda hampir seluruh Pakistan, Provinsi Sindh termasuk kawasan yang paling parah terkena dampaknya.
Mengatasi hal itu, para insinyur tentara kini telah dikerahkan untuk membuat pemotongan kedua ke tanggul di Danau Manchar, danau air tawar terbesar di Pakistan, pada Senin (5/6/2022).

Upaya tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan air yang naik.
Sehingga diharapan dapat menyelamatkan kota Sehwan di dekatnya dari banjir besar.
Namun di sisi lain, air dari danau telah menggenangi puluhan desa terdekat.
Kondisi tersebut memaksa ratusan keluarga meninggalkan rumah mereka dengan tergesa-gesa untuk menyelamatkan diri.
Sementara itu, operasi penyelamatan berlanjut pada hari Selasa dengan pasukan dan sukarelawan menggunakan helikopter dan perahu.
Mereka datang berbondong-bondong mengeluarkan orang-orang dari daerah banjir untuk menuju posko bantuan terdekat.
Sementara ini puluhan ribu orang dilaporkan sudah tinggal di posko-posko itu dan ribuan lainnya masih berlindung di pinggir jalan di tempat yang lebih tinggi.
Baca juga: Kambing di Pakistan Ini Punya Telinga yang Panjangnya Capai 23 Inci, Lucu atau Justru Berbahaya?
Baca juga: Wanita Pakistan Viral dan Dikecam setelah Nekat Bakar Hutan Hanya Demi Konten
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal Pakistan di sini.