TRIBUNTRAVEL.COM - Kayutangan Street Style yang berlangsung di kawasan Kayutangan Heritage, Malang, Jawa Timur sempat menjadi perbincangan publik.
Kayutangan Street Style dikatakan mirip dengan Citayam Fashion Week yang sedang viral di Jakarta.
Meski demikian, Kayutangan Street Style berbeda dengan Citayam Fashion Week.
Berikut 6 fakta Kayutangan Street Style yang terinspirasi dari Citayam Fashion Week.
Baca juga: Selain Jakarta, Demam Citayam Fashion Week Kini Sampai ke Sumatra Utara & Surabaya
1. Digagas fashion designer dan fashion designer Malang
Kayutangan Street Style digagas oleh fashion stylist dan fashion designer asal Malang, yaitu Rulli Suprayugo, Belinda Ameliyah, dan Reza Wu.
LIHAT JUGA:
Rulli Suprayugo menjelaskan, Kayutangan Street Style bertujuan untuk mewujudkan Kota Malang sebagai kawasan ramah fesyen.
Sehingga masyarakat tak malu mengekspresikan gaya fesyen mereka.
"Jadi jangan takut berekspresi melalui fesyen, kita memilih Kayutangan untuk ramah akan fesyen," kata Rulli, dikutip TribunTravel dari Kompas.com, Senin (25/7/2022).
Baca juga: Heboh Citayam Fashion Week Pindah Tempat, Baim Wong: Saya Minta Izin Pindahkan ke Tempat Lebih Layak
Menurutnya, banyak pelaku fesyen di Malang yang belum dikenal banyak orang.
Ia berharap, Kayutangan Street Style dapat membuat masyarakat luas membuka diri kepada para pelaku fesyen di Kota Malang.
"Jadi biar orang-orang lebih aware aja, bisa berfesyen di sini," ujarnya.
2. Terinspirasi dari Citayam Fashion Week
Kayutangan Street Style dikatakan mirip dengan Citayam Fashion Week.
Selaku salah satu penggagas, Rulli menyebutkan bahwa Kayutangan Street Style memang terinspirasi dari Citayam Fashion Week.
"Yang pastinya iya, itu salah satu inspirasi kita, tapi memang inisiatornya adalah fashion designer dan stylist-nya," kata Rulli.
Baca juga: 10 Tempat Sewa Motor di Malang, Simak Tarif dan Fasilitas Menariknya
3. Berbeda dengan Citayam Fashion Week
Meski demikian, Kayutangan Street Style berbeda dengan Citayam Fashion Week.
Hal itu terlihat dari penggagas gerakan Kayutangan Street Style yang merupakan para pelaku fesyen.
"Kalau di Citayam itu di mulai dari anak-anak yang ingin nongkrong, tidak ada latar belakang fashion, tapi ingin mengaktualisasi diri lewat fesyen," jelas Rulli.
"Kalau di Kayutangan, yang inisiasi adalah orang-orang yang paham dan mengerti fesyen," sambungnya.
3. Sempat dikritik warganet
Kayutangan Street Style sempat dikritik warganet karena dianggap meniru Citayam Fashion Week.
Ada juga warganet yang menilai kegiatan itu tak mengangkat pakaian tradisional dan menimbulkan kemacetan, dilaporkan Kompas.com.
Rulli mengatakan, Kayutangan Street Style digagas fashion stylist dan fashion designer nonasosiasi di Malang.
Sehingga lebih memprioritaskan orang-orang yang mengenakan pakaian bergaya modern.
"Kalau yang pakaian berkaitan warisan nusantara tidak untuk kegiatan ini karena asosiasinya atau wadahnya sudah ada, bukan bermaksud merendahkan," jelasnya.
"Ini buat yang belum punya wadah, di Malang banyak karya busana yang luar biasa dan menarik tetapi belum dikenal," lanjut Rulli.
Untuk masalah kemacetan, Kayutangan Street Style sebenarnya digelar di depan halaman salah satu dealer di kawasan Kayutangan Heritage pada Jumat (22/7/2022).
Namun dampak Kayutangan Street Style membuat sejumlah anak muda memilih untuk fashion show di zebra cross.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Flora Wisata San Terra Terbaru 2022, Tempat Wisata Kekinian di Malang
4. Didukung pemerintah
Dilaporkan Surya Malang, Kepala Dinas Olahraga Pemuda dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mendukung kegiatan Kayutangan Street Style.
Menurutnya, kegiatan tersebut cukup bagus karena turut meramaikan Kayutangan Heritage.
"Kami sangat mendukung. Karena ini cukup bagus untuk meramaikan Kayutangan Heritage. Untuk meramaikan, harusnya kan banyak event," ucap perempuan yang akrab disapa Dayu tersebut pada Kamis (21/7/2022).
Terlebih, lanjut Dayu, fesyen merupakan salah satu sub sektor ekonomi kreatif.
"Apalagi kegiatan itu kan dilakukan oleh komunitas. Apalagi fashion juga bagian dari ekraf," kata dia.
5. Ajang kumpul pencinta fesyen
Di kesempatan yang sama, Belinda Ameliyah mengatakan bahwa Kayutangan Street Style merupakan ajang kumpul warga Malang yang suka fashion.
Menurutnya, Kayutangan Street Style bukanlah fashion show layaknya Citayam Fashion Show.
"Kami hanya berkumpul, nongkrong, dan ngobrol soal trend fashion di Kota Malang," kata Belinda kepada Surya Malang, Kamis.
Baca juga: Pulang ke Indonesia, Atta-Aurel Akan Ajak Ameena Kunjungi Citayam Fashion Week?
6. Koridor jadi catwalk
Koridor Kayutangan Heritage berubah seperti area catwalk bagi para muda-mudi.
Mereka datang dengan pakaian stylish bak model dalam acara fashion show.
Selain berlenggok di area 'catwalk', mereka juga terlihat lihai berpose di depan kamera.
Kayutangan Street Style melibatkan sejumlah model, agency model, persona sosial media, videografer, dan fotografer yang tertarik dengan dunia fashion, dilaporkan Surya Malang.
(TribunTravel.com/SA)