Breaking News:

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Berkunjung ke Masjid Babah Alun Desari Jaksel, Masjid dengan Arsitektur Tionghoa

Masjid Babah Alun ini tepat berada di samping Gardu Utama Cilandak Tol Desari, Jakarta Selatan.

Instagram/ @triaz.production
Masjid Babah ALun Desari 

TRIBUNTRAVEL.COM - Masjid Babah Alun Desari didirikan oleh seorang mualaf keturunan Tionghoa yakni Muhammad Jusuf Hamka.

Masjid Babah Alun ini tepat berada di samping Gardu Utama Cilandak Tol Desari, Jakarta Selatan.

Bangunan tersebut dominasi dengan warna merah.

Kalau dilihat sekilas, tampak seperti kuil atau klenteng.

Namun, pada bagian tengahnya, terdapat sebuah kubah dengan warna merah, hijau dan kuning yang menjadi ciri khas dari sebuah Masjid ini.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Sumber Mrutu, Wisata di Lumajang yang Dulunya Tempat Pemandian Keluarga Raja

Dengan kombinasi warna merah menyala, serta bentuk atap yang melengkung, masjid ini menggambarkan budaya khas Tionghoa.

Tampilan oriental tersebut juga didukung dengan ornamen-ornamen lainnya seperti pintu, jendela, serta tiang-tiang pilar yang berdiri kokoh.

Menurut Jusuf, arsitektur masjid Babah Alun sendiri memang dibuat dengan akulturasi 3 budaya sebagai simbol keberagaman.

Di antaranya budaya Tionghoa, budaya Arab dan budaya Betawi.

Untuk budaya islami, dituangkan lewat kubah yang dilengkapi kaligrafi Asmaul Husna pada bagian dalam masjid.

2 dari 3 halaman

Selain itu masjid ini juga dipercantik dengan sentuhan-sentuhan khas betawi pada beberapa bagiannya.

Menariknya, kaligrafi-kaligrafi Asmaul Husna di bagian kubah masjid juga dilengkapi dengan terjemahan bahasa mandarin. Hal ini bukan tanpa alasan.

"Sebenernya ini keberagaman tujuannya. Kita tau banyak sodara kita, Tionghoa yang baru masuk islam dan ingin masuk islam sehingga jadi mualaf. Biasanya mereka orang Tionghoa ngerti bahasa Tionghoa, tapi tidak mengerti bahasa Arab" kata Jusuf.

"Sehingga mereka bisa baca pengertiannya itu diatas dalam bahasa Tionghoanya ini. Jadi saya ingin keberagaman ini terjadi pada sodara kita yang Tionghoa," imbuh Jusuf.

Masid Babah Alun Desari ini dibangun di atas tanah seluas 1.000 meter persegi dengan luas bangunan utama masjid sekitar 300 meter persegi.

Pada sisi kanan kiri masjid, ada beberapa fasilitas lain yang disediakan untuk masyarakat.

Di antaranya adalah pojok halal, atau warung UMKM yang menjual makanan dan minuman.

Adapula balai rakyat pada lantai atas sisi kiri masjid yang bisa dipergunakan oleh masyarakat secara gratis.

Masjid Babah Alun Desari ini diresmikan pada Agustus 2020 lalu.

Karena kondisi pandemi, pengunjung yang datang ke Masjid Babah Alun Desari ini maksimal 100 orang saja.

3 dari 3 halaman

Hal ini dilakukan untuk mencegah penularan virus Covid-19.

Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Babah Alun Desari ini, juga menjadi satu destinasi wisata religi di Jakarta Selatan yang bisa dikunjungi.

Tepatnya berada di Jalan Mandala II Bawah Nomor 100, RT 4/RW 2, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Menikmati Syahdunya Air Terjun Sumuran, di Lereng Gunung Andong Magelang

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Jelajah Taman Wisata Ndayu Park Sragen untuk Liburan Akhir Pekan

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Usai Diguncang Gempa, Wisata Pantai Selatan di Malang Tetap Buka

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Liburan di Pantai Mentigi Lombok Utara Serasa Private Beach , Masuknya Masih Gratis

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Mengintip Sejuknya Situ Gede Bogor, Tempat Favorit untuk yang Hobi Mancing

(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Travel UpdateMasjid Babah Alun Desari Jakselmualaf keturunan Tionghoa
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved