TRIBUNTRAVEL.COM - Penumpang berkelakuan buruk dan menimbulkan masalah di pesawat bukan kali pertama terjadi.
Tak sedikit dari perilaku menganggu penumpang tersebut mengancam keselamatan penumpang lain dan awak kabin yang bertugas.
Penumpang ini sering berada di bawah pengaruh alkohol dan atau obat-obatan sehingga kesadaraanya terganggu.
Baca juga: Pramugari Bagikan Kode Rahasia saat Bertemu dengan Penumpang Paling Tampan di Pesawat
Mengonsumsi alkohol atau obat-obataan terlarang merupakan tindakan ilegal dan melanggar aturan penerbangan.
Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) pun mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan penumpang berperilaku buruk di pesawat sejak pandemi Covid-19.

Perilaku tersebut tak lain disebabkan oleh alkohol dan obat-obatan yang sering menjadi penyebab utama beberapa penumpang menjadi agresif, mengabaikan instruksi keselamatan dan menjadi mengganggu tanpa pengaruh yang memabukkan.
Kecemasan, jet lag, obat resep, dan ketakutan terbang dapat berkontribusi pada meningkatnya ketegangan di dalam pesawat, terkadang menyebabkan penumpang kehilangan kendali.
Penundaan dan gangguan pada penerbangan juga dapat menyebabkan penumpang menjadi agresif.
Lalu bagaimana kasus tersebut ditangani?
Dilansir dari Simple Flying, Minggu (12/6/2022), Alkohol sering dijual 24 jam di bandara dan penumpang dapat minum sebelum penerbangan dan membawa alkohol ke dalam pesawat.
Di dalam pesawat, alkohol (dibeli atau gratis) dapat dibatasi oleh awak kabin jika mereka mengamati perilaku yang berpotensi mengancam.
Mungkin ada agresi setelah permintaan ditolak, jadi awak kabin akan mencoba meredakan situasi.

Langkah pertama adalah mengeluarkan peringatan, jika ada penolakan untuk mematuhi kru, penumpang dapat ditahan dan ditangkap saat mendarat.
Dalam kasus serius di mana penumpang membahayakan keselamatan pesawat, penumpang atau awak, penerbangan mungkin perlu dialihkan ke bandara terdekat yang sesuai.
Di sini, penumpang akan ditangkap.
Penumpang yang mengganggu dapat menerima denda, hukuman penjara atau keduanya, serta ditagih biaya penerbangan untuk pengalihan.
Mereka juga dapat menerima larangan bepergian dengan maskapai seumur hidup.
Peningkatan kasus di masa pandemi
Meski perjalanan internasional turun 70 persen pada tahun 2021 dibandingkan dengan 2019, namun ada peningkatan insiden penumpang yang mengganggu, seringkali karena ketidakpatuhan terhadap prosedur penggunaan masker.
Beberapa penerbangan ini harus dialihkan karena ancaman keamanan.
FAA melaporkan bahwa antara 1 Januari dan 12 April tahun ini ada 1.150 insiden penumpang yang mengganggu dan sebanyak 65 persen disebabkan oleh masker.
Dari jumlah tersebut, 345 sedang diselidiki terhadap rata-rata tahunan 42 kasus selama dekade terakhir.
Tidak ada toleransi

FAA pertama kali menerapkan kebijakan toleransi nol pada Januari 2021, ketika masker masih dikenakan di dalam pesawat.
Insiden meningkat selama bulan ketika rekor 7.200 laporan penumpang nakal dibuat, yang 70 persen terkait dengan mengenakan masker.
Dalam satu insiden pada Juli 2021 dalam penerbangan American Airlines, seorang penumpang mendorong pramugari ke samping dan mencoba membuka pintu kabin.
Dua pramugari mencoba menahannya, tetapi dia terus memukul anggota awak berkali-kali.
Penumpang itu akhirnya dapat ditahan tetapi meludah, menanduk, dan mencoba untuk menendang dan menggigit anggota awak dan penumpang lainnya.
Dalam insiden lain pada Juli 2021 dalam penerbangan Delta Air Lines, seorang penumpang mencoba memeluk dan mencium penumpang di sebelahnya dan kemudian memutuskan untuk mencoba keluar dari kabin pesawat selama penerbangan.
Dia menolak untuk kembali ke tempat duduknya dan menggigit penumpang lain.
Tonton juga:
Baca juga: Curhat Penumpang saat Pesawat Batal Mendarat, Penerbangan Seperti Memantul di Landasan Pacu
Baca juga: Hadapi Ratusan Penumpang, Berapa Banyak Awak Kabin yang Dibutuhkan di Pesawat?
(TribunTravel.com/ Ratna)
Baca selengkapnya seputar perilaku menyebalkan penumpang pesawat, di sini.