TRIBUNTRAVEL.COM - Viral di media sosial, unggahan soal tarif parkir tak wajar untuk bus wisata di Malioboro.
Pengalaman ini dibagikan akun Facebook Kasri StoneDakon di grup Info Cegatan Jogja.
Dalam unggahannya, Kasri StoneDakon mengaku dirinya harus membayar Rp 350 ribu untuk parkir bus selama 2 jam.
"Kami hanya wisata lokal. Tidak bermaksud jelek. Cuma kami mau tanya apakah wajar parkir di wilayah sekitar Malioboro tepatnya di belakang hotel premium Zuri.
Kalau enggak salah. Sebesar itu. Yaitu 350.000 rb. Sekitar 2 jam stgh kami datang jam 9 malam dan pulang jam 10.30 malam. Karena itu destinasi kami terakhir ke wisata Yogja, cuma mau beli oleh oleh daster.
Maksud saya supaya citra wisata di malioboro nggak tercoreng oleh segelintir orang saja. Di kuitansi ada biaya lain lain. Cuci bis dan kebersihan.
Dan kami tau tidak ada kegiatan cuci Bis di situ. Kami numpang sholat dan toilet. Itupun ada kotak di depannya. Kami pun bayar seperti toilet umum di indonesia. Sebesar 2000. Semoga dg postingan dibatas biar nggak mencoreng citra baik wisata di Jogja," tulis Kasri StoneDakon.

Alhasil, polisi langsung turun tangan untuk mengecek kejadian ini.
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Purwadi Wahyu Anggoro memastikan jajarannya tak menemukan indikasi praktik pungli di tempat parkir itu.
Polisi mengatakan lokasi parkir terletak di Jalan Margo Utomo, Jetis, Kota Yogyakarta, bukan seputaran Malioboro seperti unggahan di media sosial.
Dikutip TribunTravel dari laman Tribunnews, Jumat (21/1/2022) Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan pungli terjadi jika bus tersebut parkir di fasilitas atau lahan milik pemerintah yang sudah ditentukan harga parkirnya.
Unggahan viral soal tarif parkir tidak wajar di kawasan Malioboro Jogja ini pun mendapat respon Menparekraf Sandiaga Uno.
Sandiaga menyayangkan adanya tarif parkir bus wisata yang dianggap 'ngetok'.
"Nah ini yang saya bilang. Ini namanya ngetok. Kalau mau rezeki tidak dipatok, jangan kita ketok. Saya bilang rezeki itu, lebih baik memanjang. Bukan yang tinggi tapi hilang," ujar Sandiaga di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (20/1/2022).
Menurut Sandiaga, tarif parkir tak wajar semacam ini bukan hanya terjadi di Jogja, tetapi juga di kota wisata lain seperti Puncak dan Anyer.
Sandiaga menegaskan, perlu pendekatan secara dialogis agar oknum-oknum tersebut bisa menciptakan suatu sistem sehingga wisatawan tidak kapok datang berkunjung.
"Kalau diketok mereka akan kapok," kata Sandiaga.
Baca juga: 5 Tempat Makan Ketoprak Enak di Jakarta Buat Menu Sarapan, Bumbu Kacangnya Mantap dan Porsinya Pas
Baca juga: Fakta Unik Popcorn, Ternyata Punya Peran Penting Bagi Suku Aztec
Baca juga: Kental dengan Budaya Tionghoa, Ini 5 Tempat Wisata di Jakarta Buat Liburan Imlek
Baca juga: 7 Hotel Murah di Dekat Taman Margasatwa Ragunan, Tarif Menginap saat Akhir Pekan Mulai Rp 100 Ribuan