TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler yang hobi nonton film ke bioskop, mungkin tidak menyadari tidak ada huruf I dan O di bangku bioskop.
Nonton film ke bioskop bisa agenda seru mengisi waktu liburan.
Saat nonton film ke bioskop biasanya kita duduk sesuai bangku yang dipilih saat membeli tiket.
Pada tiket film bioskop biasanya nomor kursi ditunjukkan dengan huruf dan angka.
Baca juga: Berani Uji Nyali? Yuk, Ikut Joko Anwar Nonton Film Pengabdi Setan 2 di Bioskop Tua, Begini Caranya
Namun, baik bioskop kapasitas kecil maupun kapasitas besar, biasanya tidak ada bangku dengan huruf I.
Bangku di bioskop berderet ke bawah dari A hingga L, N, Q.
Sementara dari huruf H lompat langsung ke J.
Baca juga: 3 Tempat Wisata di Jogja dengan Pemandangan Memukau, Pernah jadi Lokasi Syuting Film Layar Lebar
Kenapa barisan kursi bioskop tidak ada huruf I dan O?
Dikutip TribunTravel dari berbagai sumber, huruf I akan terlihat seperti angka 1 bagi pengunjung biooskop.
Maka dari itu, untuk menghindari kesalahan maka huruf I ditiadakan dalam barisan kursi bioskop.

Selain huruf I, deretan kursi bioskop juga tidak ada huruf O.
Alasannya karena huruf O yang karakternya mirip angka nol.
Huruf I dan O pada kursi bioskop sengaja dibuat tidak ada untuk menghindari pengunjung salah baca nomor kursi.
Baca juga: Unik, Museum di Jepang Ini Diciptakan oleh Tawon, Ada yang Berbentuk Gunung Fuji hingga Daruma
Sejarah Bioskop Tua Singosaren Solo untuk Nobar Pengabdi Setan 2
Sutradara film horror, Joko Anwar ajak masyarakat nonton bareng (Nobar) film Pengabdi Setan 2 di Bioskop Matahari Singosaren Solo.
Hal ini diketahui dari unggahan sutradara film Pengabdi Setan 2 Joko Anwar yang memperlihatkan ruangan bioskop yang sudah usang dengan kursi bewarna merah, Sabtu (13/8/2022).
Postingan tersebut berisi ajakan bagi para penonton film Pengabdi Setan 2 untuk kembali menonton bersama dengannya.
Namun dengan kuota yang terbatas dan diwajibkan membawa robekan tiket sebelumnya.
"Kayaknya jadi nih kita nobar Pengabdi Setan 2 di bioskop tua, teman-teman! Di bioskop Singosaren Matahari Solo! Minggu 14 Agustus jam 18.00.
Hanya buat ygudah nonton di bioskop biasa, jadi bawa sobekan tiket kalian yah! Tempat terbatas. Yang datang duluan yg ikut." begitu keterangan unggahan tersebut.

Baca juga: Sukses Perankan Sosok Ayu di Film KKN Desa Penari, Intip 7 Gaya Liburan Aghniny Haque
Saat ini, Bioskop Matahari Singosaren Solo hampir tidak pernah terdengar, karena memang sudah lama tutup.
Lantas sebenarnya profil bioskop tua yang berada di Matahari Singosaren Jalan Gatot Subroto Solo itu?
Pemerhati Sejarah Bioskop Kota Solo dari komunitas Soeracarta Heritage Society, Ari Headbang mengatakan bioskop tersebut merupakan bioskop pertama di Solo yang berlokasi di dalam mall.
"Pada awalnya dibuka, bioskop ini bernama Studio 1.2.3, yang beralamat di Singosaren Plaza, lantai 2, Solo, grand opening dilakulan pada hari Rabu, 9 November 1988," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (13/8/2022).
Bioskop tersebut masuk kategori kelas 1 di Kota Solo, yang dilengkapi dengan fasilitas yang mewah dan termutakhir pada eranya.
Bioskop kelas 1 merupakan bioskop yang memutar film-film terbaru, sound system yang menggelegar dengan teknologi terbaru, kursi yang nyaman, ber-AC dan fasilitas memadai lainnya.
"Dilengkapi fasilitas berupa penyaji film-film top pilihan terbaru, lobby yang luas dan mewah, tempat duduk yang nyaman dan eksklusif, lantai marmer, escalator, central AC," terangnya.
"Layar Silver Matt White Screen, Sound Ultra Dolby Stereo System, parkir yang luas dan aman, serta akses bisa langsung masuk ke lobby bioskop," imbuhnya.
Baca juga: Emirates Buka Lounge Khusus Anak-anak, Bisa Nonton Lebih dari 50 Film Disney di Pesawat
Kena Imbas Kerusuhan 98
Selang 10 tahun didirikan, bioskop Studio 1.2.3 berhenti beroperasi karena terkena imbas kerusuhan Mei 1998.
Akibat kerusuhan itu menyebabkan sebagian besar bangunan dan isi Plaza Singosaren luluh lantak.
Namun, pada akhir tahun 2.000 bioskop tersebut kembali beroperasi setelah dibangun,
"Bioskop ini kembali beroperasi pada 22 Desember 2000 dengan nama baru Studio 1.2," kata Ari.
"Dengan banyak perombakan dan merenovasi berbagai fasilitas terbaru deni tuntutan penonton," tambahnya.
Ari menuturkan jika kondisi bioskop Singosaren Matahari Solo saat ini memang dalam kondisi 'mangkrak'.
Hal itu dikarenakan dari pihak manajemen bioskop belum ada inisiatif untuk kembali menghidupkan bioskop.
"Dan dari pengelola atau manajemen bioskop yang lama belum punya niatan untuk difungsikan lagi," ujarnya.
"Ruang-ruang Studio sebenarnya masih tampak (tergolong) bagus, biarpun sudah puluhan tahun tidak beroperasi," tambahnya.
Menurut Ari, bioskop itu sebenarnya terakhir beroperasi sekira tahun 2013 atau 2014 silam.
"Ini saya buka file iklan di koran bioskop Studio Singosaren masih pasang iklan, tahun 2013 atau 2014 berarti benar-benar berhenti beroperasi, jadi belum begitu lama tutup," jelas dia.
Namun yang pasti, semenjak maraknya tayangan film di TV dan beredar VCD dan DVD bajakan, membuat bisnis hiburan bioskop mengalami kemunduran.
"(Kapan berhenti berfungsi) Semenjak semakin merebaknya tayangan film di TV, meraja lelanya VCD & DVD bajakan, dilanjut era internet semakin menambah suram bisnis hiburan bioskop," terangnya.
"Hal-hal tersebut yang membuat bisnis bioskop semakin terpuruk, bukan hanya di Solo atau Indonesia saja, melainkan bisnis bioskop di seluruh dunia," jelasnya. (*)