TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang remaja harus merelakan kedua kakinya dan 10 jarinya diamputasi setelah makan sisa mi milik temannya.
Remaja yang merupakan seorang pelajar ini memakan sisa mi yang disimpan di lemari es.
Setelah memakan sisa mi tersebut, ia mulai merasakan sakit.
Baca juga: Jennifer Bachdim Bersih-bersih Pantai di Bali Bareng Keluarga, Family Goals Banget
Dilansir dari News.com.au, Senin (21/2/2022), hidangan mi tersebut dibeli di sebuah restoran malam sebelumnya insiden ini terjadi.
Usai memakan sisa mi tersebut, remaja ini mengalami sakit perut parah dan mual sebelum kulitnya berubah menjadi keunguan.

Ia pun dilarikan ke rumah sakit oleh temannya, dilansir dari The Sun.
Menurut hasil rekaman medis, remaja ini mengalami demam tinggi, denyut nadi 166 per menit, dan harus dibius.
Insiden ini menjadi viral setelah sebuah video reka adegan dibuat menurut laporan tahun 2021 di New England Journal of Medicine.
Setelah sepsis (komplikasi infeksi yang mengancam jiwa) menyebar ke anggota tubuhnya, remaja ini terpaksa harus merelakan 10 jarinya serta kedua kakinya di bawah lutut.
Pelajar yang diidentifikasi bernama JC dalam video YouTube yang menggambarkan kasus tersebut, merasakan sangat sakit sehingga harus dibawa ke unit perawatan intensif rumah sakit lain dengan helikopter untuk perawatan lebih lanjut.
Dia sebelumnya tidak memiliki alergi, sudah menerima vaksinasi semasa kecil dan bukan peminum alkohol berat.
Tetapi ia bisa menghabiskan dua bungkus rokok seminggu dan konsumsi narkotika setiap hari.
"Pasien masih sehat sampai 20 jam sebelum makan sisa mi. Setelah ia makan sisa mi, barulah mengalami hal ini," menurut laporan tersebut.
"Lima jam sebelumnya, kulit pasien berubah warna keunguan dan seorang temannya membawa ke unit gawat darurat rumah sakit lain untuk perawatan," lanjutnya.
Video yang menjelaskan kasus ini dibuat oleh pengguna 'Dr Bernard' menjelaskan bahwa gejala parah yang diderita pasien tampaknya merupakan infeksi bakteri yang agresif.

Dia menderita gagal ginjal dan pembekuan darah dalam waktu 24 jam setelah makan makanan sisa.
Tes darah dari rumah sakit pertama menemukan bahwa darahnya mengandung bakteri Neisseria meningitidis.
Dr Bernard menjelaskan, "Ketika bakteri hadir dalam darah, pembuluh darah seluruh tubuh melebar, menurunkan tekanan darah mencegah oksigen masuk ke organ."
"Gumpalan kecil terbentuk di mana-mana, karena mereka bersarang di pembuluh darah kecil yang menghalangi aliran darah," lanjutnya.
"Saat tangan dan kakinya menjadi dingin, mereka kekurangan oksigen," imbuhnya.
Ketika jaringan kulit kekurangan darah, ia mulai berubah menjadi ungu dan membusuk, dalam proses yang disebut nekrosis.
Baca juga: Kopi Klotok Jogja Kini Hadir di Bogor, Langsung Diburu Deddy Mizwar, Fadli Zon, Hingga Ahmad Dhani
Baca juga: Sandiaga Uno Tinjau Kesiapan Glamping Kelana Jelang MotoGP 2022, Tarifnya Mulai Rp 250 Ribuan
Meski kondisi pasien stabil, jaringan di jari-jarinya mengalami gangren, begitu pula kakinya hingga ke kaki.
Dia dipaksa untuk merelakan 10 jari diamputasi, serta kedua kakinya di bawah lutut.
Bakteri yang mengancam jiwa diketahui menyebar melalui air liur.
Teman serumah JC muntah setelah makan beberapa makanan malam sebelumnya, yang tidak diketahui JC sebelum dia mulai memakannya.
Dokter menemukan bahwa meskipun JC telah menerima vaksin meningokokus pertamanya sebelum sekolah menengah, dia tidak pernah mendapatkan suntikan booster empat tahun kemudian ketika dia berusia 16 tahun, yang direkomendasikan.
Dr Bernard menggambarkan insiden itu sebagai "kecelakaan aneh", meskipun tidak jelas apa yang menyebabkan makanan tersebut mengandung bakteri.
JC sadar sekitar 26 hari kemudian dan kondisinya membaik, meskipun dengan hidupnya berubah selamanya.
Tonton juga:
Baca juga: Tips Aman Makan Oyster, Kerang Premium yang Lagi Viral di TikTok
Baca juga: Jangan Lupa Bawa Hairdryer Sebelum Nginap di Hotel, Ahli Mikrobiologi Ungkap Alasannya
(TribunTravel.com/ Ratna)
Baca selengkapnya seputar viral di medsos, di sini.