TRIBUNTRAVEL.COM - Do-Dodonpa dikenal sebagai rollercoaster tercepat di dunia, mampu mencapai kecepatan tertinggi 172km/jam (106,9mph) dalam 1,8 detik.
Roller coaster di sebuah taman bermain di Jepang ini cukup diminati pecinta adrenalin.
Banyak orang datang ke Fuji-Q Highland Park untuk mencoba wahana menantang ini.
Rollercoaster ini bahkan masuk dalam daftar wahana permainan paling menakutkan di dunia karena kecepatannya yang luar biasa.
Namun, kini Do-Dodonpa ditutup untuk umum dan belum ada pemberitahuan lebih lanjut kapan akan dibuka kembali.
Diketahui Do-Dodonpa ditutup karena adanya beberapa laporan dari penumpang yang mengalami cedera serius.
Dikutip TribunTravel dari laman UNILAD, Selasa (24/8/2021), sejak Desember 2020 setidaknya ada enam penumpang mengalami patah tulang setelah naik Do-Dodonpa.
Menurut laporan VICE, empat orang di antaranya mengalami patah tulang leher atau punggung.
Do-Dodonpa sudah beroperasi lebih dari 20 tahun, tapi sebelumnya belum ada laporan kasus patah tulang seperti ini.
Hal ini pun membuat para ahli bingung, kenapa tiba-tiba banyak kasus cedera?
Mengingat pada tahun 2017, rollercoaster ini sengaja dimodifikasi dengan menaikkan kecepatan dari 172 Kilometer per jam menjadi 180 Kilometer per jam.
Dalam investigasi awal yang dilakukan, belum ditemukan masalah teknis pada Do-Dodonpa.
Sementara pabrikannya, Sansei Technologies telah mengeluarkan permintaan maaf kepada korban dan menyatakan belum menemukan penyebabnya.

Cedera patah tulang di rollercoaster sangat jarang terjadi.
Pemerintah Jepang pun masih belum menemukan alasan cedera ini.
Namun, Naoya Miyasato, seorang profesor arsitektur Universitas Nihon yang ahli dalam desain roller coaster mengatakan kepada VICE, cedera itu bisa disebabkan oleh akselerasi yang cepat.
Akselerasi Do-Dodonpa diketahui lebih dari tiga kali gaya gravitasi, mirip dengan yang dialami astronot G-force selama peluncuran.
Miyasato berkata, "Jika seseorang tidak dapat menahan akselerasi, maka mereka bisa mengalami cedera."
Miyasato juga menyatakan cedera itu bisa disebabkan cara duduk penumpang yang salah
Satu di antara penumpang yang mengalami cedera setelah naik Do-Dodonpa diketahui duduk di barisan depan.
Baca juga: 5 Tempat Makan Legendaris di Wonosobo, Ada Mie Ongklok Longkrang yang Eksis Sejak 1975
Baca juga: Viral Curhat Pria Lulusan Pilot Susah Cari Kerja saat Pandemi, Biaya Sekolah Habis Rp 1 Miliar
Baca juga: Promo Kebun Raya Cibodas, Dapat Diskon hingga 58 Persen untuk Pembuatan Member dan Beli Tanaman
Baca juga: Bebek Dower hingga Burger Bakar, 5 Kuliner Dekat Taman Margasatwa Ragunan untuk Makan Siang
(TribunTravel.com/tyas)