TRIBUNTRAVEL.COM - Thailand berencana untuk mencabut semua persyaratan pengujian pra-kedatangan untuk semua pelancong mulai Jumat (1/4/2022) mendatang.
Kebijakan ini dilakukan dalam upaya untuk menarik lebih banyak turis ke Thailand.
Turis internasional tidak perlu lagi melakukan tes PCR sebelum kedatangan, meskipun tes pasca-kedatangan dan tindakan lainnya akan tetap dilakukan.
Baca juga: Resep Tom Yam Enak untuk Menu Buka Puasa, Kuliner Khas Thailand yang Hangat dan Menyegarkan
Thailand akan menghapus pengujian PCR sebelum kedatangan
Melansir Simple Flying, Selasa (22/3/2022), Pusat Administrasi Situasi Covid-19 Thailand (CCSA) telah menyetujui penghapusan tes PCR pra-kedatangan untuk para pelancong.

Mulai 1 April, langkah itu bertujuan untuk mendorong lebih banyak wisatawan mengunjungi negara Thailand.
Sekretaris Tetap Kementerian Kesehatan Masyarakat Dr. Kiattiphum Wongrajit mengatakan, "Di bawah aturan masuk yang diusulkan, pelancong di bawah skema Test & Go tidak lagi diharuskan menunjukkan hasil tes RT-PCR negatif hingga 72 jam sebelum keberangkatan ke Thailand."
Berdasarkan persyaratan masuk saat ini, turis yang berkunjung ke Thailand harus mengikuti tes PCR selambat-lambatnya 72 jam sebelum naik ke penerbangan.
Selain itu juga adanya pengujian pasca-kedatangan, asuransi Covid-19 wajib, dan karantina hotel satu malam, industri pariwisata Thailand menyebut persyaratan itu sebagai hal yang rumit.
Baca juga: Viral Mahalnya Harga Buah Manggis di Thailand, Dibanderol Rp 221 Ribu per Kilogram
Baca juga: Arti Nama Ibu Kota Thailand yang Resmi Berganti Krung Thep Maha Nakhon
CCSA mengklarifikasi bahwa pencabutan tes pra-keberangkatan berlaku untuk semua turis, baik yang datang dengan Test & Go, Sandbox atau jalur karantina.
Perubahan penting lainnya termasuk pengurangan karantina untuk turis yang tidak divaksinasi, dari tujuh hari menjadi lima hari.
Persyaratan lain untuk berkunjung ke Thailand tetap berlaku

Turis yang berkunjung ke Thailand masih harus mematuhi persyaratan masuk lainnya.
Ini termasuk tes PCR pada saat kedatangan, tes mandiri antigen Hari ke-5, dan pemesanan satu malam dengan hotel yang disetujui pemerintah (SHA+).
Selain itu, kedatangan internasional harus menunjukkan bukti asuransi kesehatan COVID-19 setidaknya $20.000 (sekira Rp 287 juta).
Angka ini, yang diturunkan dari $50.000 (sekira Rp 717,5 juta), dapat diturunkan lagi menjadi $10.000 (sekira Rp 143,5 juta) dalam beberapa minggu mendatang.
Namun, tes PCR pasca kedatangan dan wajib menginap di hotel satu malam kemungkinan akan dibatalkan mulai 1 Mei.
Sebagai gantinya, turis perlu melakukan tes antigen cepat pada saat kedatangan.
Thailand pertama kali mulai mengizinkan turis bebas karantina pada Juli 2021 sebagai bagian dari skema kebijakan.
Pada bulan November, pelancong internasional dapat mengunjungi seluruh negara Thailand tanpa karantina sesuai dengan persyaratan masuk "Test & Go".
Skema ini ditangguhkan pada bulan Desember setelah munculnya varian Omicron sebelum dibawa kembali pada bulan Februari.
Dari pandemi ke endemik
Pada pertemuan CCSA pada hari Jumat, Thailand mengumumkan rencananya untuk transisi dari pendekatan pandemi ke endemik Covid-19.
Pemerintah mengumumkan serangkaian fase yang pada akhirnya akan menyebabkan Covid-19 dinyatakan endemik pada 1 Juli 2022.
Seorang juru bicara resmi mengatakan, "Mulai 1 Juli dan seterusnya, mudah-mudahan, dan jika semuanya berjalan dengan baik dan jumlah serta situasi berjalan sesuai rencana, kami berharap bahwa kami akan beralih menjadi endemik."
Hingga awal April, Thailand akan berada di "Tahap Memerangi", yang akan pindah ke "Tahap Dataran Tinggi" antara April dan Mei.
Tahap terakhir adalah "Tahap Menurun" hingga deklarasi endemik Juli.
Tonton juga:
Baca juga: Ingin Bepergian ke Thailand? Catat Aturan Terbaru dan Program yang Harus Diikuti
Baca juga: CDC Imbau Turis untuk Hindari Liburan ke Hong Kong, Thailand & Selandia Baru, Kenapa?
(TribunTravel.com/Ratna)
Baca selengkapnya seputar Liburan ke Thailand, di sini.