TRIBUNTRAVEL.COM - Gunung berapi La Soufriere setinggi 4.049 kaki di St. Vincent, Karibia meletus pada Jumat (9/4/2021) pagi.
Peristiwa ini terjadi hanya satu hari setelah peringatan dari pejabat pemerintah di pulau tersebut.
Menurut The Washington Post, Senin (12/4/2021) letusan Gunung La Soufriere mengirimkan abu sejauh 3,2 kilometer.
Letusan terjadi hanya beberapa jam setelah penduduk di zona bahaya terdekat diperintahkan untuk mengungsi.
Baca juga: 5 Gunung Berapi yang Bisa Kamu Jelajahi Secara Virtual, Termasuk Poas di Kosta Rika
Para pejabat mengatakan jarak pandang rendah yang disebabkan oleh puing-puing vulkanik telah mempersulit proses evakuasi.
Hingga artikel ini ditulis, tidak ada korban jiwa atau korban luka yang dilaporkan.

Letusan dimulai pada pukul 08.41 pagi waktu setempat setelah ledakan awal puing-puing gunung berapi.
Asap dan abu terlihat bergerak ke arah timur laut, melayang lebih tinggi ke atmosfer dan mencapai setidaknya 38.500 kaki.
Diketahui, ketinggian tersebut berpotensi memiliki dampak pada pesawat komersial.
"Kolom abu mulai jatuh kembali di sekitar gunung berapi," Erouscilla Joseph, Direktur Pusat Penelitian Seismik di Universitas Hindia Barat, mengatakan kepada The Washington Post.
"Kemungkinan akan ada kerusakan properti. Ini bisa berlangsung selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan," tambahnya.
Evakuasi awal 'zona merah' St. Vincent dimulai pada Kamis (8/4/2021) setelah para ilmuwan mencatat gempa di La Soufriere, satu-satunya gunung berapi aktif di pulau itu.
Getaran ini menandakan risiko tinggi letusan, saat magma memecah batu dan bergeser ke dekat permukaan, The Washington Post melaporkan.
Sekira 5.000 hingga 6.000 orang tinggal di daerah bencana, kata Joseph.
Pada Jumat pagi, Perdana Menteri Ralph Gonsalves mengatakan sekira 4.500 orang telah dievakuasi, dengan beberapa menaiki kapal pesiar ke pulau-pulau terdekat, sementara yang lain mundur ke daerah lain di St. Vincent.
Gonsalves juga mengakui bahwa telah terjadi kendala dalam proses evakuasi, menambahkan bahwa dia tidak ingin ada yang panik.
"Saya ingin ini disiplin. Saya ingin ini tertib," ujarnya.
Letusan gunung berapi paling mematikan di La Soufriere terjadi pada 6 Mei 1902, menewaskan hampir 1.600 orang.
Teknologi baru dan sistem peringatan canggih telah membantu mencegah tragedi sebesar itu.
Selama letusan terakhir pada April 1979, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Letusan rekor lainnya terjadi pada 1718 dan 1812.
Baca juga: Bandara Guatemala Ditutup Karena Letusan Gunung Berapi, Landasan Pacu Dipenuhi Abu
Baca juga: Bahayakah Pesawat Melintas di Sekitar Letusan Gunung Berapi dan Menembus Abu Vulkanik?
Baca juga: Fakta Unik Kastil Edinburgh, Kastil Megah di Skotlandia yang Dibangun di Atas Gunung Berapi
Baca juga: Kilauea, Gunung Berapi Teraktif di Dunia Kembali Meletus
Baca juga: Fakta Sejarah Pompeii, Kota Kuno yang Terkubur oleh Letusan Gunung Berapi
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)