TRIBUNTRAVEL.COM - Bagi sebagian orang, pasti tidak asing lagi dengan Hari Valentine.
Hari Valentine atau yang sering disebut dengan hari kasih sayang ini kerap dimanfaatkan para pasangan di dunia untuk berbagi hadiah.
Hal tersebut umumnya dilakukan untuk menunjukkan bukti cinta dan kasih pada pasangannya.
Namun, tak semua negara di dunia merayakan Hari Valentine.
Ada beberapa negara yang tetap tidak merayakan Hari Valentine karena alasan tersendiri.
Dilansir National Geographic, berikut daftar negara yang melarang perayaan Hari Valentine.

1. Arab Saudi
Selama beberapa dekade, tanggal '14 Februari' hanyalah hari biasa di Arab Saudi.
Negara itu melarang Hari Valentine karena bertentangan dengan gagasan Islam tentang kesopanan.
Akan tetapi beberapa orang nekat untuk diam-diam bertukar hadiah dan bunga.
Meraka pun juga rela menghadapi risiko bentrok dengan polisi agama negara tersebut.
Namun hal itu tidak lagi terjadi sampai sekira lima tahun yang lalu.
Perubahan itu terjadi setelah putra mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman mencopot Komite Nasional untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan.
Departemen itu ditugasi menegakkan norma-norma agama yang ketat.
Sebelumnya, orang-orang yang berani merayakan Hari Valentine sering ditangkap, begitu juga pemilik toko yang menjual barang-barang Hari Valentine.
Sejak itu, menurut Al Arabiya English, orang-orang Saudi secara terbuka menyambut hari tersebut.
Harga bunga serta hadiah-hadiah bertabur hati—yang sebelumnya melambung — juga telah turun.

2. India
Di India, nasionalis Hindu ekstrem telah memprotes adanya Hari Valentine dan mengancam mereka yang merayakannya.
Mereka bahkan menyerang pasangan muda dan memotong rambut atau menghitamkan wajah mereka.
Kampanye anti-Valentine yang terkenal berfokus pada platform media sosial, di mana 518 juta orang India diprakirakan aktif pada 2020.
Sedangkan pada 2015, sebuah partai politik Hindu sayap kanan mengancam akan memaksa orang-orang yang menunjukkan cinta kepada publik di media sosial untuk menikah.
Mereka juga mengancam akan memaksa siapa pun yang ditemukan merayakan liburan di depan umum untuk menikah saat itu juga.
3. Iran
Otoritas agama di Iran telah meminta bantuan masyarakat untuk mengamankan mereka yang merayakan Hari Valentine yang dianggap bertentangan dengan hukum agama yang ketat.
Pemerintah Iran telah lama melarang simbol Valentine, menyebut bahwa hari Valentine adalah benuk "anti-budaya."
Pemerintah juga mengutuk Hari Valentine sebagai tanda amoralitas dan dekadensi Barat.
Tetapi kini Hari Valentine menjadi sangat populer sehingga beberapa kelompok garis keras Islam sekarang mendorong untuk merayakan hari libur Iran kuno, Sepandārmazgān, sebagai gantinya.
Liburan yang jatuh pada 23 Februari itu, dikenal sebagai hari cinta Persia untuk menghormati Spandarmad, dewa Zoroaster yang mewakili istri yang penuh kasih.
Namun cara itu tidak membuat banyak orang Iran merayakan liburan Valentine ala Barat secara rahasia juga, meskipun ada larangan produksi dan penjualan kartu Valentine dan pernak-pernik lainnya.

4. Malaysia
Pihak berwenang Malaysia telah melakukan segala cara untuk melarang perayaan Valentine.
Pada 2005, Dewan Fatwa negara, yang menafsirkan hukum Islam dan membuat keputusan seputar Islam, menyatakan Hari Valentine bertentangan dengan Islam karena memiliki "unsur Kristen."
Kelompok-kelompok Kristen mendesak dewan untuk mempertimbangkan kembali keputusan itu.
Mereka mengklaim hanya ada sedikit hubungan antara Hari Valentine modern dan Kekristenan.
Tetapi larangan itu tetap berlaku.
Otoritas agama kemudian semakin tegas.
Mereka memulai penangkapan massal pasangan yang dicurigai merayakan Hari Valentine.
Dalam satu insiden pada tahun 2011, pihak berwenang di Selangor dan Kuala Lumpur menargetkan pasangan di hotel melati dan taman umum, BBC melaporkan.
Otoritas menyebut Valentine identik dengan "kegiatan buruk".
Baca juga: Spesial Valentine, Garuda Indonesia Tawarkan Tiket Pesawat Murah Mulai Rp 671 Ribuan
Baca juga: KAI Bagi-Bagi Tiket Gratis Naik Kereta Api PP Spesial Hari Valentine, Begini Caranya Mendapatkannya
5. Pakistan
Perayaan Hari Valentine menimbulkan pro dan kontra di Pakistan.
Pada 2016, presiden negara itu, Mamnoon Hussain, mendesak warga Pakistan untuk menghindari Hari Valentine.
Ia mengatakan kepada sekelompok siswa perempuan bahwa Hari Valentine tidak ada hubungannya dengan budaya negara mereka.
Pernyataan itu secara luas ditafsirkan sebagai tanda dukungan oleh kelompok garis keras Islam di negara itu.
Pada 2017, pengadilan tinggi negara itu kemudian melarang perayaan Valentine.
Sebuah dekrit dikeluarkan untuk menghapus semua jejak Hari Valentine dari ruang publik serta melarang barang dagangan, iklan, atau promosi Valentine di media.
Namun hal itu tidak menyurutkan antusiasme beberapa orang di Pakistan.
Terlepas dari campur tangan dan pengawasan polisi, orang-orang menemukan cara untuk mendapatkan bunga dan memberi hadiah untuk kekasih mereka, meskipun sebagian besar melakukannya secara diam-diam.
"Orang-orang tetap akan pergi keluar dan bersenang-senang - mungkin dengan cara yang berbeda," ujar seseorang yang berencana membuatkan istrinya sarapan romantis pada 14 Februari kepada New York Times di tahun 2018.
"Anda tidak bisa melarang cinta."
Baca juga: Perusahaan Ini Tawarkan Pengalaman Mile High Club di Hari Valentine, Tiketnya Mulai Rp 14 Jutaan
Baca juga: Dinner Romantis saat Hari Valentine dengan Suasana Pantai Bali di Ancol Cuma Rp 555 Ribu
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 5 Negara yang Tak Rayakan atau Bahkan Melarang Adanya Hari Valentine: Arab Saudi hingga India