TRIBUNTRAVEL.COM - Selain dirayakan dengan menyembelih hewan kurban, Idul Adha juga diramaikan berbagai tradisi.
Di Indonesia, ada sejumlah tradisi Idul Adha unik dari berbagai daerah.
Mulai dari tradisi Idul Adha Manten Sapi di Pasuruan hingga apitan di Semarang, semua punya makna dan keunikan masing-masing.
DikutipTribunTravel dari Kompas.com, berikut tradisi Idul Adha yang unik dari daerah di Indonesia.
1. Tradisi Apitan di Semarang
Tradisi Idul Adha ini diawali dengan pembacaan doa, dilanjutkan arak-arakan hasil tani hingga ternak (gunungan).
Sepanjang jalan, warga sekitar akan saling berebut gunungan.
Warga setempat percaya bahwa tradisi Apitan dulunya merupakan kebiasaan para Wali Songo, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur saat perayaan Idul Adha.
Baca juga: Sambut Idul Adha 2022, Emirates Sajikan Menu Khusus selama 4 Hari di Lebih dari 60 Rute Penerbangan
2. Tradisi Manten Sapi di Pasuruan

Tradisi Idul Adha berikutnya ada Manten Sapi di Pasuruan, Jawa Timur.
Umat Islam di Pasuruan menggelar tradisi Idul Adha Manten Sapi sebagai penghormatan terhadap hewan kurban yang akan disembelih.
Uniknya, sebelum disembelih, hewan kurban akan dirias seperti pengantin.
Selain dirias, hewan kurban juga dikalungi bunga tujuh rupa dan dibalut dengan kain kafan, serban, serta sajadah.
Kain kafan sendiri punya makna kesucian orang yang berkurban.
Hewan kurban yang sudah dirias, kemudian diarak ke masjid untuk disembelih.
3. Tradisi Grebeg Gunungan di Yogyakarta
Tradisi Idul Adha di Yogyakarta digelar dengan Grebeg Gunungan.
Mirip tradisi Idul Adha di Semarang, masyarakat Yogyakarta juga mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman.
Ada tiga gunungan yang diarak, terdiri dari rangkaian sayur-mayur dan buah.
Tak hanya saat Idul Adha, di Yogyakarta tradisi ini juga digelar setiap hari besar agama Islam lainnya. Misalnya saja saat Idul Fitri ada acara Grebeg Syawal.
Menurut kepercayaan setempat, bagi yang berhasil mengambil hasil bumi dari gunungan tersebut, bisa mendatangkan rezeki.
Baca juga: Dufan Tetap Buka, Simak Harga Tiket Masuk saat Libur Idul Adha 2022
4 Tradisi Gamelan Sekaten di Cirebon
Gamelan Sekaten merupakan tradisi Idul Adha di Cirebon yang berasal dari Sunan Gunung Jati.
Tradisi Idul Adha ini merupakan cara Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon.
Sesuai namanya, setiap perayaan hari besar agama Islam yakni, Idul Fitri dan Idul Adha, gamelan di area Keraton Kasepuhan Cirebon akan dibunyikan.
Alunan gamelan tersebut menjadi penanda bahwa muslim di Cirebon tengah merayakan hari kemenangan.
Biasanya gamelan dibunyikan sesaat setelah Sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
5. Tradisi Meugang di Aceh
Meugang merupakan tradisi Idul Adha di Aceh yang sudah ada sejak zaman kerajaan dan masih terus dilakukan hingga sekarang.
Meugang atau Makmeugang adalah tradisi menyembelih hewan kurban seperti kambing atau sapi yang dilakukan saat bulan Ramadhan, Idul Adha, dan Idul Fitri.
Daging yang disembelih itu nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh.
Baca juga: 3 Resep Bumbu Celupan Sate Kambing, Bumbu Kecap Paling Favorit saat Idul Adha 2022
6. Tradisi Lawa Pipi di Uli Halawang, Maluku Tengah
Tradisi Idul Adha di Uli Halawang, Maluku Tengah digelar dengan Lawa Pipi atau arak-arakan hewan kurban.
Kata Lawa Pipi berasal dari bahasa Hila.
Terdiri dari dua kata, ‘Lawa’ yang artinya lari dan ‘Pipi’ punya makna kambing.
Lawa Pipi dilakukan sehari setelah shalat Idul Adha.
Sebelum disembelih, kambing tersebut akan dibawa ke halaman Rumah Raja Oolong dan didoakan bersama-sama.
Setelah itu, diarak keliling kampung dan diajak berlari mengelilingi Masjid Adat Hasan Sulaiman sebanyak tujuh kali menyerupai Tawaf.
Akhirnya, hewan tersebut dipotong dan warga melemparkan uang, baik uang kertas maupun koin, ke area pemotongan.
Tradisi ini juga dipercaya warga setempat sebagai tindakan buang sial.
Baca juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional Taman Margasatwa Ragunan saat Libur Idul Adha 2022
8. Mepe Kasur di Banyuwangi

Tradisi Idul Adha di Banyuwangi ini sangat unik.
Meper Kasur merupakan tradisi Idul Adha umat Islam di Banyuwangi, Jawa Timur dengan menjemur kasur-kasur di luar rumah.
Kasur yang dijemur kemudian dipukul-pukul untuk menghilangkan debu.
Kegiatan ini merupakan salah satu cara yang dipakai untuk mengingatkan warga akan pentingnya menjaga kebersihan kasur dari kotoran dan debu.
Menariknya dalam menjemur kasur, warga setempat akan melakukannya secara serentak di pagi hari.
9. Toron di Madura
Menjelang Idul Adha umat Islam di Madura, Jawa TImur, akan melakukan tradisi Toron.
Sama seperti mudik saat Idul Fitri, warga Madura dari perantauan akan kembali pulang ke kampung halaman masing-masing.
Sesampainya di kampung halaman, masyarakat Madura akan melakukan silaturahmi ke sanak saudara maupun tetangga.
Silaturahmi adalah puncak dari perayaan Tradisi Toron.
Baca juga: 4 Unit Rekreasi Unggulan di Ancol, Cocok untuk Libur Idul Adha 2022