TRIBUNTRAVEL.COM - Supermarket kerap menjadi pilihan bagi sebagian orang untuk berbelanja.
Tak heran karena supermarket mudah ditemukan di manapun.
Kendati demikian, supermarket umumnya mematok harga yang sedikit lebih mahal dibanding pasar tradisional.
Seperti sebuah video yang sempat viral di TikTok beberapa waktu yang lalu.
Dikutip TribunTravel dari indy100.com, video tersebut menunjukkan betapa mahalnya harga barang yang dijual di sebuah supermarket.
Video itu pertama kali diunggah oleh akun TikTok @emilyinalaska_.

Diketahui, lokasi supermarket itu berlokasi di Alaska.
"Harga bahan makanan di pedesaan Alaska," tulis @emilyinalaska_ dalam video tersebut.
Dalam video itu, pengunggah yang diketahui bernama Emily sedang melihat-lihat sejumlah barang di supermarket.
Ia kemudian menunjukkan harga beberapa barang.
Baca juga: Tersesat 2 Bulan di Gurun Salju Siberia, Pria Ini Bertahan Hidup dengan Makanan Kaleng Era Soviet
Sekotak susu dibanderol dengan harga 18,29 dolar AS atau Rp 263 ribu, sedangkan keju cheddar 24,99 dolar AS atau Rp 360 ribu.
Kopi susu kemasan botol dihargai 12,89 dolar AS atau Rp 185 ribu.
Ada juga daging ham kemasan yang dibanderol dengan harga 10,29 dolar AS atau Rp 148 ribu.
Sementara saus salsa 7,99 dolar AS atau Rp 115 ribu.

Emily mengatakan bahwa biaya hidup di Alaska 24 persen lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.
Ia pun menjelaskan alasan mengapa harga makanan di Alaska sangat mahal.
"Harganya lebih mahal karena mereka harus bepergian naik pesawat untuk membeli barang-barang tersebut," tulis Emily.
Baca juga: Viral! Air Terjun Niagara Membeku Akibat Badai Salju, Lihat Penampakan Indahnya
Melansir nationsonline.org, Alaska menempati semenanjung besar di ujung barat laut Amerika Utara, dengan garis pantai di Samudera Arktik dan Pasifik Utara serta di Chukchi dan Laut Bering.
Negara bagian ini dipisahkan dari 48 negara bagian AS yang bersebelahan dengan Kanada.
Lokasinya hanya 200 mil dari Lingkaran Arktik, sehingga musim dingin berlangsung lebih lama dibanding kawasan lain.
Dengan suhu minus 60 derajat, menyulitkan tanaman apapun untuk tumbuh di Alaska.
Sekira 95 persen dari semua makanan yang dimakan orang Alaska berasal dari tempat lain, dilaporkan nytimes.com.
Bahan makanan biasanya dikirim dari sejumlah tempat.
Mereka biasanya melakukan perjalanan ke Seattle, kemudian menyeberang lautan kira-kira 1.600 mil ke utara.

Perjalanan biasanya memakan waktu seminggu, membawa makanan di dalam kontainer.
Saat bahan makanan tersebut tiba di Alaska, tomat telah berubah menjadi sedikit berair dan kulitnya berkerut.
Alpukat berkulit keras tetapi busuk di bagian ujungnya.
Sementara selada kotak yang sudah dicuci sering kali tiba dengan bau busuk.
Baca juga: Akibat Badai Salju, Ribuan Penerbangan di Area New York Terpaksa Dibatalkan
Steve Lacy, manajer keamanan pangan pusat grosir terbesar Alaska, Fred Meyer mengatakan bahwa pengiriman makanan biasanya dilakukan dua atau tiga minggu sekali.
"Tantangan menjaga makanan tetap segar dan biaya turun, dan menangani penundaan tak terduga yang disebabkan oleh cuaca atau gangguan pengiriman memaksa pedagang untuk memecahkan masalah terus-menerus," katanya.
Selama menunggu bahan makanan tiba, toko tidak selalu dapat memenuhi permintaan pembeli.
"Stok habis, tidak ada jalan lain," tukas Lacy.
(TribunTravel.com/Sinta A.)
Baca juga: Fenomena Langka Gurun Sahara Berselimut Salju, Foto-fotonya Viral di Medsos
Baca juga: 10 Fakta Unik Alaska, Punya Segitiga Bermuda hingga Ratusan Gunung Berapi Aktif