TRIBUNTRAVEL.COM - Ketupat selalu identik dengan hidangan Lebaran.
Berbahan dasar beras, ketupat dimasak selama dua sampai tiga jam hingga mendapatkan tekstur ketupat yang padat.
Biasanya ketupat disantap bersama opor ayam.
Bukan hanya nikmat disantap, rupanya makanan berbentuk segi empat ini memiliki fakta menarik.
Baca juga: 7 Kuliner Khas Indonesia yang Sering Tersaji saat Lebaran, Lezatnya Ketupat dengan Opor Ayam

Mulai dari makna yang terkandung di dalamnya sampai fungsinya pada tradisi masyarakat Indonesia.
Berikut 6 fakta ketupat yang dirangkum TribunTravel dari Kompas.com.
1. Ketupat bermakna permintaan maaf
Ketupat yang berbentuk segiempat ternyata memiliki arti pada setiap sisinya.
Sejarawan Universitas Padjadjaran Bandung Fadly Rahman mengatakan ada beberapa pendapat tentang makna ketupat seperti empat sudut ketupat berhubungan dengan empat penjuru mata angin.
Pada masa Islam, Sunan Kalijaga memberikan representasi makna empat sudut ketupat yaitu lebaran, leburan, luberan, dan laburan.
Semua hal tersebut berhubungan dengan sifat manusia.
Lebaran berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
Luberan berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan.
Baca juga: Tak Melulu Ketupat, 8 Kuliner Spesial Ini Juga Cocok Disajikan saat Lebaran Lho!

Leburan berarti melebur dosa yang dilalui selama satu tahun.
Sementara, Laburan yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.
2. Ada sejak zaman Hindu Buddha Nusantara
Ketupat menjadi hidangan wajib Lebaran di Indonesia, tetapi sajian ini ternyata sudah ada sebelum masa penyebaran agama Islam di Nusantara.
Sebab bahan dasar pembuatan ketupat yaitu nyiur atau daun kelapa yang merupakan bahan janur dan beras sebagai sumber daya alam sudah dimanfaatkan sebagai makanan masyarakat Nusantara pada zaman Hindu Buddha.
Ketupat juga menjadi simbol untuk mewujudkan rasa syukur terhadap hasil panen yang telah dilakukan sebelumnya.
"Masyarakat agraria terutama pesisir menggunakan janur yang berwarna kuning kehijauan," ucap Fadly.
Sehingga masyarakat pada masa itu menggunakan warna janur yang tak sembarangan.
Fadly menambahkan bahwa warna kuning kehijauan memiliki makna sebagai meminta perlindungan Tuhan saat masa sebelum ajaran Islam masuk ke Indonesia.
Baca juga: 3 Cara Mencegah Ketupat agar Tidak Cepat Basi, Hangatkan Seperlunya
Baca juga: 5 Tradisi Unik Sambut Lebaran di Pulau Jawa, Ada Grebeg Syawal hingga Pawai Pegon
3. Berkaitan dengan tradisi animisme
Fadly juga mengatakan ketupat identik dengan tradisi animisme.
Terdapat tradisi masyarakat agraria yang tersebar di Nusantara yaitu menggantung ketupat di tanduk kerbau untuk mewujudkan rasa syukur karena panen yang dihasilkan.

Tradisi ini masih ada sampai sekarang, masyarakat yang masih melakukan tradisi ini menggantungkan ketupat yang masih kosong di depan pintu rumah.
Hal tersebut dipercaya dapat menolak bala atau pengaruh negatif yang mencoba masuk.
4. Disantap bersama kuliner akulturasi
Ketupat kerap kali dipadukan dengan hidangan Nusantara yang yang dipengaruhi kebudayaan negara lain.
Hidangan tersebut seperti kuah kari yang dipengaruhi kuliner India, atau gulai hidangan yang dipengaruhi oleh kuliner Arab.
Ada juga balado hidangan yang memiliki pengaruh Portugis, semur dan kue kering pengaruh Eropa terutama Belanda, dan manisan pengaruh dari China.
Baca juga: Jam Operasional KRL Selama Libur Lebaran 2021
5. Punya beragam sebutan
Berbagai daerah di Indonesia memiliki sebutan berbeda-beda terhadap ketupat. Misalnya di Bali, ketupat disebut dengan tipat.
Sementara oleh orang Sunda dan Jawa, ketupat disebut dengan kupat.
6. Bagian dari tradisi masyarakat Indonesia
Di Indonesia, terdapat tradisi ketupat.
Beberapa daerah seperti Gresik punya perayaan bernama Kupatan.
Selain di Gresik ada juga tradisi di Madura.
Tradisi Lebaran ketupat di Madura biasa disebut dengan Terater.
Lalu ada juga di Kudus, Syawalan atau Lebaran Ketupat dirayakan dengan prosesi kirab gunungan Seribu Ketupat di Kudus, Jawa Tengah.
Sementara di Lombok ada tradisi bernama Lebaran Topat yang dimeriahkan dengan tradisi nyangkar.
Nyangkar merupakan tradisi nenek moyang orang Sasak saat merayakan Lebaran Topat.
Baca juga: Catat! Daftar Harga Tiket Masuk HeHa Sky View Selama Lebaran 2021
Baca juga: 20 Museum dan Destinasi Budaya di Jakarta yang Buka Selama Libur Lebaran 2021
Berita lain terkait kuliner Lebaran