Breaking News:

Negara Dilanda Krisis Ekonomi, Ribuan Warga Sri Lanka Ramai-ramai Bikin Paspor

Warga Sri Lanka berbondong-bondong membuat paspor setelah negaranya dilanda krisis ekonomi parah, mengaku ingin kehidupan yang lebih baik.

Flickr/ezytravel indonesia
Warna paspor biru, Senin (21/9/2020). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Warga Sri Lanka ramai-ramai membuat paspor setelah negaranya dilanda krisis ekonomi.

Seorang warga bernama Leonora, terlihat berada di tengah antrean panjang di luar gedung Departemen Imigrasi dan Emigrasi Sri Lanka.

Ia datang selama dua hari, berharap mendapat paspor untuk pergi ke luar negeri.

Hal ini dilakukan Leonora ketika negara dilanda krisis ekonomi yang cukup parah.

Dikutip TribunTravel dari laman Asia One, Kamis (16/6/2022), karyawan garmen berusia 33 tahun itu memutuskan melamar pekerjaan sebagai pembantu di Kuwait.

Suaminya telah berhenti bekerja sebagai juru masak di restoran kecil.

"Suamiku kehilangan pekerjaan karena tidak ada gas dan biaya bahan makanan mmeroket. Sangat sulit mencari pekerjaan dan gajinya sangat rendah," kata Leonora.

Biasanya Leonora berpenghasilan 2.500 rupee Sri Lanka atau sekitar Rp 60 ribu sehari.

Ia memiliki seorang suami dan dua anak.

Situlpawwa adalah salah satu tempat terindah di Sri Lanka yang memiliki nilai sejarah dan religi.
Situlpawwa adalah salah satu tempat terindah di Sri Lanka yang memiliki nilai sejarah dan religi. (Anusara Weerasooriya /Unsplash)

Baca juga: Swaraya Festival 2022 Hadirkan Promo Tiket Spesial, Cek Harganya Yuk

Baca juga: Penggemar K-Pop Bersiap! SEVENTEEN Bakal Gelar Konser di Jakarta Pada September 2022

Minggu lalu, ia membawa baju ganti dan payung menuju Kota Nuwara Eliya, sekitra 170 Kilometer dari ibu kota Kolombo untuk menyerahkan surat-surat syarat pembuatan paspor pertamanya.

2 dari 4 halaman

Dalam antrean membuat paspor, Leonora bergabung dan buruh, petani, pegawai negeri, ibu rumah tangga dan lainnya.

Beberapa di antaranya bahkan ada yang berkemah semalaman.

Mereka ingin membuat paspor untuk melarikan diri dari krisis keuangan terburuk dalam sejarah Sri Lanka.

Dalam lima bulan pertama di tahun 2022, Sri Lanka telah mengeluarkan 288.645 paspor.

Jumlah ini melonjak drastis dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yaitu 91.331 paspor, menurut data pemerintah.

Negara kepulauan berpenduduk 22 juta orang itu kekurangan makanan, gas untuk memasak, bahan bakar dan obat-obatan.

Krisis yang terjadi di Sri Lanka merupakan akibat salah urus ekonomi dan pandemi Covid-19 yang telah menghabiskan cadangan devisa.

Depresiasi mata uang, inflasi lebih dari 33 persen, dan kekhawatiran ketidakpastian politik dan ekonomi yang berkepanjangan mendorong banyak orang untuk bermigrasi.

Pemerintah ingin mendukung lebih banyak orang yang yang berminat bekerja di luar negeri untuk meningkatkan pengiriman uang.

Baca juga: Panduan dan Syarat Membuat Paspor Baru, Bisa Daftar Melalui M-Paspor

Para pembuat paspor kesal

3 dari 4 halaman

Di dalam Departemen Imigrasi dan Emigrasi, orang-orang menunggu berjam-jam untuk mengambil foto dan sidik jari.

Seorang pejabat senior mengatakan, ada 160 anggota staf kelelahan namun tetap berusaha memenuhi permintaan paspor.

Departemen Imigrasi telah memperketat keamanan, memperpanjang jam kerja, dan melipatgandakan jumlah paspor yang diterbitkan.

Namun, jumlah pengajuan paspor selalu naik.

Setidaknya ada 3.000 orang menyerahkan formulir setiap hari, kata HP Chandralal, petugas yang mengawasi otorisasi pengajuan paspor.

Sistem aplikasi online untuk pembuatan paspor macet selama berbulan-bulan.

Sehingga banyak yang tidak bisa mendapatkan nomor antrean.

"Sangat sulit berurusan dengan masyarakat karena mereka frustrasi, dan tidak mengerti sistem tidak dilengkapi perangkat menangani permintaan semacam ini," kata Chandralal.

"Jadi mereka marah dan menyalahkan kami, tetapi tidak ada yang bisa kami lakukan," lanjutnya.

Nuwara Eliya, Sri Lanka
Nuwara Eliya, Sri Lanka (Foto oleh Tharaka Jayasuriya di Unsplash)

Baca juga: Syarat dan Cara Mengurus Paspor Umrah 2022, Bisa Gunakan Layanan M-Paspor

Baca juga: Cara Membuat Paspor Online 2022 Lengkap dengan Dokumen yang Harus Dipersiapkan

Urgensi bagi banyak orang yang ingin pergi ke luar negeri diperparah dengan peringatan dari Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe soal krisis pangan hanya beberapa bulan lagi.

4 dari 4 halaman

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Sri Lanka berisiko mengalami darurat kemanusiaan besar-besaran.

Dalam upaya memperbaiki krisis, Sri Lanka sedang dalam pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout, setelah menangguhkan pembayaran utang luar negeri sekitar 12 miliar USD pada bulan April 2022.

Pemerintah memperkirakan butuh setidaknya 5 miliar USD untuk memenuhi impor bahan pokok selama sisa tahun ini.

Lenora bertekad untuk melakukan apa yang dia bisa untuk kehidupan yang lebih baik, untuk dia dan anak-anaknya.

"Saya ingin dua tahun di Kuwait kemudian menabung cukup uang untuk kembali," katanya. (TribunTravel.com/Tys)

Baca juga: Bikin Heboh, Iwan Fals Adakan Konser Dadakan di Pusat Perbelanjaan

Baca juga: Warga Punguti Dolar Berserakan di Jalan dari Koper Berisi Uang yang Jatuh

Selanjutnya
Tags:
PBBSri Lankapaspor Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Afriansyah Noor Boutros Boutros-Ghali Kofi Annan Ban Ki-Moon Antonio Guterres
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved