TRIBUNTRAVEL.COM - Kehidupan seorang miliarder biasanya tak lepas dari liburan mewah dan glamor.
Namun, beda halnya dengan Elon Musk, yang saat ini dinobatkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia.
Alih-alih melancong ke berbagai belahan dunia, pendiri Tesla ini justru mengaku tak menyukai liburan.
Padahal, bukan perkara sulit bagi Elon Musk untuk berlibur ke tempat termewah di dunia sekalipun.
Mengingat pundi-pundi kekayaannya yang melimpah, tentu uang bukanlah alasan utama Elon Musk untuk membenci liburan.
Baca juga: Elon Musk Ingin Ubah Kantor Pusat Twitter Jadi Rumah Tunawisma
Melansir laman CNBC, Kamis (28/4/2022), Elon Musk ternyata tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat dari pekerjaannya.
Bahkan, CEO Space X tesebut sempat mengungkapkan bahwa liburan akan membunuhmu.
Lantas, mengapa demikian?
Sebagian alasan mengapa Elon Musk enggan untuk liburan adalah karena pekerjaan.
Elon Musk mengatakan di Recode Decode bahwa untuk berhasil membangun start-upnya, dia harus bekerja lebih dari 100 jam dalam seminggu.
Baca juga: Beli Saham Twitter, Elon Musk Langsung Viral dengan Ide Uniknya
Meski kini Elon Musk sangat sukses, ketentuan jam kerja itu nampaknya tak banyak berubah.
Pada 2018 misalnya, Elon Musk bahkan tidur di lantai pabrik Tesla dalam upaya mengejar produksi mobil Model 3.
"Saya tidak punya waktu untuk pulang dan mandi," kata Elon Musk.
"Saya tidak percaya orang harus mengalami kesulitan saat CEO sedang berlibur," tambahnya.
Selain faktor pekerjaan, Elon Musk merasa bahwa ia memiliki nasib buruk ketika liburan.
Pada 2015, Elon Musk menuturkan bahwa ia hanya mengambil dua kali cuti dalam lebih dari satu dekade, dan keduanya bermasalah.
"Dalam 12 tahun terakhir, saya hanya mencoba mengambil kesempatan cuti dua kali," ungkap Elon Musk.
"Pertama kali saya mengambil cuti, roket Orbital Sciences meledak dan roket Virgin Galactic Richard Branson meledak di minggu yang sama. Kedua kalinya saya mengambil cuti, roket saya meledak ," imbuhnya.
Baca juga: Setelah X, Anak Kedua Elon Musk dan Grimes Diberi Nama Y
Kejadian kurang mengenakkan juga dialami Elon Musk ketika ia berbulan madu dengan istri pertamanya pada September tahun 2000 silam.
Kala itu, ia adalah CEO X.com dan para eksekutif perusahaan tidak senang dengan kepemimpinannya.
Saat Elon Musk berada di pesawat, para eksekutif mengirimkan surat yang mendorong dia keluar sebagai CEO dan digantikan oleh Peter Thiel.
Baca juga: Cara Unik Elon Musk Makan Kentang Bikin Netizen Salah Fokus, Jadi Meme dan Viral di Medsos
Alhasil, Elon musk yang baru saja tiba untuk berbulan madu di Sydney, Australia terpaksa harus segera kembali ke Palo Alto, California.
Namun, dari sekian pengalaman buruk liburan Elon Musk, kisahnya di Afrika mungkin menjadi yang paling traumatis.
Masih di tahun 2000, Elon Musk merencanakan perjalanan dua minggu ke Brasil dan Afrika Selatan pada bulan Desember.
Tak disangka, orang terkaya di dunia tersebut justru terjangkit penyakit malaria yang ganas saat berada di Afrika.
Setelah dua rumah sakit salah mendiagnosisnya, Elon Musk bahkan mengaku hampir mati sebelum mendapat perawatan yang tepat.
"Itu pelajaran yang saya ambil ketika liburan. Liburan akan membunuhmu," tulis Elon Musk dalam buku 'Elon Musk: Tesla, SpaceX, and the Quest for a Fantastic Future'.
Namun sejak momen liburan Elon Musk yang membawa malapetaka tersebut, bukan berarti sama sekali dia tak lagi pelesir.
Elon Musk dilaporkan telah berlibur lagi setidaknya dua kali, yaitu ke Chili dan Australia.
Baca juga: Intip Fasilitas Mewah Jet Pribadi Elon Musk, Punya Interior Menawan hingga Kabin VIP
Baca juga: Elon Musk Mengaku Tak Punya Rumah dan Sering Numpang Tidur
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal artikel Elon Musk di sini.