Breaking News:

Tak Sembarangan, Ada Alasan Penting Pesawat Mendarat dengan Roda Belakang Terlebih Dulu

Mendaratkan roda bagian belakang pesawat terlebih dahulu memiliki alasan penting dan vital bagi sebuah pesawat terbang.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Kurnia Yustiana
anncapictures /Pixabay
Ilustrasi roda pesawat untuk mendarat di landasan pacu 

TRIBUNTRAVEL.COM - Pernahkah traveler memperhatikan pesawat ketika mendarat di landasan pacu?

Biasanya pesawat akan mendaratkan roda belakang terlebih dahulu dengan mengangkat hidung pesawat.

Rupanya, bukan tanpa sebab, mendaratkan roda bagian belakang pesawat terlebih dahulu memiliki alasan penting dan vital bagi sebuah pesawat terbang.

Baca juga: Pramugari Emirates Ungkap Waktu dan Kursi Terbaik Dalam Penerbangan Jarak Jauh

Melansir dari Simple Flying, Sabtu (16/4/2022), pesawat modern memiliki dua set roda pendaratan yakni roda pendaratan utama dan roda pendaratan hidung.

Roda pendaratan utama terletak di pusat gravitasi pesawat dan dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat dan benturan pesawat saat mendarat.

Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu.
Ilustrasi - Pesawat terbang di landasan pacu. (Flickr.com/ Bernal Saborio)

Sementara itu, roda pendaratan hidung (nose gear) terletak di bagian depan pesawat dan hanya dapat menangani 15 persen dari berat pesawat dan digunakan untuk mengarahkan pesawat saat di darat.

Meski dilengkapi dengan rem, nose gear tidak digunakan untuk pendaratan utama.

Sebagai gantinya, pilot akan mengandalkan rem roda pendarat utama untuk menghentikan pesawat.

Pesawat harus mendarat di roda pendarat utama terlebih dahulu

Pesawat harus mendarat di atas roda yang paling dekat dengan pusat gravitasi pesawat karena jika tidak, pesawat akan terlempar dengan keras.

2 dari 4 halaman

Sebagai contoh pesawat seperti Boeing 737-800 yang memiliki kecepatan pendekatan akhir tergantung pada beberapa variabel.

Namun, ada standar yang digunakan sebagian besar operator Boeing 737-800.

Meskipun Boeing 737-800 dapat mendarat dengan flap yang dipasang pada Flap 40, maskapai penerbangan lebih memilih untuk menggunakan Flap 30 karena mengurangi beban pada flap, sehingga memperpanjang umurnya.

Biasanya, Flap 40 hanya pernah digunakan di landasan pacu pendek dan bandara dengan jalur pendekatan yang curam.

Bobot pendaratan juga dapat memengaruhi pengaturan flap, dengan bobot yang lebih berat membutuhkan pendekatan yang lebih tinggi dan kecepatan pendaratan yang meningkat.

Pilot selalu mengangkat hidung pesawat saat mendarat

Mengenai kecepatan pendaratan, kecepatan pendaratan Boeing 737-800 dapat bervariasi berdasarkan berat, angin, dan pengaturan flap.

Secara umum, kecepatan VREF adalah 1,3x kecepatan stall pesawat.

Dengan Boeing 737-800, mengacu pada kecepatan 130-150 knot.

Berat pesawat juga dapat memberi tekanan pada roda pendarat, itulah sebabnya pilot akan membuang bahan bakar untuk mengurangi berat pesawat dalam keadaan darurat.

3 dari 4 halaman

Untuk mengatasi tekanan yang diberikan pada roda pendarat saat mendarat, pilot akan menjaga hidung pesawat naik untuk meningkatkan sudut serang pada sayap.

Ini membantu memperlambat pesawat untuk pendaratan yang mulus.

Dengan hidung ke atas, roda-roda pendarat utama akan menyentuh landasan terlebih dahulu sebelum roda-roda pendarat hidung.

Baca juga: Wanita Nangis di Bandara, Sedih Tak Dibelikan Tiket Pesawat Kelas Satu Oleh Ibu Pacar

Baca juga: Pesawat Gagal Mendarat 4 Kali, Penumpang Teriak Ketakutan hingga Minta Turun: Orang-orang Pingsan

Southwest Airlines Penerbangan 345

Ilustrasi maskapai Southwest Airlines.
Ilustrasi maskapai Southwest Airlines. (Flickr/ Tomás Del Coro)

Contoh utama dari apa yang bisa salah ketika nose gear pesawat mendarat pertama kali adalah Southwest Airlines Penerbangan 345.

Pada 22 Juli 2013, saat terbang dari Bandara Internasional Nashville (BNA) ke Bandara LaGuardia (LGN), saat pesawat mendarat, roda hidung menabrak landasan pacu terlebih dahulu.

Berat pesawat dan kekuatan tumbukan menyebabkan roda hidung runtuh, membuat pesawat tergelincir di luar kendali di tengah landasan.

Penyelidikan insiden selanjutnya oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) mengungkapkan bahwa kapten telah mengubah pengaturan penutup dari 30 derajat menjadi 40 derajat 56 detik sebelum mendarat.

NTSB juga menemukan bahwa kapten penerbangan telah menjadi subyek banyak keluhan dari pilot lain yang terbang bersamanya.

Prosedur operasi Southwest Airlines adalah membatalkan pendaratan jika pesawat tidak dikonfigurasi dengan benar untuk mendarat ketika turun melewati 1.000 kaki.

4 dari 4 halaman

Ketika pesawat berada di ketinggian 500 kaki, kapten mengamati bahwa pesawat masih berada di atas glideslope, tetapi alih-alih batal, pendaratan menginstruksikan perwira pertama untuk menurunkan pesawat.

Tanpa pernah menyebut nama orang tersebut, Southwest memecat pilot dan memerintahkan perwira pertama untuk menjalani pelatihan lebih lanjut.

Karena kerusakan parah pada elektroniknya, pesawat itu dihapuskan.

Tonton juga:

Baca juga: Laporkan Penemuan 200 Kg Kokain di Pesawat, Pilot dan Kru Maskapai Malah Ditahan

Baca juga: Viral, Awak Kabin Laporkan Dugaan Bom di Pesawat Malah Ditangkap karena Penyelundupan Narkoba

(TribunTravel.com/ Ratna)

Baca selengkapnya seputar fakta unik pesawat, di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
pesawatBoeingbandarapilot Harry Warganegara Yeti Airlines Batik Air Dassault Rafale
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved