TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah Indonesia semakin aktif mengupayakan kebijakan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisata, salah satunya dengan visa digital nomad.
Dengan adanya visa digital nomad, Warga Negara Asing (WNA) dapat bekerja sekaligus liburan di Indonesia.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebutkan, kebijakan visa digital nomad saat ini telah memasuki tahap akhir pembahasan.
"Visa digital nomad ini sudah sampai tahap akhir pembahasan, akan terus kami koordinasikan dengan teman-teman kita di kementerian dan lembaga terkait," ungkap Sandiaga dalam Weekly Press Briefing yang digelar hybrid, Senin (27/6/2022).
Baca juga: Bos Besar AirAsia Sebut Indonesia sebagai Negara Favorit, Pulau Bali Berhasil Bikin Jatuh Cinta
"Ini kami harapkan bisa menjadi salah satu terobosan dari regulasi," sambungnya.
Sandiaga menambahkan, pihaknya akan memberikan informasi terbaru terkait visa digital nomad dalam waktu dekat.
LIHAT JUGA:
"Kita harapkan dalam waktu dekat akan kami berikan update-nya," kata dia.
Lalu, apa itu visa digital nomad?
Baca juga: Mulai 1 Agustus 2022, Batik Air Terbang ke India dari Jakarta & Bali
Dilansir TribunTravel dari Kompas.com, visa digital nomad merupakan visa jenis baru yang dibuat guna merespons arus digitalisasi dan pola perilaku pekerja jarak jauh (remote worker).
Rencananya visa digital nomad dapat berlaku selama lima tahun.
Tujuannya tentu agar turis asing memiliki waktu tinggal atau length of stay yang panjang, sehingga Indonesia dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung.

Bali bakal jadi destinasi utama digital nomad
Hasil survei terkait digital nomad menyebutkan, sebanyak 95 persen turis asing menjadikan Bali sebagai destinasi utama bagi remote worker.
Oleh sebab itu, visa digital nomad dapat dianggap sebagai salah satu langkah untuk mencapai target 1,5 juta wisatawan mancanegara (wisman) berwisata di Bali.
Dengan adanya visa digital nomad, Sandiaga berharap kualitas kunjungan wisman ke Bali bisa mencapai 50 sampai 60 persen.
Baca juga: Harga Tiket Masuk Pemandian Air Panas Banyuwedang Juni 2022, Tempat Wisata di Bali untuk Healing
Selain itu, visa digital nomad juga diharapkan bakal meningkatkan quality of spending atau jumlah belanja.
Sehingga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.

"Kami ingin mereka lebih lama tinggal di Bali dan kami ingin pengeluarannya lebih berdampak terhadap ekonomi lokal saat mereka berkunjung dan berwisata di Bali," ucap Sandiaga.
Dalam kesempatan yang sama, Sandiaga juga menyebutkan lima negara dengan penyumbang wisman tertinggi ke Bali.
Di antaranya Australia, Singapura, Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis.
"Kami akan terus melakukan orkestrasi dan sinkronisasi agar rencana promosi ke depan Bali menjadi top of mind dari wisatawan mancanegara," ujar Sandiaga.
"Kami juga akan terus menggelar event internasional serta mendukung Bali sebagai kawasan workcation (bekerja sambil berlibur) bagi para digital nomad dengan length of stay yang panjang dan berkualitas dengan kemudahan-kemudahan yang kami berikan," tutupnya.
Baca juga: 20 Tempat Makan di Bali Buat Sarapan, Pedasnya Ayam Betutu hingga Nasi Campur yang Mengenyangkan
Baca juga: 4 Pilihan Tiket Pesawat Murah Rute Bandung-Bali, Terbang Langsung Tarifnya Cuma Rp 1 Jutaan