Breaking News:

Penerbangan AirAsia Group Akan Kembali Normal Jika Perbatasan Dibuka Tanpa Karantina

Apabila perbatasan telah dibuka kembali tanpa karantina dan RT-PCR, AirAsia akan kembali melakukan penerbangan normal dalam 3 bulan.

Penulis: Nurul Intaniar
Editor: Nurul Intaniar
Instagram.com/@airasiaid
Maskapai AirAsia tampak dari bawah, Sabtu (3/10/2020). 

TRIBUNTRAVEL.COM - AirAsia Group memprediksi bahwa penerbangannya akan kembali normal dalam waktu tiga bulan dengan syarat perbatasan kawasan tujuan telah dibuka untuk turis tanpa karantina dan tes RT-PCR.

CEO AirAsia Group Tony Fernandes mengatakan bahwa timnya sudah memiliki pesawat dan tenaga kerja karena meningkatnya permintaan.

Seperti pembukaan kembali wisata Langkawi, AirAsia telah menjual sebanyak 300 ribu tiket, lapor Bangkok Post.

"Jika perbatasan dibuka kembali besok tanpa karantina dan tes RT-PCR, kami akan kembali normal dalam tiga bulan," katanya.

Baca juga: Harga Tiket Pesawat dan Jadwal Penerbangan Super Air Jet Rute Surabaya-Jakarta PP

Namun pembukaan kembali perbatasan sangat tergantung pada keputusan masing-masing pemerintah yang harus berani menghadapi pandemi Covid-19.

Maskapai AirAsia, Senin (24/8/2020).
Maskapai AirAsia (Instagram.com/@airasia_bhsindonesia)

Apalagi sekarang telah banyak negara yang memberikan vaksinasi Covid-19 secara global.

"Asia-Pasifik berada di belakang Eropa dan AS. Tapi saya optimis karena Singapura, Thailand, dan banyak lagi sudah mulai dibuka kembali," kata Fernandes.

Ada juga kemajuan dalam lalu lintas maskapai setelah perbatasan dibuka karena jumlah penerbangan baru-baru ini meningkat menjadi 700 dari 66 pada bulan September.

Dia mengatakan kelompok itu akan memakan waktu sekitar 6-9 bulan untuk kembali ke tingkat pra-Covid karena China mempertahankan kebijakan toleransi nol-Covid dan akan menjadi tujuan terakhir untuk dibuka kembali.

Pariwisata di wilayah tersebut berisiko kehilangan lebih banyak staf tanpa pemulihan dan pembukaan kembali inisiatif karena pekerja akan mencari pekerjaan lain dan tidak kembali ke industri.

2 dari 2 halaman

Situasi ini akan menimbulkan tantangan besar bagi pekerjaan, terutama untuk hotel dan taman hiburan.

Baca juga: Syarat Penerbangan Boleh Pakai Rapid Test Antigen, Kunjungan Wisatawan ke Bali Meningkat

Baca juga: Syarat Naik Pesawat Terbaru: Penerbangan dari Luar Jawa dan Bali Boleh Pakai Antigen

Fernandes mengatakan kelompok itu berkomitmen untuk melanjutkan tingkat upah normal bagi karyawannya dalam bulan depan, sementara mereka yang cuti harus kembali ke posisi mereka pada Januari.

Dia mengatakan hari ini adalah awal dari berakhirnya hampir dua tahun Covid-19.

Selama waktu itu, AirAsia telah membangun tiga perusahaan digital baru dan sebuah perusahaan rekayasa.

"Perjalanan masih panjang, tetapi kami kembali," kata Fernandes.

Meskipun grup berencana untuk meningkatkan kontribusi pendapatan 50% dari bisnis digital pada tahun 2025, penerbangan tetap menjadi bisnis inti yang akan terus tumbuh.

Namun, penawaran gaya hidup dalam bisnis digital akan tumbuh lebih cepat, kata Colin Currie, chief commercial officer AirAsia Group yang baru diangkat.

Dia mengatakan data akan digunakan untuk membantu memahami kebutuhan konsumen dan menciptakan strategi yang berpusat pada konsumen.

(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)

Kumpulan artikel penerbangan

Baca juga: Syarat Naik Pesawat Terbaru untuk Penerbangan Domestik

Baca juga: Syarat Penerbangan Dilonggarkan, Penumpang Pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai Meningkat

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
AirAsiapenerbanganRT-PCRvaksinasi Covid-19 Yeti Airlines
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved