TRIBUNTRAVEL. COM - Efek penerbangan jarak jauh pada tubuh manusia telah terungkap saat Qantas meluncurkan penerbangan komersial langsung terpanjang di dunia.
Setelah melakukan tiga penerbangan uji coba pada tahun 2019, Qantas telah mengumumkan Project Sunrise, penerbangan non-stop dari Sydney ke London selama 20 jam.
Rute Sydney ke New York saat ini juga sedang dirancang.
Banyak orang merasakan leher kaku, kulit kering, sakit punggung hingga kaki kesemutan setelah penerbangan.
Lalu, bagaimana dampak bagi kesehatan kita jika harus di pesawat selama 19-20 jam?
Pada penerbangan uji coba tiga tahun lalu, turut melibatkan 40 penumpang, pilot dan awak yang didampingi oleh para ahli medis dan ilmuwan dari Pusat Penelitian Koperasi Keselamatan dan Produktivitas Kewaspadaan, Universitas Monash dan Pusat Charles Perkins di Universitas Sydney.
CEO grup Qantas, Alan Joyce mengatakan, "Bagi pelanggan, kuncinya adalah meminimalkan jet lag dan menciptakan lingkungan di mana mereka menantikan penerbangan yang tenang dan menyenangkan.
Sementara bagi kru, harus meningkatkan kewaspadaan saat mereka bertugas dan memaksimalkan istirahat selama waktu senggang dalam penerbangan ini."
Baca juga: Kisah Unik Lebaran: Pemudik Kehilangan Pacar di Pelabuhan, Dicarikan Petugas Lewat Pengeras Suara
Baca juga: LeBron James Boyong Istri & Anak Liburan, Nginap di Resor Mewah Maldives
Berbagai pemeriksaan medis dilakukan pada penumpang sebelum dan sesudah penerbangan, dan kewaspadaan pilot dipantau melalui perangkat electroencephalogram (EEG).
Co-founder dan direktur Harvard TH Chan School of Public Health Sustainability and Health Initiative for NetPositive Enterprise (SHINE) dan instruktur di departemen kesehatan lingkungan, Dr Eileen McNeely, menjelaskan efek penerbangan jangka panjang sama dengan penerbangan pendek, tapi akan terasa lebih lama.
Dikutip dari laman UNILAD, Selasa (3/5/2022), ia mengatakan, "Penumpang masih akan menghadapi kemungkinan hipoksia, dehidrasi, nyeri otot karena kurangnya mobilitas, paparan suara keras, jet lag, paparan radiasi kosmik, dan kemungkinan kontaminan udara kabin.
Rata-rata, dalam penerbangan 10 jam, wanita kehilangan 1,6 liter air, dan pria 25 persen lebih banyak.
Berada di dekat seseorang yang pilek untuk jangka waktu yang lama juga dapat menyebabkan risiko terinfeksi.
Semakin lama kita dalam penerbangan, semakin besar risiko terkena deep vein thrombosis atau pembentukan bekuan darah, biasanya di kaki.
Namun, hal ini dapat diatasi dengan bangun dan berjalan-jalan setidaknya setiap dua jam.
Baca juga: Pesawat Boeing Turbulensi Hebat Setelah Terobos Badai Petir, 40 Penumpang Terluka
Baca juga: Demi Konten, YouTuber Nekat Tabrakkan Pesawat Miliknya pada Perbukitan
"Kondisi ini menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi penumpang yang rentan dengan penyakit bawaan sehingga memicu masalah ini."
Pilot dan awak kabin juga akan mengalami paparan radiasi pengion kosmik yang lebih besar.
Meskipun tidak menimbulkan banyak risiko bagi penumpang, wanita hamil disarankan menghindari penerbangan jarak jauh.
Meski tidak ada "stres transfer" akibat penerbangan langsung jarak jauh, bukan berarti bepergian naik pesawat selalu jadi pengalaman yang paling menenangkan.
Hal ini karena kecemasan selama terbang berpotensi meningkat karena panjangnya perjalanan.
Dr McNeely menjelaskan, suara mesin yang lebih senyap, kelembapan yang meningkat, dan tekanan kabin yang lebih tinggi dapat membantu meringankan beberapa gejala ini.
Qantas juga mengungkapkan ada 'zona nyaman' di tengah pesawat yang bisa dimanfaatkan penumpang untuk peregangan, mendapatkan sesuatu untuk dimakan, dan bergerak.
Joyce juga menjelaskan kabin Qantas dirancang khusus untuk kenyamanan maksimal di semua kelas.
Namun, kabin yang lebih mahal di kelas premium juga menghadirkan layanan lebih nyaman.
Analis penerbangan dan ekonomi di Leeham News, Bjorn Fehrm mengatakan, penerbangan kemungkinan akan digunakan oleh pebisnis.
Namun beberapa orang mungkin juga bersedia naik penerbangan panjang jarak jauh.
CEO Qantas Joyce menyimpulkan, "Pesawat jenis baru memungkinkan hal-hal baru, khususnya bagi Australia di mana perjalanan udara sangat penting."
Penerbangan terpanjang ini diharapkan akan dimulai pada akhir 2025 dari Sydney.
Maskapai menyediakan empat kelas perjalanan yang berbeda dan membawa hingga 238 penumpang. (TribunTravel.com/Tys)
Baca juga: 7 Tempat Wisata Murah di Lombok untuk Libur Lebaran 2022, Nyobain Selancar di Pantai Seger
Baca juga: Bosan Makan Rendang atau Opor Ayam? Cobain 5 Resep Menu Sarapan Simpel dan Enak