Breaking News:

TRIBUNTRAVEL UPDATE

TRAVEL UPDATE: Menelusuri Sejarah Astana Giribangun Karanganyar, Area Pemakaman Keluarga Soeharto

Astana Giribangun, kompleks pemakaman keluarga Soeharto yang kerap menjadi destinasi wisata dan ziarah.

Instagram/@niken.chen
Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Astana Giribangun adalah mausoleum bagi keluarga Presiden Indonesia ke-2, yaitu Soeharto.

Kompleks makam ini berlokasi di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Jalan Astana Giribangun, Girilayu, Matesih, Karanganyar, Jawa Tengah.

Jika berangkat dari pusat Kota Solo, kamu hanya perlu menempuh jarak sekira 35 kilometer saja.

Selain sebagai kompleks pemakaman, Astana Giribangun juga kerap menjadi destinasi wisata dan ziarah.

Bagi wisatawan yang berlibur ke Karanganyar, kurang lengkap rasanya jika tak menyempatkan berkunjung ke Astana Giribangun.

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Serunya Liburan ke The Lawu Park Karanganyar, Ada Penginapan Mirip Rumah Hobbit

Dikuitp dari TribunSolo.com, para pengunjung biasanya berziarah atau hanya berwisata religi di makam Soeharto dan keluarganya ini.

Astana Giribangun, kompleks makam tempat Soeharto dan sang istri, Tien Soeharto bersemayam.
Astana Giribangun, kompleks makam tempat Soeharto dan sang istri, Tien Soeharto bersemayam. (//disparpora.karanganyarkab.go.id)

Menurut petugas penjaga Astana Giribangun, Sabar, area itu sudah berdiri sejak 1976.

"Dahulu peresmiannya dengan pemindahan jenazah dari Ayah Ibu Tin, Soemaharjomo dan kakak tertua Ibu Tin, Siti Hartini Oudang dari Makam Utoroloyo," katanya kepada TribunSolo.com pada Minggu (17/01/2021).

Sejak saat itu keluarga Soeharto dari Ibu Tin bilamana meninggal akan dimakamkan di Astana Giribangun.

"Untuk keluarga dari garis nasab Soeharto sudah ada di Godean Sleman Yogyakarta," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Bangunan yang berada 660 meter di atas permukaan laut tersebut selalu ramai dikunjungi peziarah hampir setiap hari.

"Dulu rekor terbanyak ketika meninggalnya ibu Tin yang pernah tercatat 12 ribu peziarah di buku tamu," ujarnya.

Kini, akibat pandemi Covid-19 berdampak pada jumlah peziarah yang hanya tinggal hitungan jari saja.

"Sekarang cuma sedikit hanya beberapa saja," ungkapnya.

TRAVEL UPDATE: Asyiknya Bernostalgia Jajanan Tempo Dulu di Pasar Ciplukan Karanganyar

Karanganyar ternyata memiliki satu destinasi yang cukup unik bernama Pasar Ciplukan.

Pasar Ciplukan berlokasi di Lembah Dongde, Dusun Mlilir, Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar.

Selama berkunjung ke Pasar Ciplukan, kamu bisa berwisata sembari bernostalgia menikmati hal-hal yang berbau zaman dahulu alias jadul.

Menurut laporam wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin, Pasar Ciplukan berdiri di bawah rerimbunan pepohonan dengan daun serta rantingnya yang lebat.

Tak heran jika suasana di Pasar Ciplukan menjadi rindang nan asri.

3 dari 3 halaman

Aneka jajanan khas daerah bisa kamu temukan di sini, mulai dari sate kerang, kue apem, tiwul, hingga aneka ragam panganan lainnya.

Turis dari Uganda yang mengunjungi Pasar Ciplukan dan menukarkan uang dengan koin kayu di Dusun Mlilir, RW 13, Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Minggu (7/3/2021).
Turis dari Uganda yang mengunjungi Pasar Ciplukan dan menukarkan uang dengan koin kayu di Dusun Mlilir, RW 13, Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Minggu (7/3/2021). (TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin)

Menurut Mulyono (45) selaku Ketua Wisata Lembah Dongde, pasar tersebut telah berdiri sejak 17 Agustus 2020.

"Pasar ini berdiri di tengah pandemi Covid-19, kami harap dengan semangat 17-an pasar ini bisa eksis di tengah keterbatasan," ungkapnya kepada TribunSolo pada Minggu (7/3/2021).

Dirinya menjelaskan penggunaan 'ciplukan' pada nama pasar sebagai bentuk pengingat bahwa buah tersebut sempat viral di era 90-an dan di awal 2000-an.

"Masa kecil anak desa zaman dulu kan sangat lekat dengan ciplukan," kenangnya.

"Dulu banyak di ladang, sekarang sudah mulai berkurang dan kami ingin mengingatnya kembali dengan menjadikannya sebagai nama pasar," kisahnya.

Selain nama pasarnya yang unik, di pasar ini para pembeli dan pedagang bertransaksi menggunakan alat tukar koin kayu yang telah disediakan pihak pengelola.

"Setiap koin kami hargai Rp 2 ribu," jelasnya.

Baca juga: Waduk Cengklik, Lokasi Wisata Cantik untuk Pemburu Senja dan Fotografer

Baca juga: Jelajah Curug Kiara Danu, Wisata Instagramable di Kaki Gunung Ciremai Majalengka

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Danau Lut Atas, Wisata Baru di Aceh yang Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

Baca juga: Melihat Sejarah Berdirinya Pasar Beringjarho, Tempat Asyik Berburu Oleh-oleh di Jogja

Baca juga: TRAVEL UPDATE: Berwisata Sembari Belajar Sejarah di Taman Mayura Lombok

(TribunTravel.com/Mym)

Baca selengkapnya soal tempat wisata di sini.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Jawa TengahKaranganyarMatesihGirilayuAstana Giribangun
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved