TRIBUNTRAVEL.COM - Invasi militer Rusia ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) berdampak sangat luas.
Tak hanya kerusakan bangunan dan jatuhnya korban akibat perang, dampak juga dirasakan dalam dunia penerbangan.
Pada Sabut (26/2/2022), Jerman bersiap menutup wilayah udaranya bagi pesawat Rusia.
Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Sementara maskapai berbendera Jerman, Lufthansa mengatakan pihaknya juga membatalkan seluruh penerbangan ke Rusia.
Pembatalan ini diprediksi berlangsung hingga seminggu ke depan karena situasi perang.
Dikutip TribunTravel dari laman Channel News Asia, Minggu (27/2/2022), Kementrian Transportasi Jerman mengumumkan tindakan ini melakui sebuah cuitan di Twitter.
"Menteri Federal Volker @Wissing mendukung pemblokiran wilayah udara Jerman untuk pesawat Rusia dan telah memerintahkan segalanya untuk menyiapkan hal ini," kata kementerian dalam postingannya.
Lufthansa melakukan kontak dekat dengan otoritas nasional dan internasional dan akan terus memantau situasi dengan cermat, kata juru bicara perusahaan.
"Penerbangan yang berada di wilayah udara Rusia juga akan segera meninggalkannya," kata juru bicara Lufthansa.
Menurut layanan pelacakan penerbangan FlightRadar24, dua penerbangan Lufthansa antara Jerman dan Asia pada hari Sabtu (26/2/2022) juga tampaknya telah berbalik arah, kembali ke bandara keberangkatan mereka.
YouTube Blokir Saluran Milik Rusia
Tak hanya Jerman yang memblokir Rusia dari wilayah udaranya, perusahaan teknologi asal Amerika, YouTube juga melakukan hal yang sama.
Pada Sabtu (26/2/2022), YouTube melarang media Rusia RT dan channel Rusia lainnya menerima uang iklan dari video mereka.
Langkah serupa juga dilakukan oleh Facebook setelah invasi militer Rusia ke Ukraina.
Dikutip dari laman Channel News Asia, YouTube mengatakan mereka menjeda monetisasi pada saluran Rusia mengingat penempatan iklan sebagian besar dikendalikan oleh YouTube.
Tak hanya dihentikan dari monetisasi iklan, video dari saluran Rusia juga akan lebih jarang muncul di laman rekomendasi.
Hal ini diungkapkan juru bicara YouTube, Farshad Shadloo.
Sementara Meta Platforms Inc, pemilik Facebook, pada hari Jumat (25/2/2022) melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau menghasilkan pendapatan dari iklan di layanannya mana pun di dunia. (TribunTravel/tyas)
Baca juga: Sejumlah Kapal Pesiar Batal Bersandar di Rusia, Amankan Kru dan Tamu dari Invasi Ukraina
Baca juga: Dampak Invasi Rusia Kian Memanas, 5 Tempat Wisata di Ukraina Terancam Sulit Dikunjungi
Baca juga: 5 Fakta Unik Ukraina yang Tak Banyak Orang Tahu, Termasuk Punya 7 Situs Warisan Dunia
Baca juga: Viral Foto Warga Ukraina Berlindung di Stasiun Bawah Tanah, Disebut Mirip Kondisi London saat PD II