Breaking News:

Imlek 2022

Kenapa Gus Dur Diberi Gelar Bapak Tionghoa Indonesia?

Di Indonesia misalnya, akan terdapat hiburan berupa barongsai, pemasangan lampion, penyajian kue keranjang, dan masih banyak lagi.

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Nurul Intaniar
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) versi Musyawarah Luar Biasa Parung Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memberikan tausyiah di hadapan peserta Dialog Kebangsaan Pemberantasan Korupsi di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (15/6/2008). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan Imlek memang selalu disambut dengan beragam acara meriah.

Di Indonesia misalnya, akan terdapat hiburan berupa barongsai, pemasangan lampion, penyajian kue keranjang, dan masih banyak lagi.

Namun ternyata perayaan Imlek dahulu tidak semeriah saat ini.

Keberadaan etnis Tionghoa serta bentuk-bentuk budayanya tercatat telah menjadi perhatian sejak berdirinya Indonesia, dilaporkan Kompas.com.

Baca juga: 4 Wisata Budaya di Singkawang untuk Liburan Tahun Baru Imlek, Intip Uniknya Rumah Keluarga Tjhia

Baca juga: Ragam Budaya dan Tradisi Orang Tionghoa yang Dilakukan saat Tahun Baru Imlek

Setahun setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno mengeluarkan Penetapan Pemerintah tentang Hari-hari Raya Umat Beragama No.2/OEM-1946 yang pada pasal 4 menyebut tentang hari raya etnis Tionghoa.

Di antaranya Tahun Baru Imlek, hari wafatnya Khonghucu (tanggal 18 bulan 2 Imlek), Ceng Beng, dan hari lahirnya Khonghucu (tanggal 27 bulan 2 Imlek).

Suasana di Pasar Glodok di kawasan Pecinan Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (25/1/2017). Aktivitas ekonomi di Pasar Glodok menunjukkan peningkatan dan para pedagang sudah menjajakan berbagai kebutuhan perayaan menjelang Imlek 2568 pada 28 Januari 2017.
Suasana di Pasar Glodok di kawasan Pecinan Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (25/1/2017). Aktivitas ekonomi di Pasar Glodok menunjukkan peningkatan dan para pedagang sudah menjajakan berbagai kebutuhan perayaan menjelang Imlek 2568 pada 28 Januari 2017. (Kompas.com/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Kemudian pada masa orde baru, Presiden Soeharto juga mengeluarkan Instruksi Presiden No.14/1967 tentang Pembatasan Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat China pada 6 Desember 1967.

Di dalamnya disebutkan bahwa seluruh upacara agama, kepercayaan, dan adat istiadat Tionghoa hanya boleh dirayakan di lingkungan keluarga dan dalam ruangan tertutup.

Hal ini membuat kemeriahan perayaan Imlek di Indonesia sempat surut.

Baca juga: Rekomendasi 5 Hotel di Pontianak untuk Libur Tahun Baru Imlek, Tarif Mulai Rp 100 Ribuan

Baru pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, terbitlah Keppres No.6/2000 tentang pencabutan Inpres No.14 tahun 1967 pada 17 Januari 2000.

2 dari 2 halaman

Masyarakat etnis Tionghoa akhirnya bisa merayakan Imlek secara terbuka.

Bahkan, mereka juga diberi kebebasan untuk menganut agama, kepercayaan, dan adat istiadatnya.

Atas kebijakan ini, Gus Dur mendapatkan gelar 'Bapak Tionghoa Indonesia'.

Baca juga: Resep Bebek Panggang Madu, Kuliner Enak untuk Menu Sarapan saat Imlek 2022

Baca juga: Jelang Imlek 2022, Berbagai Ornamen Terpasang di Tiap Sudut Kota Singkawang

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
TionghoaImlek 2022KH Abdurrahman WahidIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved