Breaking News:

Menguak Catatan Abad 18 yang Dijahit dengan Rambut Manusia, Curahan Hati Istri untuk Mendiang Suami

Ungkapan cinta yang tak bisa ini bisa ditemukan selama pameran musim gugur di Museum of London Docklands, Inggris.

Ulrike Leone /Pixabay
Ilustrasi catatan cinta 

TRIBUNTRAVEL.COM - Hal romantis apa yang pernah kamu lakukan kepada pasangan?

Memberikan coklat, bunga, atau barang bermerek.

Bagaimana dengan sulaman pesan di seprai dari rambut manusia?

Ungkapan cinta yang tak bisa ini bisa ditemukan selama pameran musim gugur di Museum of London Docklands, Inggris.

Di mana seprai bertuliskan pesan dari rambut manusia berasal dari 300 tahun yang lalu.

Baca juga: Bosan Akibat Pandemi, Bocah 15 Tahun Liburan ke Inggris Sendirian dari Hasil Kerja Paruh Waktu

Bagian depan Museum of London Docklands
Bagian depan Museum of London Docklands (Flcikr/Elliott Brown)

Baca juga: Maskapai Penerbangan Inggris Bantu Penumpangnya Temukan Jodoh di London

Ini adalah kenang-kenangan dari sebuah cerita yang penuh dengan romansa, tragedi dan pemberontakan.

Dilansir dari guardian, seprei itu diambil dari Menara London, di mana berasal dari tempat tidur James Radclyffe, Earl of Derwentwater ketiga, yang sedang menunggu eksekusi atas keterlibatannya dalam pemberontakan Jacobite pertama pada tahun 1715, sebuah upaya untuk menempatkan "Old Pretender” – James, putra James II dan VII dari Inggris dan Skotlandia – di atas takhta.

Walau sudah meningkatkan pasukan, Radclyffe dan pemberontak Jacobite lainnya dikalahkan di Pertempuran Preston.

Radclyffe dieksekusi pada 24 Februari 1716, dalam usia 26 tahun.

Sejak saat itu, kisah perjuangan Radclyffe ditampilkan dalam banyak novel dan balada, dari Rob Roy karya Sir Walter Scott hingga Farewell karya Lord Derwentwater.

2 dari 4 halaman

Tak cuma itu saja, kisah cintanya juga diabadikan dalam seprei yang digunakannya.

Istri Radclyffe , Anna Maria Radclyffe, menyulam bagian bawah sprei dengan jahitan silang bertuliskan : ‘The sheet off my dear dear lord’s bed in the wretched Tower of London’.

Yang jika diartikan dalam bahasa Indonesia, berarti, 'Sprei dari tempat tidur tuanku tersayang di Menara London yang malang'.

Baca juga: Heboh Turis Inggris Dikagetkan Biawak Dalam Toilet Saat Liburan di Thailand

Ilustrasi seorang wanita yang sedang menyulam
Ilustrasi seorang wanita yang sedang menyulam (TinaDemyanchuk / Pixabay)

Baca juga: Liburan ke Inggris, Ini 7 Acara dan Atraksi Menarik di 2022 Termasuk Ulang Tahun Ratu Elizabeth II

“Hal yang menarik adalah sepertinya [sprei itu] tidak digunakan untuk waktu yang lama. Jadi kemungkinan itu hanya digunakan selama empat bulan dia berada di [Menara], menunggu eksekusi,” kata Beverley Cook, kurator sejarah sosial di Museum London.

Cook menambahkan bahwa istri Radclyffe diizinkan untuk tinggal bersamanya selama waktu itu.

"Akan menyenangkan untuk berpikir bahwa mereka berbaring bersama di bawah selimut ini," kata Cook. “Jelas, kami tidak dapat membuktikannya, tetapi kemungkinan dia mengandung putri mereka pada waktu itu.”

Cook mengatakan pesan itu diduga disulam oleh Anna Maria setelah dia melarikan diri ke Brussel untuk membesarkan anak-anaknya sebagai umat Katolik.

Sayangnya Anna Maria meninggal karena cacar pada tahun 1723.

Meski tampak romantis, tulisan itu juga agak mengerikan.

Alih-alih menggunakan benang linen, pesan itu dijahit dengan rambut manusia.

3 dari 4 halaman

Asal muasal rambutnya tetap menjadi misteri.

Ketika lembaran itu dipresentasikan ke museum pada tahun 1934, terdapat pesan yang bertuliskan jika rambut itu milik Anna Maria.

Namun, ada kemungkinan lain.

Cook mencatat setelah kematiannya, organ hati Radclyffe diberikan ke biara Augustinian di Paris, dan tubuhnya diberikan kepada istrinya.

“Itu akan memberinya kesempatan untuk menghilangkan sebagian rambutnya. Dan kita tahu bahwa, jelas, mengambil rambut adalah hal yang biasa dilakukan orang,” kata Cook, menambahkan bahwa Anna Maria diketahui menyimpan sebagian rambut Radclyffe di liontin.

Kemungkinan lain, kata Cook, adalah bahwa rambut itu berasal dari keduanya, di mana saat dilihat, rambut itu memiliki dua warna yang berbeda.

Cook mengatakan sprei itu lebih dari sekadar simbol cinta. “Ini juga semacam peninggalan kemartiran Katolik,” katanya.

Di antara barang-barang lain dalam pameran Eksekusi adalah pakaian yang dikatakan telah dikenakan oleh Charles I ketika dia dieksekusi, serta token cinta – cakram yang menyerupai koin pipih yang ditorehkan di sel mereka oleh mereka yang dihukum mati.

Satu token, tertanggal 1826 dan diberikan oleh pencuri berusia 20 tahun George Wright kepada Ann Lee, memuat sebuah pesan yang menyentuh:

"Dalam selku yang suram aku berbaring / Dalam kesedihan kesedihan dan kesengsaraan, / Untuk waktuku yang terasa begitu lama, / Ajalku yang ingin aku ketahui."

Baca juga: Aturan Perjalanan ke Inggris Mulai 11 Februari, Pelancong dengan Vaksin Penuh Tak Perlu Tes Covid-19

4 dari 4 halaman

Ambar Purwaningrum/TribunTravel

Selanjutnya
Tags:
InggrisDocklandsMuseum of London Peter Gadiot Taz Skylar Simon Hooper Anne Boleyn Rishi Sunak Gemma Atkinson
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved